Etiologi Meconium Aspiration Syndrome
Etiologi meconium aspiration syndrome atau sindrom aspirasi mekonium adalah aspirasi cairan amnion yang tercemar mekonium atau meconium-stained amniotic fluid (MSAF). Terdapat beberapa faktor risiko sindrom aspirasi mekonium yang melibatkan kematangan dan stres janin, kesehatan ibu, dan manajemen peripartum yang tidak adekuat.[2,5,7]
Etiologi
Sindrom aspirasi mekonium berkembang ketika janin atau neonatus menghirup cairan ketuban yang mengandung mekonium saat di dalam rahim atau selama persalinan. Aspirasi terjadi melalui gerakan terengah-engah janin yang dipicu oleh hipoksia atau saat napas pertama pascapersalinan.[2,5]
Keluarnya mekonium sebelum kelahiran terutama dipicu oleh stres janin, paling sering hipoksia akibat insufisiensi plasenta, kompresi tali pusat, kondisi ibu, dan oleh kematangan janin pada bayi postterm. Kombinasi stres dan fungsi gastrointestinal yang matang ini mendorong peningkatan peristaltik dan relaksasi sfingter ani, yang menyebabkan keluarnya mekonium.[2,5]
Faktor Risiko
Beberapa faktor perinatal dan maternal yang terkait dengan peningkatan risiko sindrom aspirasi mekonium meliputi:
- Kehamilan postterm (≥42 minggu)
- Gawat janin atau denyut jantung janin yang tidak adekuat. Tanda ini sering kali mencerminkan hipoksia intermiten
- Skor APGAR rendah atau fetal asidosis
- Mekonium yang bersifat kental berkaitan dengan peningkatan risiko obstruksi saluran napas janin
- Oligohidramnion
- Insufisiensi plasenta
Risiko maternal seperti usia ibu ≥30 tahun, nuliparitas, hipertensi, diabetes mellitus, preeklampsia, atau penyalahgunaan zat. Infeksi atau peradangan intraamnion dan maternal, seperti korioamnionitis, semakin meningkatkan risiko melalui stres dan peradangan janin yang dimediasi endotoksin.[2-10]