Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Inkompetensi Serviks general_alomedika 2024-10-14T10:53:04+07:00 2024-10-14T10:53:04+07:00
Inkompetensi Serviks
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Inkompetensi Serviks

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan inkompetensi serviks adalah dengan tindakan sirklase serviks atau cervical cerclage dan pemberian progesteron. Tindakan sirklase serviks dilakukan dengan meletakan jahitan atau pita di sekeliling serviks untuk mengencangkan dan menjaga serviks tetap tertutup. Prosedur ini umumnya dilakukan di akhir trimester pertama atau awal trimester kedua, kemudian dilepaskan pada minggu ke-37.[2,4,5]

Sirklase Serviks

Sirklase serviks atau cervical cerclage adalah suatu tindakan penjahitan pada serviks yang mengalami dilatasi agar janin di dalam rahim dapat dipertahankan. Terdapat 3 lokasi yang dapat dilakukan penjahitan yaitu transabdominal, high transvaginal dan reguler transvaginal. Teknik jahitan yang sering dilakukan yaitu teknik Shirodkar, McDonalds, dan Wurm.[2,4]

Transvaginal cervical cerclage adalah tindakan menjahit serviks dengan menjangkaunya dari vagina. Transabdominal cervical cerclage yaitu membuat sayatan pada abdomen untuk kemudian menjangkau serviks.

Proses penjahitan dilakukan pada trimester kedua (antara 12-14 minggu) sebelum terjadi pendataran serviks. Tindakan ini dapat dilakukan hingga usia kehamilan ke–24. Beberapa kontraindikasi tindakan sirklase yaitu iritabilitas uterus disertai peningkatan tekanan rongga amnion, perdarahan uterus, robekan selaput janin, janin atau kehamilan abnormal, pembukaan serviks > 4 cm, usia kehamilan < 12 minggu atau > 24 minggu, adanya hidrosefalus atau hidroamnion, dan kematian janin.

Komplikasi sirklase serviks dapat berupa sepsis, ketuban pecah dini, persalinan prematur, distosia serviks, serta perdarahan dan laserasi serviks. [1,2,4,5]

Teknik Penjahitan McDonald

Teknik penjahitan transvaginal yang sering dilakukan adalah teknik McDonald. Teknik ini menggunakan anestesi lokal atau regional yang kemudian menempatkan jahitan menggunakan polipropilen monofilamen atau serat poliester pada sambungan servikovaginal. Langkah-langkah teknik McDonald yaitu:

  1. Penjahitan dimulai setinggi OUI (ostium uteri internum) yang kemudian dijahit melingkar dengan penempatan jahitan kedua sedikit lebih tinggi dari jahitan pertama
  2. Serviks anterior dan posterior kemudian dijepit dengan klem dan ditarik ke depan
  3. Jahitan dimulai di arah jam 12 pada batas antara mukosa vagina dan serviks (2 cm di atas OUI)
  4. Jahitan dibuat melingkar sebanyak 4–6 jahitan yang mengelilingi serviks dengan menghindari vesika urinaria, rectum, dan pembuluh darah uterus. Jarak antar jahitan yaitu 1 cm
  5. Jahitan harus mengenai stroma serviks yang kemudian dibuat simpul 4–6 kali di anterior serviks. Benang kemudian dipotong cukup panjang untuk identifikasi agar memudahkan saat akan dibuka
  6. Pengikatan jahitan setidaknya mengurangi diameter serviks sebesar 5–10 mm dengan tetap mempertahankan patensi serviks.[2,4,5]

Teknik Penjahitan Shirodkar

Teknik Shirodkar (high transvaginal cerclage) merupakan teknik penjahitan dengan menempatkan jahitan sedekat mungkin dengan OUI. Langkah–langkah teknik Shirodkar yaitu:

