Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Penyakit Wilson annisa-meidina 2025-04-11T11:09:38+07:00 2025-04-11T11:09:38+07:00
Penyakit Wilson
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Penyakit Wilson

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Patofisiologi penyakit Wilson atau Wilson's disease berhubungan dengan kegagalan metabolisme zat tembaga dalam tubuh yang menyebabkan akumulasi zat tembaga di berbagai jaringan tubuh, dengan hati dan otak sebagai organ yang paling terdampak. Patofisiologi penyakit Wilson didasari kelainan genetik autosomal resesif akibat mutasi gen ATP7B, yang berperan dalam transpor zat tembaga dalam tubuh.[1,3]

Patofisiologi Hepatik

Tembaga memiliki peran penting dalam berbagai proses seluler dalam tubuh. Tembaga diserap dalam usus halus dan kemudian ditranspor ke hati dengan bantuan albumin. Umumnya manusia mengonsumsi lebih banyak tembaga daripada kadar yang dibutuhkan tubuh. Sehingga, kelebihan tembaga akan diekskresikan melalui empedu dan sebagian lagi melalui ginjal.[3]

Dalam hati, tembaga akan berikatan dengan protein transporter, terutama berupa seruloplasmin, dan ditranspor ke seluruh tubuh. Pada hati yang sehat, ATP7B memfasilitasi pengikatan tembaga ke dalam seruloplasmin, dan kemudian memediasi ekskresinya ke dalam empedu. Mutasi pada ATP7B mengganggu proses ini, yang mengakibatkan akumulasi tembaga di hati dan seruloplasmin disekresikan dalam bentuk yang kekurangan tembaga.[1-3]

Awalnya, tembaga yang berlebihan dalam hati mengikat protein transporter bernama metallothionein dalam sitosol. Namun, ketika kapasitas pengikatan terlampaui, tembaga mengkatalisis produksi zat radikal melalui proses Fenton, yang menyebabkan stres oksidatif. Lingkungan oksidatif ini merusak hepatosit, memicu peradangan, fibrosis, dan berpotensi berkembang menjadi sirosis hepatis.[1-3]

Akumulasi berlebih tembaga di hati juga kemudian mengganggu fungsi reseptor nuklir atau nuclear receptor (NR) yang berperan penting dalam mengatur metabolisme lipid dan respons inflamasi. Inhibisi reseptor ini oleh tembaga berkontribusi terhadap disregulasi lipid dan perburukan patologi hati pada penyakit Wilson. Hati akan melepas tembaga yang tidak berikatan dengan seruloplasmin ke dalam aliran darah hingga terakumulasi di berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal, mata, dan otak.[1,3]

Manifestasi Neuropsikiatri

Akumulasi tembaga dalam sistem saraf pusat, khususnya di ganglia basal, menyebabkan berbagai gejala neurologis dan kejiwaan. Mekanisme pastinya masih dalam penyelidikan, tetapi stres oksidatif yang disebabkan tembaga dan disfungsi mitokondria memicu terjadinya kerusakan neuronal. Manifestasi klinis meliputi gangguan gerakan, gangguan kejiwaan, dan gangguan kognitif.[1,3,6]

Modifikasi Epigenetik

Studi terkini menunjukkan bahwa akumulasi tembaga dapat menyebabkan perubahan epigenetik, seperti metilasi DNA dan modifikasi histon, yang mengubah pola ekspresi gen. Perubahan epigenetik ini dapat berperan dalam variabilitas fenotipik yang diamati di antara pasien penyakit Wilson. Memahami mekanisme molekuler ini penting dalam pemilihan terapi agar dapat mengurangi toksisitas akibat akumulasi tembaga pada pasien dengan penyakit Wilson.[3]

Referensi

1. Kasztelan-Szczerbinska B, Cichoz-Lach H. Wilson's Disease: An Update on the Diagnostic Workup and Management. J Clin Med. 2021 Oct 30;10(21):5097. doi: 10.3390/jcm10215097.
2. Immergluck J, Anilkumar AC. Wilson Disease. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441990/
3. Dev S, Kruse RL, Hamilton JP, Lutsenko S. Wilson Disease: Update on Pathophysiology and Treatment. Front Cell Dev Biol. 2022 May 2;10:871877. doi: 10.3389/fcell.2022.871877.
6. Gromadzka G, Antos A, Sorysz Z, Litwin T. Psychiatric Symptoms in Wilson's Disease-Consequence of ATP7B Gene Mutations or Just Coincidence?-Possible Causal Cascades and Molecular Pathways. Int J Mol Sci. 2024 Nov 18;25(22):12354. doi: 10.3390/ijms252212354.

Pendahuluan Penyakit Wilson
Etiologi Penyakit Wilson

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Carvedilol Untuk Hipertensi Portal pada Sirosis Hepar – Telaah Jurnal Alomedika
    Carvedilol Untuk Hipertensi Portal pada Sirosis Hepar – Telaah Jurnal Alomedika
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
  • Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa
    Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 10 Februari 2023, 09:18
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
Dibalas 13 Januari 2023, 16:32
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
Anonymous
Dibalas 25 Agustus 2022, 18:21
Indikasi skrining kanker hati dan varises esofagus pada pasien sirosis terkait alkohol - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Marlina, Sp. PD. Saya ingin bertanya, pada pasien dengan sirosis hati terkait konsumsi alkohol kapan perlu dilakukan skrining varises esofagus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.