Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Parkinsonisme eurena-maulidyaalomedika-com 2025-02-18T09:46:37+07:00 2025-02-18T09:46:37+07:00
Parkinsonisme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Parkinsonisme

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan parkinsonisme mencakup terapi untuk meningkatkan kadar dopamin pada otak, sehingga kerja jaras ekstrapiramidal kembali normal. Pada parkinsonisme akibat penyebab sekunder, eliminasi faktor penyebab bisa mengurangi gejala.[2,3,7]

Medikamentosa

Beberapa contoh medikamentosa yang dapat digunakan adalah antiparkinson, agonis dopamin, inhibitor catechol-O-methyltransferase (COMT), ataupun inhibitor monoamine oxidase (MAOI).

Antiparkinson 

Antiparkinson bermanfaat pada etiologi penyakit Parkinson, tetapi tidak efektif pada etiologi lainnya. Levodopa adalah asam amino yang dapat menembus sawar darah otak dan dimetabolisme menjadi dopamin. Levodopa sering dikombinasi dengan carbidopa, suatu inhibitor enzim dopa decarboxylase untuk meningkatkan efek terapeutik. Dosis levodopa-carbidopa dimulai dari dosis kecil 25 mg/100 mg 2-3 kali sehari. (3,7)

Agonis Dopamin

Agonis dopamin berperan untuk menstimulasi reseptor dopamin secara langsung. Contoh agonis dopamin adalah bromokriptin, ropinirole, dan pramipexole. Meskipun agonis dopamin mengurangi keluhan parkinsonisme, tetapi kurang efektif dibandingkan levodopa.[2]

Inhibitor Catechol-O-Methyltransferase (COMT)

Inhibitor COMT menghambat enzim yang mendegradasi dopamin sehingga dapat memperpanjang kerja levodopa di otak. Contoh dari inhibitor COMT adalah entacapone dan tolcapone. Entacapone diberikan dalam dosis 200 mg bersamaan dengan levodopa hingga maksimal 8 dosis per hari. Sedangkan tolcapone diberikan dalam dosis 100 mg sebanyak 3 kali sehari.[3,7]

Inhibitor Monoamine Oxidase (MAOI)

Contoh obat dari golongan MAOI adalah selegiline dan rasagiline, yang berfungsi menurunkan metabolisme dopamin dengan menghambat kerja enzim MAO. Dosis selegiline adalah 5 mg sekali sehari pada pagi hari dengan dosis maksimal 10 mg, sedangkan dosis rasagiline adalah 0,5 mg per hari dan dapat ditingkatkan bertahap hingga 1 mg per hari.[3,7]

Amantadine

Fungsi dari amantadine adalah menghambat enzim N-methyl-D-aspartate dan reseptor kolinergik, sehingga menurunkan kerja asetilkolin di otak dan meningkatkan dopamin. Amantadine diberikan dalam dosis 100 mg 2-3 kali sehari pada pasien yang tidak mampu menoleransi antikolinergik, misalnya pada pasien lanjut usia.[1]

Antikolinergik

Antikolinergik seperti trihexyphenidyl dan diphenhydramine dapat menghambat reseptor asetilkolin secara langsung dan meningkatkan kerja dopamin. Tipe obat ini banyak digunakan pada parkinsonisme akibat obat untuk mengatasi efek samping akibat hambatan reseptor D2 di jaras nigrostriatal. Trihexyphenidyl dimulai dari dosis 1 mg 2-3 kali sehari dan dapat ditingkatkan menjadi 2 mg 2-3 kali sehari.[1,3]

Tata Laksana Spesifik untuk Penyebab Sekunder

Pada parkinsonisme akibat penyakit sekunder, tata laksana perlu mengatasi penyakit yang mendasarinya. Tindakan bedah, misalnya pemasangan shunt atau operasi tumor, akan menghilangkan parkinsonisme pada kelainan struktural otak. Apabila obat diduga menyebabkan gejala, maka klinisi perlu mempertimbangkan untuk menghentikan obat atau mengganti ke obat lain yang berisiko parkinsonisme lebih rendah. Tata laksana terhadap parkinsonisme vaskular bisa berupa seperti antiplatelet.[3,9]

Referensi

1. Boland R, Verduin ML. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Wolters Klower; 2024.
2. Hayes MT. Parkinson’s Disease and Parkinsonism. Am J Med. 2019;132(7):802–7. https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2019.03.001
3. Sánchez-Manso. ISPTCSJC. Parkinsonism. StatPearls; 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542224/
7. Zafar S, Yaddanapudi SS. Parkinson Disease - StatPearls - NCBI Bookshelf. National Center for Biotechnology Information. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470193/
9. Korczyn AD. Vascular parkinsonism-characteristics, pathogenesis and treatment. Nat Rev Neurol. 2015;11(6):319–26. http://dx.doi.org/10.1038/nrneurol.2015.61

Diagnosis Parkinsonisme
Prognosis Parkinsonisme

Artikel Terkait

  • Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
    Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
  • Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
    Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson
    Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson
  • Red Flags Tremor
    Red Flags Tremor

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 17:06
Membedakan Penyebab Tremor
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, mohon diskusinya nih.. Bagaimana ya cara membedakan tremor yang disebabkan oleh Parkinson dari tremor akibat Penyakit Wilson? Apakah cukup dari...
dr. Timotius Agung Soripada
Dibalas 04 September 2024, 13:44
Hubungan antara penggunaan NSAID dengan munculnya parkinson
Oleh: dr. Timotius Agung Soripada
1 Balasan
Alo teman sejawat, saya mhn informasi apakah ada hubungan antara penggunaan NSAID dengan penyakit Parkinson?
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 13:41
Pasien lansia 130 tahun dengan parkinson
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin diskusi dok Pasien lansia usia 130 tahun dengan parkinson, keluhan saat ini, demam disertai batuk dan nyeri menelan, sehingga penurunan nafsu makan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.