Facebook 
Masuk dengan Email
Patofisiologi AV Block
Patofisiologi AV block atau blok atrioventrikular melibatkan adanya gangguan atau interupsi aliran impuls listrik dari atrium ke ventrikel jantung. Gangguan konduksi ini bisa terjadi secara total ataupun parsial. AV block terjadi akibat abnormalitas di sistem konduksi nodus atrioventrikular atau sistem His-Purkinje.[1-3]
Fisiologi Sistem Konduksi Jantung
Jantung memiliki sistem persarafannya sendiri yang disebut dengan sistem konduksi jantung. Sistem konduksi jantung terdiri nodus sinoatrial, nodus atrioventrikuler, bundle of His, bundle branches, serta serabut Purkinje. Adanya depolarisasi jantung yang merata dari atrium ke ventrikel memungkinkan adanya proses kontraksi dan ejeksi darah keluar jantung.
Impuls dibuat oleh sekelompok sel khusus pada jantung yang disebut dengan sel pacemaker. Sel pacemaker jantung ditemukan paling banyak di dekat nodus sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikuler (AV). AV block terjadi ketika impuls listrik dari nodus SA tidak seluruhnya disalurkan ke area ventrikel.[1,2]
Patofisiologi AV block
Patofisiologi AV block melibatkan adanya ketidaklancaran arus kelistrikan jantung yang dapat disebabkan oleh:
- Penyakit jantung iskemik
- Perubahan degeneratif
- Adanya proses infeksi seperti miokarditis, atau proses infiltratif seperti penyakit Lyme dan sarkoidosis
- Adanya konsumsi obat-obatan yang memberikan efek memperlambat arus listrik pada nodus AV seperti procainamide.
- Adanya fenomena Bexold-Jasric Reflex: adanya infark miokardium inferior dapat meningkatkan tonus vagal sementara sehingga menyebabkan AV blok tipe Mobitz 1 atau AV blok total
AV block derajat satu dapat berasal dari lokasi manapun di sepanjang sistem konduksi jantung. AV block derajat 2 tipe Mobitz 1 biasanya memiliki topis kelainan pada nodus AV sementara AV block derajat 2 tipe Mobitz 2 biasanya memiliki topis kelainan pada jaras konduksi di bawah nodus AV. AV block derajat 3 berarti bahwa tidak ada impuls apapun yang dapat diteruskan ke daerah ventrikel.[3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra
