Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Leiomyoma general_alomedika 2023-02-20T11:59:59+07:00 2023-02-20T11:59:59+07:00
Leiomyoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Leiomyoma

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Penatalaksanaan leiomyoma didasarkan pada ada atau tidaknya gejala. Pada pasien yang bergejala, terapi yang diberikan disesuaikan dengan gejala dan keparahan gangguan fungsional akibat tumor.  Pengangkatan tumor merupakan terapi definitif untuk penyakit ini.

Pada kasus mioma uteri, mempertahankan kesuburan wanita khususnya pada wanita dengan usia produktif merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk penatalaksanaan.[5-7]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis digunakan sebagai intervensi awal untuk leiomyoma simtomatik. Terapi farmakologis terdiri dari terapi hormonal pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen-positif (ER+) dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) pada leiomyoma yang menimbulkan rasa nyeri.[6,23]

Terapi Hormonal

Terapi hormonal seperti kontrasepsi oral kombinasi atau intrauterine device hormonal levonogestrel dapat digunakan pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen positif. Sebuah studi membuktikan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung ethinylestradiol 30 μg + levonorgestrel 150 μg yang diberikan setiap hari selama 21 hari sebulan dan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS) yang melepaskan 20 µg levonorgestrel.

Penelitian menunjukkan penggunaan IUD hormonal dapat membantu dalam mengontrol pendarahan dan dapat sedikit atau tidak sama sekali mengecilkan ukuran tumor.[5,22]

Obat Antiinflamasi Nonsteroid

Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, asam mefenamat, atau naproxen, dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri pada leiomyoma yang menyebabkan rasa nyeri. Contoh dosis obat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

  • Ibuprofen 600 mg per oral, dua kali sehari

  • Asam mefenamat 500 mg per oral, tiga kali sehari

  • Naproxen 500 mg per oral, dua kali sehari[6,23]

Pada kasus piloleiomyoma (leiomyoma kutaneus), terdapat studi yang menunjukkan pemberian antagonis ion kalsium seperti nifedipine dan gabapentin bermanfaat untuk mengatasi nyeri yang berasal dari tumor. Nifedipine 10 mg, 3 kali sehari atau gabapentin 300 mg, 2 kali sehari, dapat diberikan selama 3 minggu untuk kasus piloleiomyoma.[6,10,21]

Asam Traneksamat

Asam traneksamat ialah obat hemostatik untuk pendarahan. Asam traneksamat dapat diberikan untuk menangani perdarahan uterus abnormal yang terjadi akibat leiomyoma uteri. Dosis obat yang digunakan adalah 1,3 g per oral tiga kali sehari selama 5 hari atau pemberian melalui intravena dengan dosis 10 mg/kgBB secara intravena dengan maksimum 600 mg/dosis setiap 8 jam.[5,23]

Pembedahan

Eksisi lokal yang luas disarankan untuk leiomyoma simtomatik yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Eksisi merupakan cara efektif pada beberapa leiomyoma seperti leiomyoma kutaneus soliter, terutama bila diikuti oleh skin graft.[1,6,7]

Pada kasus seperti tumor esofagus, torakotomi terbuka dilakukan untuk pengangkatan tumor meskipun prosedur ini masih tergolong kontroversial. Reseksi esofagus juga dilakukan pada penderita yang memiliki tumor dengan ukuran yang sangat besar sama halnya dengan kasus leiomyoma pada ginjal.[9,11-13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

5. Laughlin-Tommaso SK, Stewart EA. Moving Toward Individualized Medicine for Uterine Leiomyomas. Obstet Gynecol. 2018 Oct;132(4):961-971.
6. Nutan F. Leiomyoma. Medscape. 2021.
https://emedicine.medscape.com/article/1057733-overview#a6
7. Florence AM, Fatehi M. Leiomyoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538273/
9. Mathew G, Osueni A, Carter YM. Esophageal Leiomyoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459298/
10. Lau SK, Koh SS. Cutaneous Smooth Muscle Tumors: A Review. Adv Anat Pathol. 2018 Jul;25(4):282-290.
11. Patil PA, McKenney JK, Trpkov K, Hes O, Montironi R, Scarpelli M, Nesi G, Aron M, Sangoi AR, Gattuso P, Magi-Galluzzi C. Renal leiomyoma: a contemporary multi-institution study of an infrequent and frequently misclassified neoplasm. Am J Surg Pathol. 2015 Mar;39(3):349-56.
12. Brunocilla E, Pultrone CV, Schiavina R, Vagnoni V, Caprara G, Martorana G. Renal leiomyoma: Case report and literature review. Can Urol Assoc J. 2012 Apr;6(2):E87-90.
13. Larbcharoensub N, Limprasert V, Pangpunyakulchai D, Sanpaphant S, Wiratkapun C, Kijvikai K. Renal Leiomyoma: A Case Report and Review of the Literature. Urol Case Rep. 2017 Apr 7;13:3-5.
22. Moroni RM, Martins WP, Dias SV, Vieira CS, Ferriani RA, Nastri CO, Brito LG. Combined oral contraceptive for treatment of women with uterine fibroids and abnormal uterine bleeding: a systematic review. Gynecol Obstet Invest. 2015;79(3):145-52.
23. Lewis TD, Malik M, Britten J, San Pablo AM, Catherino WH. A Comprehensive Review of the Pharmacologic Management of Uterine Leiomyoma. Biomed Res Int. 2018 Jan 28;2018:2414609.

Diagnosis Leiomyoma
Prognosis Leiomyoma
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Antibiotik selulitis sudah 10 hari namun belum sembuh pada pasien DM, perlukah dilanjutkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ingin mendiskusikan pasien saya, lansia dengan keluhan luka di tungkai bawah kananLuka awalnya tanggal 18 karena jatuh, kemudian tgl 24 mengeluh...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Diagnosis yang tepat untuk lemah separuh badan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya dapat pasien masuk IGD datang dengan keluhan anggota gerak sisi kanan tidak bisa digerakkan tiba2 sejak 1 hari SMRS. awalnya pasien...
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Bisakah menegakkan pneumonia pada bayi <1 tahun tanpa demam dan batuk?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya dokter klinik, memiliki pasien bayi 21 hari dengan RR 61x/menit dan tarikan dinding dada. Riwayat sedang pilek. Demam, batuk disangkal oleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.