Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kelainan Katup Jantung general_alomedika 2024-02-15T10:27:13+07:00 2024-02-15T10:27:13+07:00
Kelainan Katup Jantung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kelainan Katup Jantung

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Baku emas diagnosis kelainan katup jantung atau valvular heart disease saat ini adalah echocardiography. Namun, sebelumnya, dokter tetap perlu melakukan evaluasi lengkap dari gejala yang dialami pasien saat ini, riwayat penyakit komorbid, hingga pemeriksaan fisik jantung. Auskultasi jantung terutama perlu diperhatikan untuk mendeteksi adanya murmur jantung.[9]

Anamnesis

Anamnesis kelainan katup jantung meliputi gejala yang dialami pasien selama ini dan apakah ada aktivitas yang memperberat sesak napas yang dirasakan. Selain itu, gali faktor risiko jantung, seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan dislipidemia.[3]

Kelainan Katup Aorta

Manifestasi klinis dari stenosis katup aorta meliputi sesak napas, sinkop, angina, dan pada akhirnya gejala gagal jantung. Pasien umumnya merasakan penurunan toleransi terhadap aktivitas dan cepat lelah. Sementara itu, gejala dari regurgitasi katup aorta berkembang dalam beberapa puluh tahun. Gejalanya meliputi dyspneu yang diperberat dengan aktivitas, paroxysmal nocturnal dyspnea, nyeri dada, palpitasi, dan nyeri kepala berdenyut.[5,6]

Kelainan Katup Mitral

Gejala umum pada stenosis katup mitral adalah orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea. Pasien dapat mengeluh palpitasi dan nyeri dada. Sementara itu, regurgitasi katup mitral umumnya ditandai sesak napas pada saat istirahat, yang diperberat pada posisi supine dan bisa disertai batuk berlendir pink atau sputum berbusa. Pada kasus regurgitasi mitral akut, dapat dijumpai nyeri dada menjalar ke leher, rahang, bahu atau ekstremitas atas, mual, dan diaforesis.[8,9]

Kelainan Katup Trikuspid

Pada regurgitasi katup trikuspid ringan umumnya tidak ada gejala signifikan. Namun, pada kasus berat, dapat ditemukan gejala gagal jantung kanan yang diawali hipertensi pulmonal. Dokter dapat menemukan kelemahan, sesak napas, dan intoleransi terhadap aktivitas. Pada stenosis katup trikuspid, dapat ditemukan gejala dari penurunan curah jantung seperti fatigue, sinkop, atau sesak napas akibat aktivitas fisik.[10,11]

Kelainan Katup Pulmonal

Mayoritas pasien dengan stenosis katup pulmonal bersifat asimtomatik, yang dapat menyebabkan missed diagnosis hingga terjadi kerusakan. Pasien simtomatik umumnya mengeluhkan dyspnea atau fatigue saat aktivitas. Pada regurgitasi katup pulmonal, pasien mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas dan mengalami sesak napas. Pada gangguan berat, dapat muncul keluhan gagal jantung kanan.[12,13]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kelainan bunyi jantung seperti murmur menjadi kunci untuk mengidentifikasi kelainan katup jantung. Pada kondisi awal penyakit, ukuran jantung bisa masih normal, tetapi ukuran akan membesar seiring perkembangan penyakit. Pada palpasi, thrill di apikal dapat teraba.[7-11]

Kelainan Katup Aorta

Pada stenosis katup aorta, dapat ditemukan denyut nadi lemah, palpasi precordial thrill, tekanan darah sistolik-diastolik menyempit, murmur ejeksi mid-sistolik menjalar ke arteri karotis, suara jantung S2 melemah akibat restriksi katup, dan suara S4.[7]

Regurgitasi katup aorta berhubungan dengan pelebaran rentang tekanan darah sistolik dan diastolik. Systolic thrill dapat teraba pada bagian atas jantung atau puncak suprasternal dan di atas arteri karotis. Suara S1 jantung terdengar normal, tetapi suara S2 meningkat akibat dilatasi dasar katup aorta atau menurun akibat penebalan daun katup aorta. Dokter dapat mendengar murmur diastolik decrescendo, terutama pada ruang interkostal 3 sepanjang batas sternum kiri.[19]

Kelainan Katup Mitral

Pada pemeriksaan auskultasi pada stenosis katup mitral, dapat ditemukan suara S1 lebih besar dan teraba akibat penutupan paksa katup mitral. Suara S2 dapat membesar jika terdapat hipertensi pulmonal berat. Selain itu, bisa ditemukan murmur mid-diastolik pada apeks jantung dan lebih jelas pada posisi left lateral decubitus.[20]

Regurgitasi katup mitral bisa ditandai dengan murmur holosistolik pada apeks jantung dengan penjalaran ke axilla kiri. Pada kondisi akut, pasien bisa mengalami penurunan kesadaran, hipotensi, takikardia, takipnea, hipoksemia, dan sianosis.[15]

