Pendahuluan Meconium Aspiration Syndrome
Meconium aspiration syndrome (MAS) atau sindrom aspirasi mekonium merupakan kondisi gangguan pernapasan yang terjadi pada neonatus akibat aspirasi mekonium ke dalam saluran napas, baik sebelum, selama, maupun setelah proses persalinan. Kondisi ini seringkali dihubungkan dengan kehamilan postterm dan meconium-stained amniotic fluid (MSAF).[1,2]
Mekonium sendiri adalah materi usus pertama janin yang mengandung cairan amnion, sel epitel, mukus, dan debris usus. Aspirasi biasanya terjadi sebagai respons terhadap stres janin intrauterin seperti hipoksia, yang menyebabkan relaksasi sfingter anal dan pernapasan terengah-engah oleh janin dalam rahim. Mekonium yang teraspirasi dapat menyumbat jalan napas, menyebabkan peradangan, menginaktivasi surfaktan, dan menimbulkan gangguan ventilasi serta perfusi paru.[2,3]
Secara klinis, bayi dengan MAS sering menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan segera setelah lahir, seperti takipnea, retraksi dada, dan sianosis. MAS juga sering disertai komplikasi seperti persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN), yang dapat memperberat hipoksemia.[1–4]
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat lahir melalui cairan ketuban bercampur mekonium, munculnya gejala respiratori dalam 2 jam pertama kehidupan, dan temuan radiologi. Rontgen toraks menunjukkan pola infiltrat kasar, hiperinflasi paru, dan area konsolidasi. Pemeriksaan gas darah menunjukkan hipoksemia dan asidosis. Ekokardiografi diperlukan untuk menilai tekanan arteri pulmonalis dan menyingkirkan penyakit jantung kongenital, khususnya bila terdapat dugaan PPHN.[1–5]
Penatalaksanaan MAS bergantung pada beratnya gejala. Terapi suportif di NICU meliputi pemberian oksigen tambahan untuk menjaga SpO₂ dalam kisaran 90–95%. Pada kasus ringan, oksigenasi dengan kanula nasal atau CPAP sudah cukup. Bila terdapat gagal napas atau kebutuhan FiO₂>0,8, diperlukan ventilasi mekanik. Pada pasien dengan PPHN, inhaled nitric oxide (iNO) dapat digunakan untuk memperbaiki perfusi paru dan oksigenasi.[1–5]
Prognosis MAS bervariasi tergantung tingkat keparahan. Pada kasus berat, terdapat risiko komplikasi seperti sindrom kebocoran udara pulmonal (KUP), PPHN, dan gangguan neurologis akibat hipoksia. Tingkat kematian telah menurun di negara maju, terutama dengan tersedianya ventilasi modern, surfaktan, dan iNO. Manajemen yang cepat dan multidisipliner penting untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas.[2,3]