Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dislokasi Lensa general_alomedika 2022-12-01T11:37:24+07:00 2022-12-01T11:37:24+07:00
Dislokasi Lensa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Dislokasi Lensa

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dislokasi lensa atau ektopia lentis  tergantung dari lokasi lensa dan seberapa jauh lensa berpindah, serta komplikasi yang terjadi akibat dislokasi lensa tersebut. Pada beberapa kasus subluksasi lensa yang ringan, koreksi refraksi dapat dilakukan secara maksimal. Koreksi refraksi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya ambliopia.[3,6]

Terapi Konservatif

Terapi konservatif adalah dengan memberikan obat topikal yang memicu midriasis pupil kemudian kemudian pasien diminta berbaring terlentang lalu dilakukan pemijatan agar lensa di kamera okuli anterior kembali ke posterior iris. Terapi ini sebaiknya dihindari apabila sudah terjadi glaukoma sudut tertutup.

Terapi konservatif pada dislokasi lensa adalah dengan melakukan observasi dan mengoreksi kelainan refraksi menggunakan kacamata atau lensa kontak. Terapi konservatif sering menjadi pilihan pada pasien dislokasi lensa anak-anak, yang dapat mencapai tajam penglihatan jauh dan dekat baik (lebih baik sama dengan 20/50) dengan penggunaan kacamata koreksi. Hal ini karena orang tua masih enggan untuk melakukan pembedahan.

Lensectomy tetap harus dilakukan apabila koreksi refraksi tidak memberikan tajam penglihatan yang baik dan apabila ada indikasi lain.[3,6]

Medikamentosa

Medikamentosa berupa penurun tekanan intraokular perlu diberikan pada pasien dengan komplikasi glaukoma sudut tertutup akibat dislokasi lensa. Medikamentosa untuk menurunkan tekanan intraokular biasanya merupakan kombinasi obat oral seperti acetazolamide dengan obat tetes seperti timolol.

Pilihan obat yang dapat digunakan adalah mannitol, penghambat karbonik anhidrase (acetazolamide), dan β-adrenergik antagonis (timolol). Apabila medikamentosa tidak berhasil menurunkan tekanan intraokular, dapat dipertimbangkan untuk melakukan laser laser peripheral iridotomy.[4,9]

Pembedahan

Pembedahan dilakukan dengan mempertimbangkan tajam penglihatan pasien, lokasi lensa, subluksasi lensa yang progresif, dan dislokasi total (luksasi). Tujuan pembedahan adalah mengeluarkan lensa kristalin (lensectomy), menangani komplikasi yang terjadi, yang melakukan rehabilitasi visual dengan koreksi refraksi melalui implantasi lensa intraokular ataupun metode lain (kacamata, lensa kontak).

Tantangan pembedahan adalah kapsul lensa yang sudah tidak utuh lagi, sehingga mempersulit implantasi lensa intraokular.

Indikasi lensectomy pada kasus dislokasi lensa adalah lensa di kamera okuli anterior (dapat menimbulkan gangguan endotel kornea), glaukoma akibat lensa, lensa katarak matur atau hipermatur, uveitis akibat lensa, kelainan refraksi yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak dan terapi konservatif, dislokasi total lensa, impending dislokasi lensa, dan ada komplikasi ablasio retina.

Beberapa literatur menggunakan batas tajam penglihatan 20/60 atau lebih buruk serta pergeseran tepi lensa sejauh 1 mm dari titik tengah pupil sebagai indikasi dilakukannya pembedahan pada kasus dislokasi lensa.

Teknik pembedahan meliputi lensectomy (ekstraksi lensa) dan vitrektomi. Ekstraksi lensa pada kasus dislokasi lensa biasanya menggunakan pendekatan limbal atau pars plana. Pendekatan limbal lebih baik dilakukan untuk dislokasi lensa ke anterior.

Lensectomy dengan pendekatan pars plana dilakukan untuk kasus dislokasi lensa ke posterior. Vitrektomi anterior dilakukan untuk mencegah terjadinya vitreous loss. Tindakan lain seperti peripheral iridectomy atau trabekulektomi dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan intraokular.

Pada pasien anak-anak, rehabilitasi visual dilakukan sesegera mungkin dalam 1-2 minggu setelah lensectomy. Pasien anak-anak yang dibiarkan afakia, akan dilakukan koreksi refraksi menggunakan kacamata, lensa kontak, dan terapi oklusi.

Pada orang dewasa, rehabilitasi visual umumnya dilakukan dengan pemasangan lensa intraokular primer maupun sekunder. Lensa intraokular dapat dipasang di posterior dengan fiksasi iris, fiksasi sklera, di kamera okuli anterior atau in-the-bag (bila ada sisa kapsul yang cukup) dengan tambahan capsular tension ring.[6,13,14]

Pemantauan

Follow-up pasca pembedahan perlu dilakukan secara berkala untuk memantau tajam penglihatan dan kelainan refraksi, serta komplikasi. Komplikasi dapat berupa glaukoma, edema makular cystoid, perdarahan vitreous, posterior vitreous detachment, membran epiretina, dan ablasio retina.[11]

Referensi

3. Matsuo T. How far is observation allowed in patients with ectopia lentis? Springerplus. 2015 Aug 28;4:461. doi: 10.1186/s40064-015-1239-5. PMID: 26339562; PMCID: PMC4551678.
4. Eifrig CW. Ectopia lentis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1211159-overview
6. Simon MA, Origlieri CA, et al. New management strategies for ectopia lentis. Journal of Pediatric Ophthalmology & Strabismus. 2015;52(5):269-281. doi: 10.3928/01913913-20150714-02
9. Kuiper J, Slabaugh M. Secondary angle closure due to crystalline lens dislocation in a patient with atopic dermatitis and chronic eye rubbing. Case Rep Ophthalmol. 2018;9:197-201. https://www.karger.com/Article/FullText/486752
11. Wu-Chen WY, Letson RS, Summers CG. Functional and structural outcomes following lensectomy for ectopia lentis. JAAPOS. 2005;9(4):353-357. doi:10.1016/j.jaapos.2005.03.004
13. Kent C. No capsular support: Do ACIOLs still make sense? 2018. https://www.reviewofophthalmology.com/article/no-capsular-support-do-aciols-still-make-sense
14. Ringeisen AL, Patel AS, et al. Ectopia Lentis. Eyewiki. 2019. https://eyewiki.aao.org/Ectopia_Lentis

Diagnosis Dislokasi Lensa
Prognosis Dislokasi Lensa

Artikel Terkait

  • Red Flag Penglihatan Kabur
    Red Flag Penglihatan Kabur
Diskusi Terbaru
dr. Andi Marsali
Dibalas 12 jam yang lalu
Jakarta - Lowongan untuk Dokter Operasional Vaksin
Oleh: dr. Andi Marsali
2 Balasan
Alo Dokter, Selamat pagi sejawat,Terlampir info lowongan untuk dokter Umum sebagi operasional vaksin di Jakarta Timur
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Apa diagnosis gatal kulit pada anak yang tepat?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat...
Anonymous
Dibalas kemarin, 07:46
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.