Epidemiologi Dehidrasi
Epidemiologi dehidrasi secara global dibedakan antara anak-anak dan dewasa. Pada anak disebabkan oleh diare, sedangkan pada populasi dewasa disebabkan oleh imobilitas, hilangnya rangsang haus, diabetes melitus, dan penyakit ginjal.
Global
Pada tahun 2004 sekitar 518.000 kasus dehidrasi menjadi penyebab primer rawat inap di rumah sakit di Amerika Serikat. Total biaya perawatan di rumah sakit akibat dehidrasi diperkirakan mencapai 5,5 juta dollar. Hampir 88% kasus dehidrasi merupakan kasus kegawatdaruratan, dan 54% kasus dehidrasi masuk ke rumah sakit melalui instalasi gawat darurat.
Tingkat mortalitas di rumah sakit akibat dehidrasi mencapai 2%. Penyebab utama paling sering terjadinya dehidrasi pada orang berusia lanjut adalah imobilitas, hilangnya rangsang haus, diabetes melitus, dan penyakit ginjal, sementara pada anak-anak dehidrasi paling banyak disebabkan oleh diare.[6,7]
Indonesia
Data dari penelitian The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) pada tahun 2008-2009 dengan jumlah sampel sebanyak 604 remaja dan 582 orang dewasa, 46,3% sampel penelitian mengalami dehidrasi, yang terdiri dari 44,5% remaja dan 48.1% pada orang dewasa. Faktor yang berperan dalam menyebabkan dehidrasi adalah area ekologi, suhu badan, pengetahuan mengenai nutrisi cairan yang cukup, dan kurangnya asupan cairan.[8]
Mortalitas
Prevalensi dehidrasi pada pasien berusia lebih dari 65 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit berkisar 6-30%. Sebanyak 1.5% diantaranya, dehidrasi merupakan penyebab utama pasien dirawat di rumah sakit. Tingkat fatality rate pada kasus dehidrasi mencapai 50%.
Prevalensi dehidrasi pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit diperkirakan mencapai 45% pada 48 jam pertama setelah pasien dirawat inap. Pada tahun 2015, dehidrasi dilaporkan sebagai penyebab kematian tunggal pada 99 kasus kematian di rumah sakit di Inggris.[7,8]