Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik karyanti 2023-06-05T09:02:12+07:00 2023-06-05T09:02:12+07:00
Ketoasidosis Diabetik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi Dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ketoasidosis Diabetik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Patofisiologi yang mendasari ketoasidosis diabetik (KAD) atau diabetic ketoacidosis adalah penurunan aktivitas insulin yang bersirkulasi disertai adanya peningkatan kontra-regulator hormon stres seperti glukagon, epinefrin, norepinefrin, kortisol, dan growth hormone.[4]

Defisiensi Insulin

Berdasarkan konsentrasi yang bersirkulasi, insulin memiliki beberapa efek. Pada konsentrasi sangat rendah, insulin menghambat lipolisis dan menghentikan produksi keton. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, insulin menstimulasi penyerapan glukosa ke dalam sel, menghambat glikogenolisis, dan menstimulasi sintesis glikogen.

Dengan demikian, jika tidak terdapat insulins seperti pada diabetes mellitus tipe 1, atau jika hormon kontra-regulator (kortisol, katekolamin, atau glukagon) tinggi, seperti adanya penyakit akut, maka penyerapan glukosa ke dalam sel akan menurun, dan memerlukan substrat energi alternatif. Defisiensi insulin meningkatkan aktivitas hormon lipase sensitif. Hal ini menyebabkan pemecahan trigliserida dan pelepasan asam lemak bebas.

Asam lemak bebas ini membentuk acetyl coenzyme A (CoA) akibat oksidasi beta, dan memasuki siklus tricarboxylic acid (TCA). Namun, saat konsentrasi asam lemak bebas tinggi, pada kondisi defisiensi insulin, maka siklus TCA kewalahan dan acetyl CoA dikonversi menjadi keton pada hepar. Pada kondisi ini, akumulasi dari keton menyebabkan asidosis metabolik dengan anion gap tinggi yang perlihat pada KAD.[1]

Metabolisme Karbohidrat

Saat terjadi penurunan insulin yang efektif, hiperglikemia terjadi akibat peningkatan glukoneogenesis, glikogenolisis, dan gangguan penggunaan glukosa perifer akibat resistensi insulin. Enzim glukoneogenik fructosa 1,6 biphosphatase, phosphoenolpyruvate carboxykinase (PEPCK), glucosa 6 phosphatase dan pyruvate carboxylase, terstimulasi dengan peningkatan rasio glukoan:insulin dan hiperkortisolisme yang menyebabkan percepatan produksi glukosa hepar.[4]

Selain itu juga terdapat peningkatan prekursor glukoneogenik seperti asam amino alanin dan glutamin, akibat katabolisme protein; laktat dari peningkatan glikogenolisis otot dan gliserol dari peningkatan lipolisis. Glukoneogenesis hepar adalah mekanisme utama hiperglikemia pada ketoasidosis.[4]

Metabolisme Lipid

Penurunan aktivitas insulin efektif dan peningkatan konsentrasi dari hormon kontra-regulator, terutama epinefrin, yang mengaktivasi hormon lipase sensitif pada jaringan adiposa, mengakibatkan peningkatan produksi non-esterified fatty acids (NEFA) dan gliserol dari pemecahan trigliserida pada KAD. NEFA teroksidasi menjadi keton pada hepar, sebuah proses yang distimulasi oleh glukagon. Selain itu, glukagon juga mensintesis diacylglycerol yang berkontribusi pada hiperlipidemia dan peningkatan very-low-density proteins (VLDL).

Hiperglukagonemia mengakibatkan ketogenesis melalui peningkatan konsentrasi karnitin hepatik dan penurunan malonyl CoA hepatik, yang menstimulasi carnitine acyltransferase (CAT1), enzim rate-limiting pada ketogenesis. Pembersihan keton juga terganggu pada KAD akibat konsentrasi insulin yang rendah, peningkatan glukokortikoid, dan penurunan penggunaan glukosa perifer.[4]

Gangguan Cairan dan Elektrolit

Diuresis osmotik akibat hiperglikemia menyebabkan hilangnya mineral dan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium, kalsium, klorida, dan fosfat. Sebagian elektrolit ini (natrium, kalium, klorida) dapat digantikan secara cepat saat terapi, sedangkan yang lainnya memerlukan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengembalikan homeostasis.[4]