Kelainan Katup Trikuspid

Regurgitasi katup trikuspid gejala ringan hingga sedang umumnya tidak menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. Namun, pada regurgitasi katup trikuspid berat, dapat ditemui gejala gagal jantung kanan seperti edema perifer, asites, dan kongesti hepar serta distensi vena jugularis, S3 gallop, dan murmur pansistolik.[11]

Stenosis katup trikuspid umumnya memiliki gejala kongestif sistemik akibat penurunan curah jantung. Dokter dapat menemukan edema inferior, asites, edema anasarka, dan hepatopati kongestif. Selain itu, kenaikan tekanan vena jugularis dan tanda Kussmaul serta murmur mid-diastolik pada ruang interkostalis 4 kiri bisa ditemukan.[10]

Kelainan Katup Pulmonal

Pada stenosis katup pulmonal, dapat ditemukan beberapa kelainan jantung seperti left parasternal heave (akibat hipertrofi ventrikel kanan). Auskultasi pada batas sternum kiri atas dapat menunjukkan murmur ejeksi sistolik yang menjalar ke punggung. Selain itu, dapat ditemukan juga ejection click dan S2 split akibat dari penutupan katup pulmonal yang terlambat. Pasien dengan defek septum dapat mengalami sianosis.[12]

Auskultasi pada regurgitasi katup pulmonal menunjukkan murmur diastolik decrescendo pada ruang interkostalis 2 dan 3 kiri, serta suara S3 yang menandakan kelebihan volume. Intensitas murmur dapat meningkat ketika pasien inspirasi dan menurun ketika pasien melakukan manuver Valsava.[13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kelainan katup jantung lebih terarah pada upaya membedakan jenis kelainan katup yang terjadi, yang bisa dibantu dengan echocardiography. Namun, ada juga beberapa diagnosis banding lain seperti kardiomiopati hipertrofi ataupun penyakit jantung bawaan.[12,18,19]

Kardiomiopati Hipertrofi

Pada pemeriksaan fisik, kardiomiopati hipertrofi dapat menunjukkan murmur ejeksi sistolik yang mirip dengan stenosis katup aorta. Selain itu, dapat ditemukan juga gejala sinkop atau angina. Echocardiography dapat membantu diagnosis.[18]

Penyakit Jantung Kongenital

Penyakit jantung kongenital mungkin tidak terdiagnosis sejak awal. Ketika pasien telah dewasa, gejala dari penyakit jantung kongenital dapat menyerupai kelainan katup jantung. Kelainan katup jantung seperti stenosis katup pulmoner juga sering disebabkan oleh penyakit jantung kongenital.[12]

Pemeriksaan Penunjang

Echocardiography merupakan baku emas dalam diagnosis kelainan katup jantung. Tes lainnya dapat berupa stress test dan pencitraan radiologis atau angiography.

Echocardiography

Transthoracic echocardiography (TTE) adalah pemeriksaan diagnostik standar untuk evaluasi awal pada pasien dengan diagnosis atau kecurigaan kelainan katup jantung. TTE merupakan kunci untuk menegakkan diagnosis serta menilai etiologi, mekanisme, fungsi, tingkat keparahan, dan prognosis. TTE memberikan penilaian akurat mengenai anatomi katup serta abnormalitas lainnya seperti dilatasi aorta.[3,9]

Echocardiography Doppler memberikan penilaian akurat mengenai hemodinamik katup. Untuk stenosis katup, pengukuran yang diperlukan adalah kecepatan maksimal, gradien rata-rata, dan area katup. Untuk regurgitasi katup, penilaian regurgitant orifice area, volume, dan fraction dilakukan. Selain itu, dapat dilakukan juga penilaian derajat  keparahan dengan pencitraan Doppler berwarna.[3]

Stress Test

Tujuan utama stress test adalah untuk menilai secara objektif terjadinya gejala pada pasien yang asimtomatik. Kelainan katup umumnya memiliki progresivitas yang lambat, sehingga pasien sering kali tidak merasakan gejala tetapi tanpa disadari membatasi aktivitasnya. Stress test juga bisa menentukan tingkat aktivitas fisik atau olahraga yang direkomendasikan selanjutnya.[3,9]

Pencitraan Radiologis

Pada pasien dengan hasil echocardiography yang kurang memadai atau inkonklusif, cardiac magnetic resonance (CMR) dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan kelainan katup, terutama kelainan regurgitasi, dan untuk menilai volume ventrikel, fungsi sistolik, abnormalitas dari ascending aorta, dan fibrosis miokardium.[9]

