Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Maloklusi annisa-meidina 2023-08-28T10:14:59+07:00 2023-08-28T10:14:59+07:00
Maloklusi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Maloklusi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Penatalaksanaan maloklusi atau malocclusion umumnya dilakukan dengan perawatan bracket dental, baik berupa alat orthodontik cekat atau lepasan. Pada maloklusi yang melibatkan faktor skeletal, perawatan dapat diikuti dengan modifikasi pertumbuhan pada anak atau orthognathic surgery pada orang dewasa.[11-16]

Penatalaksanaan maloklusi dapat dibedakan sesuai dengan tipe maloklusi yang terjadi, seperti crowding, kelas I Angle, kelas II Angle, kelas III Angle, deep bite, dan open bite.

Crowding

Kondisi berjejal parah yang dialami pasien biasanya diiringi dengan kondisi crossbite dan scissor bite. Pada kondisi ini, perawatan yang harus dilakukan adalah penggunaan alat orthodontik cekat, disertai dengan pencabutan gigi untuk memberikan ruang yang cukup bagi gigi geligi yang lain kembali ke lengkung idealnya.[11-16]

Pada kasus crowding yang tidak terlalu parah, dapat dilakukan perawatan dengan alat orthodontik lepasan (removable). Namun, jenis perawatan ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada perawatan dengan alat orthodontik cekat.[11-16]

Pilihan perawatan lain yang sedang sangat berkembang adalah invisalign. Invisalign adalah alat removable seperti aligner yang dapat mengoreksi segala jenis maloklusi, seperti open bite, overbite, overjet, hingga crossbite. Untuk mendapat hasil maksimal sesuai waktu harapan, invisalign harus digunakan minimal 20-22 jam/hari.[11-16]

Kelas I Angle

Pada kasus kelas I Angle, umumnya penatalaksanaan yang paling relevan adalah observasi. Hal ini dikarenakan maloklusi kelas I Angle dianggap sebagai oklusi normal. Namun, jika terjadi kondisi modifikasi Dewey (salah satu atau beberapa dari tipe 1-5), dokter gigi dapat melakukan perawatan koreksi maloklusi dengan menggunakan alat orthodontik.[11-16]

Kelas II Angle

Kelas II Angle merupakan indikasi perawatan maloklusi. Hal ini dikarenakan tanda dan gejala yang dihasilkan oleh maloklusi kelas II Angle sangat beragam dan terutama dapat memengaruhi kepercayaan diri pasien.[11-16]

Jika kondisi kelas II Angle teridentifikasi saat usia anak-anak atau usia mixed dentition (6-14 tahun), dokter gigi dapat memberikan perawatan orthodonti interseptif. Perawatan orthodonti interseptif didefinisikan sebagai perawatan yang dilakukan untuk mencegah maloklusi dentofasial menjadi lebih parah.[11-16]

Pada kondisi kelas II Angle, alat yang paling relevan untuk perawatan orthodonti interseptif pada usia anak-anak adalah alat miofungsional intraoral dan ekstraoral. Alat miofungsional adalah alat orthodonti pasif yang mentransmisikan kekuatan otot-otot orofasial untuk melakukan koreksi maloklusi.[11-16]

Contoh alat miofungsional intraoral adalah aktivator, bionator, bite plane (pada kasus kelas II Angle yang disertai deep bite), Herbst appliance, Frankel appliance, medium opening activator, dan twin block. Sementara itu, contoh alat miofungsional ekstraoral adalah head gear servikal, head gear occipital, high-pull head gear, dan combination pull head gear.[11-16]

Pada kelas II Angle, ada juga beberapa perawatan lain, seperti orthodontic camouflage dan orthognathic surgery. Orthodontic camouflage dilakukan untuk membuat perbedaan ukuran rahang tidak terlihat jelas. Contoh tindakannya adalah mengurangi overbite dan overjet anterior, mengurangi crowding di posterior, serta melakukan intrusi molar. Orthodontic camouflage dilakukan sebagai perawatan alternatif jika pasien tidak ingin orthognathic surgery, dengan catatan kasus maloklusi tidak parah.[11-16]

Sementara itu, orthognathic surgery dilakukan ketika pertumbuhan sudah berhenti dan pasien memiliki discrepancy skeletal yang parah dalam arah vertikal dan/atau sagital. Osteotomi mandibula akan dilakukan dengan disertai pemasangan alat orthodonti cekat sebelum bedah, saat bedah, dan setelah bedah.[11-16]

Kelas III Angle

Jika maloklusi kelas III Angle teridentifikasi pada masa anak-anak atau mixed dentition, dokter gigi dapat melakukan perawatan orthodonti interseptif, yang terdiri dari intraoral dan ekstraoral. Sama seperti kasus kelas II, perawatan di kelas III Angle menggunakan piranti orthodonti interseptif intraoral dengan aktivator dan bionator.[11-16]

Jika perawatan maloklusi kelas III Angle dilakukan pada saat masa pertumbuhan sudah berhenti, maka pilihan perawatannya adalah orthodontic camouflage atau orthognathic surgery.[11-16]

Open Bite

Maloklusi jenis ini merupakan salah satu jenis maloklusi yang sulit untuk dirawat. Hal ini dikarenakan tingkat rekurensi yang tinggi, serta penyebab yang multifaktorial. Dokter gigi harus benar-benar melakukan identifikasi faktor etiologi serta mengeliminasi faktor tersebut. Umumnya, penyebab open bite adalah kebiasaan buruk seperti mengisap ibu jari dan empeng.[11-16]

Jenis perawatan pada kasus ini meliputi perubahan perilaku pasien, penggunaan piranti orthodontik, dan pembedahan. Pada anak-anak, biasanya maloklusi open bite dapat sembuh sendiri seiring dengan erupsinya gigi permanen dan menghilangnya kebiasaan buruk. Pada fase ini dan juga fase mixed dentition, terdapat pilihan perawatan lain yaitu piranti miofungsional dan head gear.[11-16]

Pada orang dewasa yang pertumbuhannya sudah berhenti, perawatan yang dapat dilakukan adalah kombinasi antara ekstraksi gigi, pemakaian alat orthodontik cekat, pemakaian piranti elastik intermaksilaris, dan orthognathic surgery.[11-16]

Referensi

11. Ghodasra R, et al. Orthodontics, Malocclusion. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK592395/
12. Al-Mozany SA, et al. A novel method for treatment of Class III malocclusion in growing patients. Prog Orthod. 2017;18(1). doi: 10.1186/s40510-017-0192-y
13. Ngan P, et al. Evolution of Class III treatment in orthodontics. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. 2015;148(1):22–36. doi: 10.1016/j.ajodo.2015.04.012
14. Wishney M, et al. Myofunctional therapy and prefabricated functional appliances: an overview of the history and evidence. Australian Dental Journal. 2019;64(2):135–144. doi: 10.1111/adj.12690
15. Miles P. Accelerated orthodontic treatment - what’s the evidence?. Aust Dent J. 2017;62. doi: 10.1111/adj.12477
16. Patterson BD, et al. Class II malocclusion correction with Invisalign: Is it possible?. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. 2021;159(1):e41–e48. doi: 10.1016/j.ajodo.2020.08.016

Diagnosis Maloklusi
Prognosis Maloklusi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 5 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 42 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 5 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.