Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Tinea Cruris annisa-meidina 2023-09-27T09:31:29+07:00 2023-09-27T09:31:29+07:00
Tinea Cruris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Tinea Cruris

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk tinea cruris ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tinea cruris, atau dikenal pula dengan jock itch, adalah dermatofitosis pada area inguinal atau lipat paha. Area ini merupakan area yang lembap dan berkeringat sehingga menjadi area predileksi pada tinea cruris. Tinea cruris umumnya ditemukan pada usia dewasa muda dan dewasa.[1]

Etiologi tinea cruris yang sering ditemukan adalah Trichophyton rubrum. Faktor risiko terkait tinea cruris adalah mereka yang banyak berkeringat, atlet olahraga kontak fisik seperti boxing, higiene buruk, menggunakan baju yang tidak menyerap keringat, serta kondisi klinis tertentu seperti diabetes mellitus dan kondisi imunokompromais lainnya.

Dermatofitosis umumnya menyerang lapisan keratin di stratum korneum karena memerlukan keratin untuk bertahan hidup. Maka dari itu, kondisi ini memberikan manifestasi klinis khas, yaitu plak annular eritema dengan central healing dan lesi satelit, disertai pruritus.[1–3]

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala khas pada tinea cruris adalah plak annular, yang berwarna kemerahan dengan skuama halus di atasnya disertai tepi yang lebih tinggi dan central healing. Tepi lesi lebih aktif dan ukuran dapat meningkat secara sentrifugal dan asimetris.

Pada area sekitar plak, dapat ditemukan vesikel atau papul yang disebut sebagai lesi satelit. Apabila jumlah lesi >1, lesi tersebut dalam perjalanan penyakitnya membesar dan dapat berkonfluens. Pruritus merupakan keluhan utama pada tinea cruris.

Pada anamnesis perlu ditanyakan mengenai riwayat pekerjaan, keringat berlebihan dan kebiasaan menggunakan pakaian oklusif. Riwayat diabetes mellitus, imunokompromais, serta penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi hepar dan ginjal juga perlu ditanyakan. Riwayat penggunaan kortikosteroid dan obat imunosupresan lainnya juga perlu ditanyakan.[1,3]

Peringatan

Hal yang perlu diperhatikan pada tinea cruris terutama terkait efek samping antifungal. Pada penggunaan antifungal topikal, seperti clotrimazole, efek samping yang dilaporkan adalah iritasi, rasa terbakar, dan urtikaria. Terbinafine lebih dipilih daripada golongan azole karena efek samping yang lebih minimal, durasi terapi yang lebih singkat, serta tidak memerlukan sitokrom p450 untuk metabolisme.[1,4]

Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, penyesuaian dosis dan pilihan antifungal sistemik harus diperhatikan. Terbinafine diekskresikan di ginjal, sehingga  perlu dilakukan penyesuaian dosis untuk penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Itraconazole tidak direkomendasikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

Kortikosteroid tidak direkomendasikan sebagai tata laksana dermatofitosis karena memperkuat membran plasma dermatofita, sehingga memfasilitasi infeksi primer menjadi semakin berat dan antifungal yang diberikan menjadi kurang efektif.[1,5]

Terapi Suportif

Pasien perlu diedukasi untuk tidak menggunakan pakaian ketat, dan disarankan untuk menggunakan pakaian berbahan katun dan tidak oklusif. Minta pasien untuk mengganti pakaian apabila pakaian yang dikenakan basah, misalnya karena berkeringat. Edukasi pasien untuk menjaga area tubuh, terutama area lesi agar tetap kering.

Pasien dapat disarankan untuk menggunakan bedak absorben maupun deodoran untuk mengurangi kelembaban, terutama pada area lipatan. Edukasi pasien untuk tidak saling meminjamkan pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan.[1,5,6]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa definitif untuk tinea cruris adalah antifungal golongan allylamine maupun golongan azol. Pemberian antihistamin dapat dipertimbangkan untuk mengurangi gejala, seperti gatal.

