Etiologi Stroke
Etiologi stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu iskemik dan hemoragik. Pada stroke iskemik, etiologi stroke dapat berupa plak arterosklerotik dan emboli yang berasal dari jantung atau bukan dari jantung. Pada stroke hemoragik, stroke dapat terjadi disebabkan oleh pecahnya aneurisma, adanya malformasi arterio-venosa, serta adanya trauma pada kepala.[7-11]
Stroke Iskemik
Stroke iskemik disebabkan oleh aliran darah yang terhenti yang dapat disebabkan oleh emboli, thrombosis, atau hipoperfusi. Stroke iskemik dibagi berdasarkan penyebab, yaitu stroke arterotrombotik, stroke emboli, dan stroke lakunar.
Stroke Arterotrombotik
Ruptur dari plak arterosklerotik merupakan penyebab utama dari stroke trombotik. Faktor trombogenik dapat muncul akibat adanya luka dan hilangnya sel endotelial. Hal ini menyebabkan aktivasi platelet dan aktivasi clotting cascade. Terdapat kecenderungan plak ateromatosa untuk terbentuk pada percabangan dan cekungan arteri otak.
Stroke Emboli
Stroke emboli paling sering disebabkan oleh emboli kardiogenik, yaitu emboli yang muncul dari jantung. Emboli dapat berasal dari:
-
Aritmia, terutama atrial fibrilasi
Infark miokarddengan trombus mural
Endokarditis bakterial akut dan subakut
- Komplikasi bedah jantung, termasuk adanya katup jantung buatan
- Penyakit jantung bawaan
Selain emboli yang berasal dari jantung, stroke emboli juga dapat berasal dari luar jantung. Beberapa kemungkinan emboli luar jantung adalah aterosklerosis aorta dan arteri karotis, trombus pada vena pulmonalis terutama jika terdapat patent foramen ovale, serta emboli lemak, tumor, atau udara.[7-11]
Stroke Lakunar
Stroke lakunar terjadi akibat oklusi di arteri lentikulostria atau oklusi di arteri basilar atau vertebral yang berpenetrasi ke otak, menembus kapsula interna, basal ganglia, thalamus, korona radiata, dan daerah paramedian dari batang otak. Stroke lakunar biasanya berhubungan dengan komorbiditas berupa hipertensi, aterosklerosis, dan diabetes melitus. Secara klinis, stroke lakunar dapat menunjukkan lebih banyak gejala minor dibandingkan stroke iskemik lainnya.[7-11]
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dapat disebabkan oleh aneurisma, hipertensi, amiloidosis, koagulopati, penggunaan terapi antikoagulan, dan malformasi arterio-venosa. Salah satu penyebab paling sering pada stroke hemoragik adalah rupturnya aneurisma intrakranial.
Aneurisma Intrakranial
Aneurisma adalah penonjolan pada arteri yang kemungkinan disebabkan oleh kombinasi dari defek kongenital pada dinding pembuluh darah dan perubahan degeneratif. Aneurisma biasanya terjadi pada percabangan arteri besar dari sirkulus Wilisi pada dasar dari otak. Saat terjadi ruptur aneurisma, darah dilepaskan di bawah tekanan dari arteri masuk ke dalam ruang subarachnoid dan cepat menyebar melalui cairan serebrospinal di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
Bentuk aneurisma bermacam-macam, yang paling sering terjadi pada otak adalah aneurisma sakular. Aneurisma dapat terjadi di perhubungan antara anterior communicating artery dan arteri serebral anterior, bifurkasi dari arteri karotis internal, dan arteri karotis supraklinoid internal.[6-11]
Malformasi Arterio-Venosa
Malformasi arterio-venosa adalah penyebab terbanyak kedua dari perdarahan subarachnoid nontraumatik. Ruptur dari malformasi arterio-venosa sering menyebabkan perdarahan intraserebral dan subarachnoid. Perdarahan pada malformasi arterio-venosa biasanya tidak terlalu hebat dan dengan tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan ruptur aneurisma.[6-11]
Trauma
Selain aneurisma dan malformasi arterio-venosa, stroke hemoragik dapat disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah kapiler atau vena akibat trauma.[6-11]
Faktor Risiko
Faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.[10,11]
Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah antara lain usia lebih tua, ras Afrika-Amerika, dan riwayat keluarga dengan stroke.[10,11]
Faktor yang Dapat Dimodifikasi
Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi antara lain:
- Obesitas
- Penyakit kardiovaskuler: hipertensi, atrial fibrilasi, dan aneurisma
- Penyakit metabolik: diabetes mellitus, dislipidemia
- Penggunaan antikoagulan, seperti heparindan warfarin
- Gaya hidup: merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, pola diet tinggi lemak dan natrium
Hipertensi merupakan faktor yang paling mudah ditemukan dan berhubungan dengan perdarahan intraserebral. Kontrol hipertensi mengurangi insidensi infark aterotrombotik dan perdarahan intraserebral.[9-11]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad