Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Non-alcoholic Fatty Liver general_alomedika 2024-06-20T08:00:18+07:00 2024-06-20T08:00:18+07:00
Non-alcoholic Fatty Liver
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Non-alcoholic Fatty Liver

Oleh :
dr.Monica DS, MH
Share To Social Media:

Penatalaksanaan non-alcoholic fatty liver (NAFL) atau perlemakan hati non-alkoholik fokus pada perubahan gaya hidup, termasuk perubahan diet dan olahraga. Hal ini penting untuk memperbaiki luaran penyakit, seperti penurunan angka mortalitas dan memperlambat progresi penyakit menjadi sirosis atau karsinoma hepatoseluler.

Program intervensi gaya hidup dan penurunan berat badan dapat mengurangi kadar lemak hati, menghilangkan steatohepatitis dan fibrosis, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan umum intervensi gaya hidup adalah penurunan berat badan secara bertahap (hingga 1 kg/minggu) dengan diet hipokalori (defisit 500–1000 kkal).[1-4,11]

Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup menjadi lini pertama tata laksana NAFL. Ini mencakup penurunan berat badan, perubahan diet, dan aktivitas fisik.[4,11]

Penurunan Berat Badan

Studi menunjukkan bahwa perbaikan histologi hati terjadi pada 58% individu yang mencapai penurunan berat badan > 5%, dan pada 90% individu yang mencapai penurunan berat badan > 10%. Penurunan berat badan yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan kalori, perubahan pola diet, melakukan aktivitas fisik, hingga tindakan bedah bariatrik. [1-4,11]

Perubahan Diet

Pasien NAFLD cenderung mengonsumsi makanan berenergi tinggi yang kaya akan minuman berperisa gula dan lemak jenuh, tetapi kurang dalam mikronutrien yang ditemukan dalam buah segar, serat, sayuran hijau, dan asam lemak poli tak jenuh omega-3 (n-3 PUFA). Oleh karena itu, rencana diet sebaiknya mendorong diet rendah karbohidrat, rendah lemak, dan tipe Mediterania.

Berikut beberapa perubahan diet yang bisa dianjurkan pada pasien:

  • Restriksi kalori 500–1000 kkal/hari.
  • Melakukan diet Mediterania dengan diet rendah lemak dan karbohidrat, diet tinggi serat, serta diet tinggi protein.
  • Diet rendah karbohidrat (<40-45% karbohidrat)
  • Mengganti kalori dengan asam lemak polyunsaturated dan monounsaturated

  • Menghindari konsumsi lemak trans, atau dibatasi menjadi 7-10%
  • Menghindari makanan tinggi kalori dan tinggi gula, termasuk minuman kaleng yang mengandung pemanis buatan seperti fruktosa
  • Membatasi asupan alkohol dan kopi[1-3,12]

Aktivitas Fisik

Dosis optimal olahraga untuk manfaat hati, termasuk jenis, intensitas, volume, dan besaran efek tanpa penurunan berat badan, masih menjadi subjek perdebatan. Namun, aktivitas fisik telah terbukti dapat mengurangi steatosis hati secara independen dari perubahan diet.

Pedoman klinis merekomendasikan aktivitas fisik sebanyak 3-5 kali per minggu dan durasi 150-200 menit per minggu. Jenis aktivitas fisik yang direkomendasikan adalah aktivitas fisik aerobik dengan intensitas sedang, seperti bersepeda, berjalan cepat. Latihan resistensi juga dapat menjadi alternatif aktivitas fisik yang dapat dilakukan.[1]

Medikamentosa

Belum ada medikamentosa yang secara spesifik disetujui untuk NAFL. Medikamentosa terutama diarahkan kepada penyakit yang mendasari. Umumnya tata laksana medikamentosa lebih dianjurkan untuk pasien non-alcoholic steatohepatitis (NASH). Beberapa uji klinis telah menyatakan bahwa resmetirom efektif untuk NASH dan NAFL.

Penelitian menunjukkan bahwa pioglitazone efektif meningkatkan kondisi hati pada pasien dengan prediabetes atau diabetes tipe 2 dengan mengurangi steatosis hati, nekrosis, dan peradangan. Namun, efek samping seperti peningkatan berat badan, edema, risiko kanker kandung kemih, dan penurunan kepadatan mineral tulang menjadi perhatian potensial. Selain itu, GLP-1 agonist dan SGLT2 inhibitor juga telah dilaporkan memiliki efek positif pada histologi hati, tetapi dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal.

Vitamin E terbukti efektif meningkatkan histologi hati pada pasien dengan steatohepatitis, tetapi keberhasilannya masih diperdebatkan. Statin, meskipun tidak memperbaiki histologi hati, dilaporkan dapat mengurangi morbiditas kardiovaskular pada pasien NAFL. Pentoxifylline juga telah diteliti dan diketahui dapat memperbaiki beberapa parameter inflamasi pada hati, namun tidak memberikan perbaikan signifikan pada steatosis, nekrosis, atau fibrosis.[1-3,11,12]

Pembedahan

Transplantasi hepar diindikasikan bagi pasien yang sudah mencapai tahap sirosis, bahkan tahap gagal hati tingkat akhir dan karsinoma hepar. Pembedahan bariatrik dan by pass jejunum diindikasikan bagi pasien obesitas dengan indeks massa tubuh di atas 40 kg/m2 maupun yang telah mengalami NAFL disease (NAFLD).

