Pendahuluan Dehidrasi
Dehidrasi merupakan kondisi tubuh yang mengalami defisit cairan. Di mana, defisit cairan dapat disebabkan oleh asupan cairan yang tidak adekuat ataupun terjadi peningkatan pengeluaran cairan. Faktor yang menyebabkan asupan cairan pasien berkurang, misalnya penurunan kesadaran, disfagia, dan kelainan pada sistem persarafan. Sementara, faktor yang meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh, misalnya diare, luka bakar, sepsis.[1-4]
Selain itu, keadaan hiperosmolaritas pada pasien ketoasidosis diabetik juga dapat menyebabkan cairan berpindahan ke kompartemen ekstraseluler, sehingga pasien dapat mengalami dehidrasi. Prevalensi dehidrasi pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit berkisar 6-30%. Sebanyak 1,5% diantaranya merupakan penyebab utama pasien dirawat di rumah sakit. Penyebab utama paling sering terjadinya dehidrasi pada orang berusia lanjut adalah asupan oral yang tidak adekuat, sementara pada anak-anak dan balita adalah diare.[1-6]
Defisit cairan dapat disertai oleh gangguan elektrolit. Berdasarkan ada tidaknya gangguan elektrolit, dehidrasi dapat diklasifikan menjadi tiga kategori, yaitu dehidrasi isotonik, dehidrasi hipotonik, dan dehidrasi hipertonik. Perbedaan kadar elektrolit pada pasien yang mengalami dehidrasi disebabkan oleh perbedaan patofisiologinya.[3,4]
Manifestasi klinis pasien yang mengalami dehidrasi berhubungan dengan deplesi volume cairan intravaskular. Terapi rehidrasi pada pasien dengan dehidrasi derajat ringan-sedang dapat diberikan melalui pemberian larutan oral rehidrasi, sementara pada pasien dengan dehidrasi berat diperlukan resusitasi cairan secara cepat melalui akses intravena.[5-9]
Prognosis pasien yang mengalami dehidrasi biasanya baik bila mendapat terapi rehidrasi yang cepat, tepat, dan adekuat, serta penyebab keadaan dehidrasi dapat teratasi. Komplikasi pasien yang mengalami dehidrasi disebabkan oleh terapi rehidrasi yang tidak adekuat ataupun terapi rehidrasi yang berlebihan. Dehidrasi yang tidak teratasi dapat menyebabkan syok hipovolemik, kegagalan multiorgan, hingga kematian.[5-9]