  1. Melakukan insisi transversal 2–3 cm pada mukosa serviks di bagian anterior dan sisihkan kandung kemih
  2. Menggunakan klem Allis untuk menjepit bagian tepi insisi guna memisahkan jaringan serviks sehingga mempermudah penempatan pita Mersilene pada submukosa
  3. Pita Mersilene dimasukkan ke submukosa serviks mulai dari anterior ke posterior setinggi OUI kemudian lakukan penyisipan pita pada sisi yang lain dengan teknik yang sama
  4. Pita kemudian diikat 4–7 kali. Pengikatan dapat dilakukan di anterior atau posterior
  5. Mukosa serviks kemudian dijahit dengan jahitan jelujur menggunakan benang chromic nomor 0[2,4,5]

Teknik Penjahitan Wurm

Teknik ini melibatkan penempatan dua jahitan matras pada sudut yang tepat satu dengan yang lainnya setinggi OUI. Jahitan dimulai dari depan ke belakang dan dari sisi ke sisi. Anestesi, posisi, dan persiapan sama dengan teknik McDonald. Teknik ini menggunakan benang silk braided nomor 1 atau 2. Langkah–langkah teknik Wurm yaitu:

  1. Dinding vagina posterior ditarik menggunakan spekulum Sims
  2. Bibir serviks anterior dan posterior dipegang secara terpisah dengan forsep cincin
  3. Jahitan matras pertama ditempatkan secara vertikal dimulai dari arah jam 12 pada bibir anterior ke arah jam 6 pada bibir posterior dengan menggunakan jarum berbentuk setengah lingkaran yang besar disertai benang silk braided nomor 1 ganda
  4. Arah jarum dibalik dan tusukan diambil dari bibir posterior ke anterior sekitar 1 cm dari tusukan sebelumnya sehingga membentuk lengkungan dan terbentuk jahitan matras vertikal
  5. Jahitan serupa kemudian ditempatkan secara horizontal dari arah jam 3 ke 9 dan kembali lagi ke arah jam 3 sehingga membentuk lengkungan lainnya
  6. Jahitan matras horizontal dan vertikal kemudian diikat secara terpisah dan secara hati-hati untuk menghindari ruptur lapisan yang terkena[2,4,5]

Teknik Wurm digunakan ketika serviks sudah dilatasi atau mendatar dimana jahitan McDonald atau Shirodkar dapat terpotong. Teknik ini merupakan metode sirklase emergensi sederhana untuk menutup OUE (ostium uteri eksternum) dan mencegah keluarnya selaput ketuban ke vagina dengan risiko perdarahan yang minimal. Prosedur ini dianggap lebih efektif pada pasien ketika diagnosis telah dibuat sebelum konsepsi dan operasi dilakukan secara elektif sebelum pendataran atau terjadi dilatasi serviks.[2,4]

Penentuan Tindakan

Penentuan jenis tindakan yang akan dilakukan dipengaruhi oleh riwayat kehamilan pasien. Pada pasien dengan riwayat mengalami abortus pada 3 kehamilan berturut–turut dan saat ini sedang tidak hamil, maka dapat dilakukan pemasangan sirklase secara elektif.

Sementara itu, apabila saat ini sedang hamil, dapat dilakukan observasi panjang serviks dengan USG transvagina pada usia kehamilan 14–24 minggu terlebih dahulu. Untuk panjang serviks < 25 cm dapat dilakukan pemasangan sirklase dan jika > 25 cm dilakukan observasi kembali dalam 1–2 minggu.

Jika saat ini sedang hamil dan didapatkan dilatasi serviks disertai penonjolan membran saat usia kehamilan < 24 minggu, maka harus segera dilakukan tindakan emergency cerclage.[1,2,4,5]

Progesteron

Progesteron telah lama digunakan untuk mempertahankan kehamilan dan mencegah kelahiran prematur. Meski begitu, belum ada data yang mendukung manfaat penggunaan kombinasi progesteron dan sirklase serviks. Data yang membandingkan kedua modalias tersebut juga sangat terbatas dan menunjukan keraguan terkait manfaat penggunaan progesteron pada inkompetensi serviks.