Antifungal

Antifungal yang disarankan untuk tata laksana definitif tinea cruris adalah golongan allylamine, seperti terbinafine, atau golongan azol, misalnya itraconazole. Umumnya pada tinea cruris lebih disarankan antifungal topikal. Akan tetapi, antifungal sistemik dapat dipertimbangkan bila:

  • Lesi ekstensif maupun cenderung rekalsitran
  • Lesi melibatkan lebih dari 1 area
  • Pasien dengan imunokompromais
  • Pasien yang tidak memberikan respon pada terapi antifungal topikal[1,3,5,6]

Antifungal Topikal:

Antifungal topikal yang direkomendasikan untuk tinea cruris dapat dipilih salah satu di bawah ini.

  • Terbinafine cream 2 kali sehari selama 2 minggu

  • Clotrimazole 1% cream 2 kali sehari selama 4–6 minggu
  • Miconazole 1% cream 2 kali sehari selama 4–6 minggu[1,3,5]

Pastikan bahwa jumlah cream topikal yang diresepkan cukup untuk digunakan oleh pasien sesuai dengan resep.

Antifungal Sistemik:

Rekomendasi antifungal sistemik untuk tinea cruris pada pasien dewasa dapat dipilih salah satu di bawah ini:

  • Terbinafine 250 mg peroral (PO) 1 kali sehari selama 2–3 minggu
  • Itraconazole 100 mg PO 1 kali sehari selama 1–2 minggu[1,5]

Durasi terapi dapat memanjang menjadi 4 minggu pada kasus rekalsitran. Griseofulvin dan fluconazole sudah tidak banyak digunakan untuk tinea cruris, karena durasi terapi yang lebih lama dan potensi hepatotoksisitas yang lebih besar.[1,5]

Antihistamin

Antihistamin dapat direkomendasikan untuk mengurangi keluhan gatal pada tinea cruris. Antihistamin yang dipilih adalah generasi kedua, seperti cetirizine dan loratadine dengan dosis 10 mg per hari yang diberikan sesuai gejala.[7,8]

Penggunaan pada Kehamilan

Antifungal sistemik yang dapat direkomendasikan untuk ibu hamil adalah terbinafine (kategori B menurut FDA). Itraconazole masuk dalam kategori C menurut FDA. Penggunaan itraconazole pada trimester pertama berhubungan dengan peningkatan risiko abortus dan berat badan lahir rendah.[5,9,10]

Referensi

1. Pippin MM, Madden ML, Das M. Tinea Cruris. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554602/
2. Moriarty B, Hay R, Morris-Jones R. The diagnosis and management of tinea. BMJ. 2012 Jul 10;345:e4380. https://doi.org/10.1136/bmj.e4380
3. Ely JW, Rosenfeld S, Stone MS. Diagnosis and Management of Tinea Infections. Am Fam Physician. 2014 Nov 15;90(10):702–11. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2014/1115/p702.html
4. El‐Gohary M, Zuuren EJ van, Fedorowicz Z, Burgess H, Doney L, Stuart B, et al. Topical antifungal treatments for tinea cruris and tinea corporis. Cochrane Database Syst Rev. 2014. https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD009992.pub2/full
5. Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive review. Indian Dermatol Online J. 2016;7(2):77–86. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4804599/
6. Jartarkar SR, Patil A, Goldust Y, Cockerell CJ, Schwartz RA, Grabbe S, et al. Pathogenesis, Immunology and Management of Dermatophytosis. J Fungi. 2021 Dec 31;8(1):39. https://www.mdpi.com/2309-608X/8/1/39
7. Naqvi A, Gerriets V. Cetirizine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549776/
8. Sidhu G, Akhondi H. Loratadine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542278/
9. U.S. Food and Drug Administration. Itraconazole. FDA, 2018. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/020083s062lbl.pdf
10. De Santis M, Di Gianantonio E, Cesari E, Ambrosini G, Straface G, Clementi M. First-trimester itraconazole exposure and pregnancy outcome: a prospective cohort study of women contacting teratology information services in Italy. Drug Saf. 2009;32(3):239–44. https://doi.org/10.2165/00002018-200932030-00006

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ti...

Artikel Terkait

  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Eunike
Dibalas 18 Mei 2025, 00:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
3 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.