Prognosis Leukemia
Prognosis leukemia yang dilaporkan paling buruk adalah pada kasus Acute Myeloid Leukemia atau AML. Secara umum, prognosis dipengaruhi oleh usia pasien, jenis atau subtipe leukemia yang diidentifikasi, respons terhadap terapi, ada tidaknya penyakit komorbid, maupun kondisi infeksi.[33,34]
Pasien leukemia dengan usia lanjut yang memiliki banyak penyakit komorbid cenderung memiliki prognosis yang lebih buruk. Komplikasi yang timbul pada leukemia sangat kompleks dan semakin memburuk seiring dengan progresivitas penyakit.[18,27,29]
Komplikasi
Komplikasi leukemia bersifat sangat kompleks, tidak hanya berasal dari progresivitas leukemia saja, namun komplikasi yang terjadi juga dapat berasal dari efek kemoterapi pada pasien leukemia.[18,26,27]
Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat progresivitas penyakit leukemia adalah infeksi, perdarahan, dan gangguan neurologi ataupun osteonekrosis (terutama pada pasien anak). Komplikasi akibat kemoterapi dapat berupa toksisitas pasca kemoterapi dan infertilitas.[27-29]
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan komplikasi dari progresivitas penyakit leukemia itu sendiri. Pada kondisi ini, protein yang berfungsi untuk mengontrol proses pembekuan darah menjadi tidak berfungsi, sehingga menyebabkan trombosis dan perdarahan. DIC sering dikaitkan dengan AML tetapi juga dapat ditemukan sebagai komplikasi dari jenis atau subtipe leukemia lainnya.[27-29]
Infeksi
Imunosupresi yang terjadi akibat kemoterapi, transplantasi sel induk, atau leukemia sendiri dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien. Demam dengan neutropenia pada pasien imunosupresi harus segera dilakukan evaluasi sumber infeksi dan inisiasi terapi antibiotik spektrum luas.[27-29]
Prognosis
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis dari leukemia, yaitu:
- Jenis atau subtipe leukemia
- Usia pasien saat didiagnosis leukemia untuk pertama kali
- Adanya komorbiditas
- Respons terhadap pilihan terapi yang dijalani
- Temuan sitogenetik dan molekuler[33,34]
AML merupakan jenis leukemia yang memiliki prognosis yang buruk karena respons yang kurang terhadap kemoterapi dan antibodi mononukleal. Secara umum, angka kesintasan 5 tahun pada pasien AML usia dewasa adalah 30% dan pada pasien AML yang berusia lanjut cenderung memiliki angka kesintasan yang lebih rendah lagi akibat adanya kemungkinan penyakit komorbid.[33,34]
National Cancer Institute dalam periode 2015–2020 telah melaporkan angka kesintasan pasien leukemia, berdasarkan jenis atau subtipe leukemia, sebagai berikut:
- Tingkat kesintasan hidup 5 tahun pada pasien Chronic Lymphoid Leukemia (CLL) adalah 88%
- Tingkat kesintasan hidup 5 tahun pada pasien Acute Lymphoid Leukemia (ALL) adalah 71.3%
- Tingkat kesintasan hidup 5 tahun pada pasien Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah 70.6%
- Tingkat kesintasan hidup 5 tahun pada pasien Acute Myeloid Leukemia (AML) adalah 31.7%
- Tingkat kesintasan hidup 5 tahun pada pasien Acute Monocytic Leukemia (AML-M5) adalah 23.7%[33,34]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji