Pendahuluan Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut/acute kidney injury (AKI) adalah suatu kondisi penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut. Penurunan fungsi ginjal ini dapat disebabkan oleh adanya penyakit lain yang menyebabkan hipoperfusi ginjal, seperti sepsis, syok hipovolemik, stenosis arteri renalis atau diseksi aorta.[1-4]
Penyakit yang menyebabkan penurunan cardiac output contohnya syok kardiogenik, emboli paru masif, dan sindrom koroner akut juga menyebabkan AKI.[1,4]
Selain itu, obat-obatan yang bersifat nefrotoksik seperti antibiotik golongan aminoglikosida dan beta laktam (penisilin), vancomycin, amphotericin B, pentamidine, obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), juga dapat menyebabkan AKI. AKI juga dapat disebabkan oleh obstruksi berupa batu ginjal ataupun tumor.[1,4]
Berdasarkan data epidemiologi, AKI paling sering dialami oleh pasien berusia >65 tahun yang memiliki komorbid penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus, dan/atau penyakit kardiovaskular. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa AKI dapat terjadi pada anak-anak, seperti dalam kasus keracunan etilen glikol akibat kontaminasi pada obat sirup anak-anak yang terjadi di Indonesia tahun 2022.[5,7]
AKI dicurigai jika terjadi penurunan urin dan/atau peningkatan kreatinin darah yang terjadi dalam 7 hari. Namun, pasien dapat datang dengan keluhan bervariasi, sesuai dengan pengelompokkan etiologinya, yakni prerenal, renal, dan post renal.
Contohnya, pada pasien dengan AKI prerenal akibat gagal jantung, pasien tersebut dapat mengeluhkan adanya ortopnea ataupun paroxysmal nocturnal dyspnea. Pada pasien AKI renal akibat glomerulonefritis, pasien dapat mengeluhkan hematuria dan bengkak pada wajah.
Sangat penting pula untuk menanyakan riwayat pengobatan pada pasien karena obat-obat bersifat nefrotoksik dapat menjadi penyebab dari AKI. Sementara pada pasien dengan post renal AKI, pasien dapat mengeluhkan gejala obstruksi saluran kemih.[1,4]
Menurut KDIGO, diagnosis AKI sudah tegak jika didapatkan salah satu dari kriteria berikut:
- Peningkatan kreatinin serum ≥0,3 mg/dL dalam 48 jam
- Peningkatan kreatinin serum ≥1,5 kali dalam 7 hari terakhir
- Volume urine ≤0,5 mL/kg/jam selama minimal 6 jam[1]
Prinsip penatalaksanaan AKI adalah menghentikan penggunaan obat nefrotoksik pada pasien, memperbaiki volume dan tekanan perfusi cairan, menstabilkan hemodinamik pasien. Jika pasien mengalami overload cairan, hiperkalemia, atau asidosis yang tidak respon dengan obat-obatan, perikarditis atau pleuritis uremikum, atau keracunan dan intoksikasi; maka pasien perlu menjalani hemodialisis cito.[4,12]
Prognosis pasien umumnya buruk jika pasien sudah lansia atau memiliki kondisi penyulit seperti kegagalan organ multipel atau sepsis.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Nathania Sutisna