Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Maloklusi annisa-meidina 2023-08-28T10:06:20+07:00 2023-08-28T10:06:20+07:00
Maloklusi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Maloklusi

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Maloklusi atau malocclusion berasal dari kata “oklusi” yang berarti kontak antara rahang atas dan rahang bawah serta kata “mal” yang berarti kelainan atau ketidakselarasan. Oleh karena itu, definisi maloklusi adalah kondisi gigi geligi pada rahang atas dan rahang bawah yang tidak selaras dan tidak sesuai dengan posisi seharusnya saat kedua rahang dikatupkan.[1,2]

Patofisiologi maloklusi melibatkan segala faktor yang berdampak pada pola dan arah pertumbuhan gigi atau benih gigi secara individual. Faktor-faktor pengganggu dapat menyebabkan gigi erupsi dengan posisi dan lokasi yang tidak semestinya.[3-7]

Etiologi maloklusi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor umum dan faktor lokal. Contoh faktor umum adalah faktor herediter, faktor lingkungan, kelainan metabolisme, defisiensi nutrisi, kebiasaan buruk, dan trauma. Sementara itu, contoh faktor lokal adalah kelainan jumlah gigi, bentuk gigi, ukuran gigi, frenulum labialis letak tinggi, premature loss atau prolonged retention gigi desidui, karies, dan restorasi gigi yang tidak baik.[3-7]

Referensi

1. Magalhães IB, et al. The influence of malocclusion on masticatory performance: A systematic review. Angle Orthodontist. 2010;80(5):p981–987. doi: 10.2319/011910-33.1
2. Mohlin B, et al. TMD in Relation to Malocclusion and Orthodontic Treatment: A Systematic Review. Angle Orthodontist. 2007;77(3):542. doi: 10.2319/033006-129
3. Abate A, et al. Relationship between breastfeeding and malocclusion: A systematic review of the literature. Nutrients. 2020;12(12):1-15. doi: 10.3390/nu12123688
4. Matsuda S, et al. Can malocclusion provide clinicians with information for differential diagnosis of temporomandibular joint diseases?: A review. Medicine (Baltimore). 2022;101(33):E29247. doi: 10.1097/MD.0000000000029247
5. Ribeiro-Lages MB, et al. Is there association between dental malocclusion and bruxism?: A systematic review and meta-analysis. Journal of Oral Rehabilitation. 2020;47(10):1304–1318. doi: 10.1111/joor.12971
6. Avelar Fernandez CC, et al. Dental anomalies in different growth and skeletal malocclusion patterns. Angle Orthodontist. 2018;88(2):195–201. doi: 10.2319/071917-482.1
7. Amr-Rey O, et al. Association between malocclusion and articulation of phonemes in early childhood. Angle Orthodontist. 2022;92(4):505–511. doi: 10.2319/043021-342.1
8. Alhammadi MS, et al. Global distribution of malocclusion traits: A systematic review. Dental Press J Orthod. 2018;23(6):e1–e10. doi: 10.1590/2177-6709.23.6.40.e1-10.onl
9. Farani W, et al. Prevalensi Maloklusi Anak Usia 9-11 Tahun di SD IT Insan Utama Yogyakarta. Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva. 2021;10(1):26–31. doi: 10.18196/di.v10i1.7534
10. Lombardo G, et al. Worldwide prevalence of malocclusion in the different stages of dentition: A systematic review and meta-analysis. Eur J Paediatr Dent. 2020;21(2):115–122. doi: 10.23804/ejpd.2020.21.02.05
11. Ghodasra R, et al. Orthodontics, Malocclusion. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK592395/
12. Al-Mozany SA, et al. A novel method for treatment of Class III malocclusion in growing patients. Prog Orthod. 2017;18(1). doi: 10.1186/s40510-017-0192-y
13. Ngan P, et al. Evolution of Class III treatment in orthodontics. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. 2015;148(1):22–36. doi: 10.1016/j.ajodo.2015.04.012
14. Wishney M, et al. Myofunctional therapy and prefabricated functional appliances: an overview of the history and evidence. Australian Dental Journal. 2019;64(2):135–144. doi: 10.1111/adj.12690
15. Miles P. Accelerated orthodontic treatment - what’s the evidence?. Aust Dent J. 2017;62. doi: 10.1111/adj.12477
16. Patterson BD, et al. Class II malocclusion correction with Invisalign: Is it possible?. American Journal of Orthodontics and Dentofacial Orthopedics. 2021;159(1):e41–e48. doi: 10.1016/j.ajodo.2020.08.016

(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)

Masuk atau Daftar

Masuk dengan Nomor Ponsel

atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Patofisiologi Maloklusi
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya
Dibalas 11 jam yang lalu
Daftarkan Gratis e-Course ber SKP Terbaru
Oleh: dr.Eurena Maulidya
1 Balasan
ALO Dokter.Dokter, tahu nggak? Udah cek berapa Alomedika Point dokter? Segera tukar Alomedika Point sebelum masa kadaluarsa! Dengan 25.000 Alomedika Point...
dr.Gaza Muhammad Anjartama
Dibalas 4 jam yang lalu
RJP untuk pasien fraktur tulang dada
Oleh: dr.Gaza Muhammad Anjartama
1 Balasan
Izin bertanya dokter.Jika ada kasus korban henti jantung dan henti nafas. Kemudian ketika diperiksa ada jejas di dada dan curiga ada fraktur tulang dada....
Anonymous
Dibalas kemarin, 13:25
Jika pasien mengatakan ia lebih muda dari umurnya, apakah ada masalah kejiwaan?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya ada kasus...seorang pasien yg mengaku umurnya lebih muda dari yg asli...bahkan sampai 9 thn lebih muda....yg saya pertanyakan, apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.