Menurut rekomendasi pedoman klinis, pembedahan bariatrik metabolik mengurangi lemak hepar dan memperbaiki histologi hepar. Prosedur ini memiliki risiko komplikasi pasca operasi yang besar jika dikerjakan pada pasien yang sudah mencapai tahap sirosis, sehingga keputusan bersifat individu.[1-3]

Pemantauan Karsinoma Hepatoseluler

Skrining untuk karsinoma hepatoseluler (HCC) pada NAFL perlu dilakukan dengan mempertimbangkan faktor risiko seperti adanya sirosis hati yang terkait dengan NAFLD. Meskipun steatosis hati dapat berkaitan dengan faktor risiko HCC seperti obesitas, diabetes tipe 2 (T2DM), dan disfungsi metabolik, namun tanpa adanya sirosis, risiko terjadinya karsinoma hepatoseluler dilaporkan rendah.

Ultrasonografi dianggap sebagai pilihan yang berguna untuk skrining HCC karena aspek keamanan, ketersediaan, dan efektivitas biaya. Namun, sensitivitasnya untuk mendeteksi HCC tahap awal dilaporkan hanya sekitar 47%. Oleh karena itu, diusulkan untuk melakukan pengukuran bersamaan biomarker serum seperti alfa fetoprotein (AFP). Contrast-enhanced ultrasonography juga dilaporkan bermanfaat untuk deteksi dini HCC, tetapi tidak tersedia secara luas.

Sebuah uji coba terkontrol acak menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat deteksi HCC tahap awal dan prognosis antara interval skrining 3 atau 6 bulan. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan skrining dengan interval 6 bulan.[3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. European Association for the Study of the Liver (EASL), European Association for the Study of Diabetes (EASD), European Association for the Study of Obesity (EASO). EASL-EASD-EASO clinical practice guidelines for the management of non-alcoholic fatty liver disease. Journal of Hepatology. 2016:64;1388-42.
2. Basu R, Noureddin M, Clark JM. Nonalcoholic fatty liver disease: review of management for primary care providers. Mayo Clin Proc 2022; 97:1700-16. https://doi.org/10.1016/j.mayocp.2022.04.005.
3. Eslam M, Sarin SK, Wong VWS, Fan JG, Kawaguchi T, Ahn SH, et al. The Asian Pacific Association for the Study of the Liver clinical practice guidelines for the diagnosis and management of metabolic associated fatty liver disease. Hepatol Int 2020; 14:889-919. https://doi.org/10.1007/s12072-020-10094-2.
4. Ando Y, Jou JH. Non-alcoholic fatty liver disease and recent guideline updates. Clinical Liver Disease. 2021;17(1):23-8.
11. Rinella ME, Neuschwander-Tetri BA, Siddiqul MS, Abdelmalek MF, Caldwell S, Barb D, et al. AASLD practice guideline on the clinical assessment and management of non-alcoholic fatty liver disease. Hepatology. 2023; 77:1797-1835.
12. Chalasani N, Younossi Z, Lavine JE, Charlton M, Cusi K, Rinella M, et al. The Diagnosis and Management of Nonalcoholic Fatty Liver Disease: Practice Guidance From the American Association for the Study of Liver Diseases. 2017. https://doi.org/10.1002/hep.29367/ suppinfo.

Diagnosis Non-alcoholic Fatty Liver
Prognosis Non-alcoholic Fatty Liver

Artikel Terkait

  • Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
    Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
  • Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
    Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
  • Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
    Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
  • Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
    Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
  • Resmetirom: Obat Efektif untuk Terapi Fatty Liver
    Resmetirom: Obat Efektif untuk Terapi Fatty Liver

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 03 September 2023, 14:28
Mnemonic #31 : Penyebab Fatty Liver (Perlemakan Hati)
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
H - High Fat Diet (Diet Tinggi Lemak) A - Alcohol Consumption (Konsumsi Alkohol) T - Type 2 Diabetes (Diabetes Tipe 2) I - Infeksi Virus (Hepatitis B atau...
dr.Yan Cahyadi anas
Dibalas 13 November 2021, 20:19
Pasien laki laki usia 42 tahun dengan Fatty liver
Oleh: dr.Yan Cahyadi anas
2 Balasan
Alo dokter saya punya pasien laki laki 42 Tahun dengan Fatty liver datang di rawat jalansudah 4 bulan minum obat urdahex dan vitamin e 800.Keluhan saat ini...
dr. Nurul Falah
Dibalas 15 April 2021, 07:21
Peranan puasa bagi pasien dengan fatty liver - Gastroenterologi-Hepatologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dr. Muhammad Miftahussurur, Sp.PD-KGEH, M.Kes, Ph.D, FINASIM, izin bertanya dokter.Bagaimana peranan puasa pada pasien dengan fatty liver? Asupan nutrisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.