Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Maloklusi annisa-meidina 2023-08-28T10:16:19+07:00 2023-08-28T10:16:19+07:00
Maloklusi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Maloklusi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Prognosis maloklusi atau malocclusion umumnya mempertimbangkan apakah hasil perawatan maloklusi bisa bersifat permanen dan apakah ada risiko relapse gigi kembali ke posisi semula seperti sebelum perawatan.[1-2]

Prognosis maloklusi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti tingkat keparahan maloklusi, tingkat kesehatan gigi dan mulut pasien secara umum, tingkat kepatuhan pasien untuk kontrol selama perawatan, dan tingkat kepatuhan pasien menggunakan retainer setelah perawatan. Faktor tumbuh kembang pasien, misalnya apakah pasien masih berada dalam masa tumbuh kembang dan apakah ada gigi yang masih akan erupsi, juga memengaruhi prognosis.[1,2]

Komplikasi

Kasus maloklusi gigi yang parah dan tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan mastikasi yang mungkin berujung pada gangguan pencernaan. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami gangguan artikulasi, disfungsi temporomandibular joint (TMJ), karies, penyakit periodontal, obstructive sleep apnea, dan gangguan psikososial akibat penurunan kepercayaan diri.[1,2]

Komplikasi juga mungkin terjadi akibat perawatan maloklusi, misalnya disharmoni otot yang mengganggu pergerakan rahang ataupun iritasi mukosa intraoral akibat piranti orthodontik yang digunakan. Pasien juga mungkin mengalami kesulitan berbicara atau mengunyah selama perawatan berlangsung, resorbsi akar, dan kelainan TMJ.[1,2]

Pemeliharaan higienitas oral yang kurang baik saat memakai piranti orthodontik dapat menyebabkan penumpukan plak dan sisa makanan pada piranti tersebut. Hal ini dapat menyebabkan food impaction, gingivitis, karies, atau bahkan periodontitis.[1,2]

Prognosis

Tingkat keparahan maloklusi berkorelasi secara negatif dengan prognosis. Semakin parah suatu maloklusi, semakin buruk pula prognosisnya. Namun, tingkat kesehatan gigi dan mulut pasien secara umum juga memengaruhi prognosis. Jika kondisi rongga mulut pasien terlalu buruk (ada gingivitis, periodontitis, penumpukan plak dan kalkulus, atau karies), dokter gigi harus memperbaiki kesehatan rongga mulut terlebih dahulu untuk meningkatkan prognosis perawatan maloklusi.[1,2]

Tingkat kooperativitas pasien juga memainkan peran penting dalam peningkatan hasil perawatan maloklusi. Perawatan maloklusi merupakan perawatan yang membutuhkan biaya mahal, waktu lama, dan komitmen besar dari pasien dalam setiap prosesnya.[1,2]

Dua hal yang harus diperhatikan adalah tingkat kepatuhan pasien untuk kontrol selama perawatan dan kepatuhan penggunaan retainer setelah perawatan berakhir. Semakin tinggi kepatuhan pasien untuk kontrol, semakin mudah tujuan dan durasi perawatan yang diharapkan tercapai. Sementara itu, penggunaan retainer mencegah kemungkinan relapse setelah perawatan maloklusi berakhir.[1,2]

Referensi

1. Magalhães IB, et al. The influence of malocclusion on masticatory performance: A systematic review. Angle Orthodontist. 2010;80(5):p981–987. doi: 10.2319/011910-33.1
2. Mohlin B, et al. TMD in Relation to Malocclusion and Orthodontic Treatment: A Systematic Review. Angle Orthodontist. 2007;77(3):542. doi: 10.2319/033006-129

Penatalaksanaan Maloklusi
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ma...
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 4 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 12 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 5 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.