Abnormalitas kalium pada KAD sering dijumpai akibat peningkatan tonisitas plasma, yang menyebabkan pergeseran cairan dan kalium intraseluler ke ruang ekstraseluler. Selain itu, katabolisme protein dengan pergeseran kalium resultan ke ruang ekstraseluler, penurunan re-entry kalium ke sel secara sekunder karena insulinopenia dan hilangnya kalium renal yang signifikan akibat diuresis osmotik dan ketonuria. Hal ini menyebabkan gangguan homeostasis kalium. Hilangnya volume progresif menyebabkan penurunan glomerular filtration rate (GFR) dan retensi glukosa dan keto-anion yang lebih banyak pada plasma sehingga peningkatan tonisitas plasma.[4]

Diuresis Osmotik

Ekskresi keto-anion menyebabkan ekskresi kation urin obligat dalam bentuk natrium, kalium, dan garam amonium, yang berkontribusi pada diuresis terlarut. Defisiensi insulin juga berkontribusi pada kehilangan cairan dan elektrolit pada ginjal karena efek insulin pada tubulus renalis dalam menyerap garam dan cairan menurun.[4]

Ketoasidosis diabetik terjadi sebagai konsekuensi defisiensi insulin baik absolut maupun relatif diiringi dengan kenaikan hormon-hormon antagonis insulin, seperti glukagon, kortisol, growth hormone, epinefrin, dan sitokin. Hal ini menyebabkan terjadinya proses glukoneogenesis yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya diuresis osmotik sehingga menyebabkan terjadinya poliuria, dehidrasi, dan polidipsia.

Edema Serebral

Ketoasidosis diabetik yang terus berlanjut akan menyebabkan terjadinya edema serebral atau edema otak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dehidrasi, asidosis, dan rendahnya kadar karbondioksida pada darah (PaCO2). Faktor-faktor tersebut bersama dengan proses inflamasi yang terjadi akibat ketoasidosis diabetik akan menurunkan aliran darah ke otak sehingga terjadi risiko edema serebral saat terapi rehidrasi dilakukan. Edema serebral ini akan meningkatkan tekanan intrakranial sehingga berpotensi menyebabkan kematian.[4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Dhatariya KK. Defining and characterising diabetic ketoacidosis in adults. Diabetes Res. Clin. Pract. 2019;155:107797.
4. Nyenwe EA, Kitabchi AE. The evolution of diabetic ketoacidosis: An update of its etiology, pathogenesis and management. Metabolism 2016;65:507–21.

Pendahuluan Ketoasidosis Diabetik
Etiologi Ketoasidosis Diabetik

Artikel Terkait

  • Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
    Manajemen Ketoasidosis Diabetik pada Pasien Gagal Jantung dan Gagal Ginjal
  • Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
    Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
  • Tata Laksana Ketoasidosis Diabetik: Cairan Ringer Laktat atau Salin Normal
    Tata Laksana Ketoasidosis Diabetik: Cairan Ringer Laktat atau Salin Normal
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Desember 2022, 15:52
Mencegah Hipokalemia Diabetik Ketoasidosis - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Yoke, Sp.APada anak yang datang dengan diabetik ketoasidosis, bagaimana mencegah terjadinya hipokalemia pada pemberian insulin?Terimakasih sebelumnya...
dr.Budyo Utomo
Dibalas 22 Agustus 2022, 10:50
Pasien Ketoasidosis Diabetik, dengan riwayat Heart Failure apakah boleh dilakukan rehidrasi guyur cairan
Oleh: dr.Budyo Utomo
1 Balasan
ALO Dokter. Mohon ijin bertanya, apakah pasien dengan riwayat Heart Failure dengan kondisi Ketoasidosis Diabetik, apakah boleh dilakukan rehidrasi guyur...
Anonymous
Dibalas 18 Maret 2022, 08:24
Pasien dengan Hiperglikemia >400 apakah dapat didiagnosis ketoasidosis Diabetikum
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya.. Apakah untuk mendiagnosis KAD di Igd cukup dengan hiperglikemia >400 + nafas kussmaul saja ? Apakah harus ada penurunan kesadaran...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.