Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tortikolis general_alomedika 2023-04-05T08:34:17+07:00 2023-04-05T08:34:17+07:00
Tortikolis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tortikolis

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tortikolis dapat berupa terapi konservatif atau pembedahan. Tata laksana konservatif dilakukan dengan prinsip peregangan untuk meningkatkan rentang rotasi leher ke sisi yang terkena. Sementara itu, terapi medikamentosa umumnya berupa obat antinyeri, antiinflamasi, benzodiazepine, muscle relaxant, antikolinergik, dan toksin botulinum. Pembedahan dapat dipertimbangkan jika tindakan konservatif tidak memberikan respons.[21,22]

Terapi Fisik

Terapi konservatif pada tortikolis yang paling umum adalah peregangan pasif, pelatihan kekuatan otot leher, dan pelatihan range of movement (ROM) servikal secara aktif. Pada pasien bayi, orang tua perlu diajarkan program peregangan untuk meningkatkan rentang rotasi leher bayi ke sisi yang terkena dan fleksi lateral leher ke sisi kontralateral.

Diperlukan dua orang untuk melakukan peregangan leher bayi. Satu orang akan mengamankan bahu bayi dan menstabilkan klavikula, sementara satu orang yang lain melakukan peregangan.[21,22]

Peregangan otot sternokleidomastoideus pasif yang dilakukan sebelum usia 12 bulan adalah terapi fisik yang paling efektif. Perawatan fisik lainnya dapat berupa pijat otot leher yang tegang untuk meningkatkan rentang gerak, pemakaian cervical collar, serta mobilisasi sendi.[21,22]

Medikamentosa

Obat golongan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti ibuprofen dapat diberikan bila ada inflamasi/nyeri. Umumnya, obat golongan benzodiazepine, muscle relaxant, antikolinergik, dan injeksi toksin botulinum lokal intramuskular juga dapat meredakan nyeri dan ketidaknyamanan akibat otot yang tegang.[21,22]

Toksin botulinum terdiri dari beberapa serotipe. Serotipe yang paling populer adalah toksin botulinum tipe A. Dosis yang dibutuhkan berkisar antara 100–200 unit per injeksi. Suntikan intramuskular toksin botulinum dapat mengontrol peregangan otot dengan menghambat pelepasan asetilkolin di tautan neuromuskular. Efek toksin botulinum A berlangsung selama 1–4 bulan. Injeksi berulang akan diperlukan untuk mempertahankan efek obat.

Injeksi toksin botulinum ke otot sternokleidomastoideus dilakukan di origo, insersi, dan area medial, yang masing-masing menerima sepertiga dari dosis. Peningkatan dosis diperlukan bila ada resistensi. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 unit per injeksi, tetapi peningkatan lebih lanjut melebihi 200 unit tidak memberikan manfaat lebih. Nyeri di tempat suntikan bisa berlangsung selama 4 minggu.[21-24]

Pembedahan

Pembedahan diindikasikan untuk lesi yang tidak responsif terhadap modalitas terapi konservatif atau ada perkembangan hemihipoplasia wajah. Prosedur pembedahan terdiri dari pelepasan atau pelebaran otot sternokleidomastoideus, denervasi selektif, dan stimulasi korda dorsal. Pembedahan dikontraindikasikan jika penyakit yang mendasari belum dieksplorasi dan terapi nonbedah belum diberikan.[23]

Secara umum, komplikasi serius relatif tidak ditemukan pada prosedur pembedahan. Komplikasi yang paling sering adalah hematoma pada tempat insisi. Komplikasi lain adalah cedera pada saraf aksesorius pars spinalis, cedera pembuluh darah yang berdekatan seperti vena jugularis dan arteri karotis, atrofi otot leher, kehilangan kontrol otot, ketidakstabilan, gangguan sensorik, nyeri, dan deformitas leher.[23]

Referensi

21. Magdalena O, Maureen S. Postsurgical Physical Therapy Management of Congenital Muscular Torticollis. Pediatr Phys Ther. 2018 Oct;30(4):240-290.
22. Guille JT, Sherk HH. Congenital osseous anomalies of the upper and lower cervical spine in children. J Bone Joint Surg Am. 2002;84-A(2):277–288.
23. Brashear A. The botulinum toxins in the treatment of cervical dystonia. Semin Neurol. 2001;21(1):85-90.
24. Castelão M, Marques RE, Duarte GS, et al. Botulinum toxin type A therapy for cervical dystonia. Cochrane Database of Systematic Reviews 2017, Issue 12. Art. No.: CD003633. doi:10.1002/14651858.CD003633.pub3

Diagnosis Tortikolis
Prognosis Tortikolis

Artikel Terkait

  • Efikasi Lidocaine Topikal Untuk Nyeri Leher Mekanis – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi Lidocaine Topikal Untuk Nyeri Leher Mekanis – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 20 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.