Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hipotensi Ortostatik general_alomedika 2023-05-12T10:34:56+07:00 2023-05-12T10:34:56+07:00
Hipotensi Ortostatik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hipotensi Ortostatik

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Etiologi hipotensi ortostatik dibagi menjadi gangguan neurogenik yang menyebabkan gangguan otonom dan nonneurogenik seperti deplesi volume intravaskular. Etiologi neurogenik dibagi lagi menjadi gangguan pada otak, gangguan pada medula spinalis, serta neuropati otonom. Sedangkan pasien hipotensi ortostatik nonneurogenik meliputi deplesi volume dan gangguan kardiovaskular.[1,5]

Pada keadaan tertentu, hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh gabungan neurogenik dan nonneurogenik. Etiologi gabungan ini seringkali karena konsumsi obat-obatan tertentu, yaitu diuretik, seperti furosemide dan spironolactone; alpha blockers, seperti prazosin dan tamsulosin; beta blockers, seperti atenolol; dan nitrat, seperti nitrogliserin.[4,6]

Gangguan Neurogenik

Gangguan neurogenik yang dapat menyebabkan terjadinya hipotensi ortostatik dapat dibagi menjadi gangguan saraf pusat di otak, gangguan saraf pusat di medula spinalis, dan neuropati otonom.[1,3]

Gangguan saraf pusat di otak terdiri dari:

  • Synucleinopathies (multiple system atrophy, dementia Lewy body, dan Parkinson)

  • Wernicke-korsakoff syndrome
  • Kegagalan barorefleks
  • Olivopontocerebellar atrophy

Gangguan saraf pusat di medula spinalis terdiri dari:

  • Tetraplegia traumatik
  • Siringomielia
  • Tumor medulla spinalis
  • Multiple sclerosis[1,3]

Gangguan neuropati otonom kemudian dibagi menjadi neuropati otonom akut dan kronis. Neuropati autonomik akut antara lain:

  • Sindrom Guillain-Barre
  • Autoimmune autonomic ganglionopathy
  • Acute paraneoplastic autonomic neuropathy
  • Botulisme
  • Porphyria
  • Neuropati otonom toksik, karena logam berat dan obat-obatan, seperti alpha blocker (tamsulosin)[3]

Neuropati autonomik kronis antara lain:

  • Neuropati otonom diabetik
  • Neuropati otonom amiloid
  • Autoimun otonom ganglionopati
  • Disotonomia familial dan otonom genetik lainnya
  • Kegagalan otonom murni
  • Neuropati otonom idiopatik

Gangguan Nonneurogenik

Gangguan nonneurogenik yang menyebabkan hipotensi ortostatik dapat dibagi dapat disebabkan karena deplesi volume intravaskular, gangguan kardiovaskular, maupun keadaan lainnya seperti insufisiensi adrenal dan penuaan.

Deplesi volume intravaskular dapat disebabkan karena perdarahan maupun syok, dehidrasi, anemia, serta hiperglikemia. Sedangkan gangguan kardiovaskular yang menyebabkan hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh gangguan pompa jantung seperti gagal jantung, gangguan konduksi seperti aritmia, dan keadaan lain seperti hipertensi.[1,3]

Faktor Risiko

Faktor risiko hipotensi ortostatik adalah usia 65 tahun ke atas, konsumsi obat-obatan, merokok, indeks massa tubuh (IMT) yang rendah, hipertensi yang diobati maupun tidak, dan diabetes. Selain itu, faktor lainnya adalah penyakit parkinson atau dementia dengan badan lewy, yang dapat muncul 5 tahun sebelum muncul gangguan neurologi.[3–5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Low. PA and Tomalia, VA. Orthostatic Hypotension: Mechanisms, Causes, Management. Orthostatic Hypotension: Mechanisms, Causes, Management. J Clin Neurol 2015;11(3):220-226. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4507375/pdf/jcn-11-220.pdf
3. BMJ. orthostatic hypotension. 2019. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/972
4. Ringer M, Lappin SL. Orthostatic Hypotension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448192/
5. Joseph, A et al. Orthostatic hypotension: A review. Nephrol Ther. 2017 Apr;13 Suppl 1:S55-S67. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28577744
6. Mudamakin,JRGA et al. Risiko hipotensi ortostatik pada pasien geriatri dengan hipertensi di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Singaraja, Propinsi Bali. MEDICINA 2018, Volume 49, Number 2: 227-231.

Patofisiologi Hipotensi Ortostatik
Epidemiologi Hipotensi Ortostatik

Artikel Terkait

  • Fludrocortisone Sebagai Terapi Hipotensi Ortostatik
    Fludrocortisone Sebagai Terapi Hipotensi Ortostatik
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.