Cardiac computed tomography (CCT) dapat memberikan evaluasi tingkat keparahan kelainan katup, terutama pada stenosis katup aorta dan gambaran mengenai penyakit  yang berhubungan dengan aorta (dilatasi, kalsifikasi). CCT perlu dilakukan ketika hasil echocardiography mengindikasikan ada pembesaran aorta >40 mm, untuk memperjelas diameter aorta dan menilai morfologi serta konfigurasi dari aorta. CCT sangat penting dalam perencanaan transcatheter aortic valve implantation (TAVI) dan juga bermanfaat untuk menilai patient-prosthesis mismatch (PPM).[9]

Pemeriksaan Invasif

Coronary angiography direkomendasikan untuk menilai penyakit arteri koroner ketika pasien direncanakan untuk dilakukan intervensi atau pembedahan. Tujuannya adalah untuk menilai apakah perlu dilakukan revaskularisasi koroner. Manfaat terbesar dari kateterisasi jantung adalah untuk mengukur tekanan intrakardia dan resistansi vaskular pulmonal yang akan memengaruhi pengambilan keputusan intervensi katup.[3,9]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Pepi Nurapipah

Referensi

3. Otto CM, Nishimura RA, Bonow RO, Carabello BA, Erwin JP, Gentile F, et al. 2020 ACC/AHA Guideline for the Management of Patients With Valvular Heart Disease. Journal of the American College of Cardiology 2021;77:e25–197.
5. Bartoli-Leonard F, Aikawa E. Heart Valve Disease: Challenges and New Opportunities. Frontiers in Cardiovascular Medicine 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7642276/
6. Zheng KH, Tzolos E, Dweck MR. Pathophysiology of Aortic Stenosis and Future Perspectives for Medical Therapy. Cardiology Clinics 2020;38:1–12.
7. Shah SM, Shah J, Lakey SM, Garg P, Ripley DP. Pathophysiology, emerging techniques for the assessment and novel treatment of aortic stenosis. Open Heart 2023;10:e002244.
8. Harky A, Botezatu B, Kakar S, Ren M, Shirke MM, Pullan M. Mitral valve diseases: Pathophysiology and interventions. Progress in Cardiovascular Diseases 2021;67:98–104.
9. Vahanian A, Beyersdorf F, Praz F, Milojevic M, Baldus S, Bauersachs J, et al. 2021 ESC/EACTS Guidelines for the management of valvular heart disease: Developed by the Task Force for the management of valvular heart disease of the European Society of Cardiology (ESC) and the European Association for Cardio-Thoracic Surgery (EACTS). European Heart Journal 2022;43:561–632.
10. Golamari R, Shams P, Bhattacharya PT. Tricuspid Stenosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499990/
11. Mulla S, Asuka E, Bora V, Siddiqui WJ. Tricuspid Regurgitation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526121/
12. Heaton J, Kyriakopoulos C. Pulmonic Stenosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560750/
13. Saji AM, Sharma S. Pulmonary Regurgitation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557564/
15. Douedi S, Douedi H. Mitral Regurgitation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553135/
18. Pujari SH, Agasthi P. Aortic Stenosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557628/
19. Dewaswala N, Chait R. Aortic Regurgitation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555944/
20. Shah SN, Sharma S. Mitral Stenosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430742/

Epidemiologi Kelainan Katup Jantung
Penatalaksanaan Kelainan Katup J...

Artikel Terkait

  • Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
    Metode Penutupan Celah Ventricular Septal Defect dan Pertimbangan Pemilihannya
  • Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
    Manajemen Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Jantung Bawaan
  • Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
    Aman Tidaknya Pasien Atrial Septal Defect Berolahraga
  • Serba-serbi Pembedahan Minimal Invasif Katup Mitral Jantung
    Serba-serbi Pembedahan Minimal Invasif Katup Mitral Jantung
  • Pembedahan Dini untuk Regurgitasi Trikuspid Parah yang Terisolasi – Telaah Jurnal Alomedika
    Pembedahan Dini untuk Regurgitasi Trikuspid Parah yang Terisolasi – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Februari 2025, 13:59
Tata laksana pada pasien stenosis mitral
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, Izin diskusi nya dok, px wanita 54 thun riwayat stenosis mitral dari spjp dn di berikan obat bisoprolol 1x1/2, furosemid 1x1/2, atorvastatin 1x1,...
Anonymous
Dibalas 24 Agustus 2024, 11:46
Pasien CHF dengan regurgitasi mitral
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang dokter, izin konsul. Saya mendapat pasien di IGD, Tn. T usia 52 tahun datang keluhan batuk sesak dan pusing, ada riwayat HT dan DM.Pemeriksaan...
dr. Gabriela
Dibalas 04 April 2024, 09:12
Jurnal Paling Zonk di Bulan April 2024
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter,Bulan kemarin kita sudah bahas 1 jurnal zonk yang kalau tidak kita telaah baik-baik, dapat menjerumuskan kita ke dalam omong kosong ilmiah. Yuk,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.