Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ataksia general_alomedika 2023-03-07T10:53:59+07:00 2023-03-07T10:53:59+07:00
Ataksia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ataksia

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Patofisiologi ataksia atau ataxia dapat berhubungan dengan gangguan serebelum dan koneksi aferen–eferennya, sistem vestibular, ataupun jalur sensorik proprioseptif. Lesi pada regio ini dapat menyebabkan gejala ataksia yang berbeda.

Sebagai contoh, kerusakan pada struktur midline serebelum akan menimbulkan ataksia gait dan ataksia trunkal, sedangkan kerusakan pada hemisfer serebelar unilateral biasanya menyebabkan ataksia serebelar ipsilateral.[1,4]

Ataksia bisa memiliki awitan yang bertahap dengan perkembangan klinis yang kronik dan progresif. Akan tetapi, ataksia juga bisa memiliki awitan yang akut, terutama jika berkaitan dengan infark, perdarahan, atau infeksi serebelar.

Ataksia juga bisa bersifat subakut, seperti pada kelainan imunologi atau infeksi, misalnya pada infeksi Epstein–Barr virus (EBV), varicella–zoster virus, HIV, Lyme disease, N meningitides, S pneumoniae, dan Aspergillus.[1,28]

Tabel 1. Patofisiologi Ataksia Berdasarkan Lokasi Kelainan Anatomi

Neuroanatomi Fungsi Gejala
Hemisfer serebelar, termasuk dentate nuklei Integrasi input sensorik dan motorik Ataksia ipsilateral pada ekstremitas, disdiadokinesia, dismetria, tremor dan gangguan bicara

Midline serebelar

Eksekusi motorik, gerakan mata cepat dan lambat, koordinasi ekstremitas bawah, dan fungsi vestibular Ataksia gait, ataksia ekstremitas, dismetria, vertigo

Lobus posterior Integrasi informasi dari nukleus vestibular Nistagmus, instabilitas postural dan ataksia gait
Korteks serebelar (lobus frontal) Perencanaan dan inisiasi cara berjalan (gait) Ataksia frontal, magnetic gait

Batang otak Mengantar sinyal ke dan dari serebelar Ataksia yang berhubungan dengan nervus kranial dan defisit motorik-sensorik
Sumsum tulang belakang (cuneate fasciculus, gracile fasciculus, dan traktus spinoserebelar) Konduksi jalur sensorik Ataksia sensorik
Sistem muskuloskeletal (otot gluteal) Stabilisasi pinggul

Waddling gait, patologi pada regio ini akan memperparah ataksia

Sistem sensasi perifer dan visual Proprioseptif Ataksia sensorik dengan romberg sign

Sistem vestibular Mengatur keseimbangan Hilangnya fungsi keseimbangan disertai pusing dan vertigo, tinitus dan gangguan pendengaran

Sumber: dr.Muhammad Ridwan, 2020[1,4,7,8,18]

Ataksia Friedreich (FRDA)

Analisis DNA dalam ataksia Friedreich (FRDA) menunjukkan ekspansi berulang trinukleotida GAA dari gen frataxin (FXN) pada kromosom 9q21, yang membungkam gen tersebut.

Produk dari gen FXN adalah protein matriks mitokondria yang terlibat dalam homeostasis besi. Ini menunjukkan bahwa FRDA disebabkan oleh disfungsi mitokondria dan stres oksidatif. FRDA juga dapat dihasilkan dari mutasi satu alel gen frataxin yang berhubungan dengan ekspansi GAA dari alel lainnya.[5,6]

Ataksia Spinoserebelar

Ataksia spinoserebelar dominan autosomal (ADSCA) disebabkan oleh adanya ekspansi triplet CAG. Jika ekspansi terletak pada urutan pengkodean, hal ini akan diterjemahkan menjadi poliglutamin (polyQ) dari protein yang terpengaruh. Mirip dengan penyakit Huntington's, ADSCA menunjukkan fenomena antisipasi, yaitu perpanjangan ulangan CAG dengan awitan lebih awal dan penyakit yang lebih parah pada generasi berikutnya.[7,8]

Ataksia Serebelar

Patologi degenerasi kortikal serebelar terdiri dari hilangnya sel Purkinje dan neuron olivari inferior. Hilangnya sel Purkinje karena alasan apapun dapat menyebabkan degenerasi transsinaptik dari inferior olives. Pada atrofi olivopontoserebelar (OPCA), neuron di inti pontine menghilang, dan terjadi atrofi serat transversal pons dan middle cerebellar peduncle.[7,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Ashizawa T, Xia G. Ataxia. Continuum (Minneap Minn). 2016 Aug;22(4 Movement Disorders):1208-26. doi: 10.1212/CON.0000000000000362. PMID: 27495205; PMCID: PMC5567218.
4. Klockgether T. Sporadic ataxia with adult onset: classification and diagnostic criteria. Lancet Neurol, 2010. ;9(1):94-104.
5. Pandolfo M. Friedreich ataxia. Arch Neurol. 2008 Oct;65(10):1296-303. doi: 10.1001/archneur.65.10.1296. PMID: 18852343.
6. Cook A, Giunti P. Friedreich’s ataxia: clinical features, pathogenesis and management. Br Med Bull, 2017. 124(1): 19–30
7. Schorge S, van de Leemput J, Singleton A, Houlden H, Hardy J. Human ataxias: a genetic dissection of inositol triphosphate receptor (ITPR1)-dependent signaling. Trends Neurosci. 2010 May;33(5):211-9. doi: 10.1016/j.tins.2010.02.005. Epub 2010 Mar 11. PMID: 20226542; PMCID: PMC4684264.
8. Namavar, Y., Barth, P.G., Poll-The, B.T. et al. Classification, diagnosis and potential mechanisms in Pontocerebellar Hypoplasia. Orphanet J Rare Dis 6, 50 (2011). https://doi.org/10.1186/1750-1172-6-50.
18. Quinzii CM, Kattah AG, Naini A, Akman HO, Mootha VK, et al. Coenzyme Q deficiency and cerebellar ataxia associated with an aprataxin mutation. Neurology. 2005 Feb 8;64(3):539-41. doi: 10.1212/01.WNL.0000150588.75281.58. PMID: 15699391.
28. Parvez MSA, Ohtsuki G. Acute Cerebellar Inflammation and Related Ataxia: Mechanisms and Pathophysiology. Brain Sci. 2022 Mar 10;12(3):367. doi: 10.3390/brainsci12030367. PMID: 35326323; PMCID: PMC8946185.

Pendahuluan Ataksia
Etiologi Ataksia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.