Progesteron umumnya diberikan sebanyak 200 mg pervaginam pada malam hari, terutama pada wanita yang memiliki panjang serviks < 20 mm pada usia kehamilan 19–24 minggu sampai 34 minggu untuk menurunkan risiko kelahiran prematur.[2,4,5]

Terapi Non-Farmakologi

Terapi non-farmakologi pada kasus inkompetensi serviks adalah dengan pembatasan aktivitas, tirah baring, dan istirahat panggul. Hal tersebut sering disarankan klinisi, namun belum terbukti efikasinya secara ilmiah dalam pengobatan inkompetensi serviks. Pasien biasanya diminta istirahat total atau bed rest dan menghindari hubungan seksual.[2,4,5]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira

Referensi

1. Putera DGAS, Tokan LB. A 36 Years Old Woman Suspected With Cervix Incompetence at Prof. W. Z. Johaness Hospital Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. Cendana Medical Journal. 2023; 11(2): 301-307
2. Roman A, Suhag A, Berghella V. Overview of Cervical Insufficiency: Diagnosis, Etiologies, and Risk Factors. Clin Obstet Gynecol. 2016 Jun;59(2):237-40. doi: 10.1097/GRF.0000000000000184.
4. Li, W. et al. Diagnosis and Treatment of Cervical Incompetence Combined with Intrauterine Adhesions. Ann Transl Med. 2020; 8(4): 54
5. Thakur, M. Mahajan, K. Cervical Insufficiency. 2022 Dec 17. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2024

Diagnosis Inkompetensi Serviks
Prognosis Inkompetensi Serviks

Artikel Terkait

  • Efektivitas Kortikosteroid Antenatal untuk Maturasi Paru Janin Prematur
    Efektivitas Kortikosteroid Antenatal untuk Maturasi Paru Janin Prematur
  • Pengaruh Jangka Panjang Kortikosteroid Antenatal terhadap Kesehatan Bayi
    Pengaruh Jangka Panjang Kortikosteroid Antenatal terhadap Kesehatan Bayi
  • Menilai Pertumbuhan Bayi Prematur
    Menilai Pertumbuhan Bayi Prematur
  • Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
    Pedoman Asupan Nutrisi bagi Bayi Prematur
  • Efek Neuroprotektif Magnesium Sulfat Antenatal pada Prematuritas
    Efek Neuroprotektif Magnesium Sulfat Antenatal pada Prematuritas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. lukmanul hafiz
Dibalas 13 November 2020, 10:58
Live Webinar Alomedika - Peran Nutrisi dan Monitoring Tumbuh Kembang Anak Lahir Prematur. Sabtu, 14 November 2020 (09.00-11.00 WIB)
Oleh: dr. lukmanul hafiz
3 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Webinar dengan topik “Peran Nutrisi dan Monitoring Tumbuh Kembang Anak Lahir Prematur”. Topik akan dibawakan oleh "dr. Putri...
dr. lukmanul hafiz
Dibalas 11 September 2020, 22:50
Live Webinar Alomedika - Dukungan Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Bayi Prematur dan BBLR 3. Minggu 13 September 2020 (09.00-11.00 WIB)
Oleh: dr. lukmanul hafiz
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan rangkaian terakhir Live Webinar Alomedika yang berjudul "Dukungan Nutrisi untuk Kejar Tumbuh Bayi Prematur dan Berat Badan Lahir...
dr.Ruby Aurora Primapuspita Widya Kuntarto
Dibalas 02 Januari 2020, 15:47
Risiko terjadinya birth defect pada Ibu yang mengalami flu dengan demam dan tanpa demam
Oleh: dr.Ruby Aurora Primapuspita Widya Kuntarto
4 Balasan
Alodokter izin bertanya Dok, saya menemukan artikel dan riset dan CDC tahun 2017 yang mengatakan jika ibu terkena flu disertai demam pada trimester 1 maka...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.