Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Dislokasi Lensa general_alomedika 2023-05-31T09:03:37+07:00 2023-05-31T09:03:37+07:00
Dislokasi Lensa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Dislokasi Lensa

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Diagnosis dislokasi lensa atau ektopia lentis adalah berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik mata, dan pemeriksaan fisik generalisata. Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi B-scan okular dibutuhkan apabila posisi lensa sulit divisualisasi.[1,4]

Anamnesis

Pada anamnesis tanyakan riwayat trauma pada mata atau kepala dalam waktu dekat. Dislokasi lensa akibat trauma dapat disertai dengan keluhan nyeri pada mata dan mata merah. Pada pasien tanpa riwayat trauma, tanyakan riwayat penyakit pasien, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat pembedahan pada mata.[1,4]

Pasien dislokasi lensa umumnya mengeluhkan penglihatan kabur akibat penurunan tajam penglihatan jauh maupun dekat dan diplopia monokular. Perubahan tajam penglihatan yang terjadi tergantung dari tipe dislokasi dan ada tidaknya defek lain pada mata. Subluksasi ringan umumnya tidak menimbulkan gangguan tajam penglihatan yang signifikan atau bisa menimbulkan gangguan tajam penglihatan dekat karena gangguan akomodasi.[1,4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik generalisata tetap harus dilakukan pada pasien dengan dislokasi lensa apabila tidak ada riwayat trauma mata atau etiologi tidak dapat ditentukan dari anamnesis. Pemeriksaan mata yang dilakukan meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, koreksi refraksi, pemeriksaan bagian eksternal mata, pemeriksaan menggunakan slit-lamp, pemeriksaan segmen posterior dengan funduskopi menggunakan dilatasi pupil, dan retinoskopi.

Tajam Penglihatan

Pasien yang mengalami dislokasi total (luksasi) lensa dapat mengalami penurunan tajam penglihatan hingga lambaian tangan (1/300) atau bisa juga terjadi perbaikan tajam penglihatan pada pasien yang sebelumnya mengalami miopia. Sedangkan, pasien subluksasi lensa bisa memiliki tajam penglihatan yang lebih bervariasi.

Pada pemeriksaan visus dapat ditemukan gangguan refraksi, yaitu hipermetropia (afakia pada dislokasi/ luksasi lensa), miopia, atau astigmatisme. Pemeriksaan keratometri dapat dilakukan untuk menentukan penyebab lain astigmatisme selain karena dislokasi lensa, misalnya akibat iregularitas kornea.[1,4,6,7]

Segmen Anterior

Pada pemeriksaan segmen anterior mata dapat ditemukan edema kornea, hifema, atau tampak lensa pada kamera okuli anterior. Pengukuran diameter kornea perlu dilakukan untuk mendeteksi megalokornea yang berkaitan dengan sindroma Marfan. Pemeriksa juga perlu mengamati kelainan mata lain yang mungkin berhubungan dengan penyakit sistemik, misalnya enoftalmus yang juga sering ditemukan pada pasien sindroma Marfan. Pemeriksaan kedudukan bola mata dapat tidak simetris (strabismus) apabila sudah terjadi ambliopia.[1,2,4,12]

Slit Lamp

Pemeriksaan menggunakan slit-lamp dapat menemukan iris yang bergerak (bergetar) yang disebut iridodonesis. Pupil bisa tampak iregular dari pemeriksaan. Pemeriksaan pada lensa yang mengalami subluksasi bisa tampak fakodonesis (lensa tampak bergetar terutama saat mata bergerak) atau kekeruhan lensa (katarak).

Pemeriksaan tekanan intraokular dapat menunjukkan peningkatan apabila terjadi blokade pupil oleh lensa di kamera okuli anterior. Pemeriksaan funduskopi perlu dilakukan karena beberapa kasus dislokasi lensa dapat disertai dengan perdarahan vitreous atau ablasio retina.[1,2,6]

Dislokasi lensa yang tetap berada di dalam kapsul (in-the-bag) meningkatkan kecurigaan adanya gangguan pada zonula baik akibat trauma maupun suatu penyakit lain. Sedangkan, dislokasi lensa out-the-bag dapat timbul karena kerusakan kapsul akibat trauma, termasuk iatrogenik. Tidak ada sistem grading yang baku untuk kasus dislokasi lensa.[4,7]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dislokasi lensa adalah dislokasi lensa intraokular. Pada  pasien biasanya ditemukan riwayat operasi katarak dengan implantasi lensa intraokular sebelumnya. Kaki lensa (haptic) intraokular dapat diamati secara utuh atau sebagian.[4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diagnostik lebih bertujuan untuk mencari penyebab sistemik yang mendasari dislokasi lensa. Misalnya pada pasien yang dicurigai homosistinuria dilakukan pemeriksaan konsentrasi homosistein plasma. Pemeriksaan ultrasonografi B-scan okular dapat digunakan untuk menentukan posisi lensa yang mengalami dislokasi ke posterior.[7]

Pada pasien dengan cedera traumatik, USG dilaporkan memiliki sensitivitas sebesar 96,8% dan spesifisitas 99,4% untuk dislokasi lensa. USG juga bisa dipakai untuk menilai kerusakan lain terkait cedera, seperti hematoma retrobulbar.[15]

Referensi

1. American Academy of Ophthalmology. Basic and clinical science course: Lens and cataract 2015-2016. San Fransisco: AAO; 2016.
2. Zadeh N, Bernstein JA, et al. Ectopia lentis as the presenting and primary feature in Marfan syndrome. American Journal of Medical Genetics Part A. 2011. 155(11), 2661–2668. doi:10.1002/ajmg.a.34245
4. Eifrig CW. Ectopia lentis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1211159-overview
6. Simon MA, Origlieri CA, et al. New management strategies for ectopia lentis. Journal of Pediatric Ophthalmology & Strabismus. 2015;52(5):269-281. doi: 10.3928/01913913-20150714-02
7. Soh YQ, Ting DSW, Wong EYM. Diagnosis and management of posteriorly dislocated lenses. EyeNet Magazine. 2017. https://www.aao.org/eyenet/article/management-of-posteriorly-dislocated-lenses
12. Neely D, Plager D. Management of ectopia lentis in children. Ophthalmology Clinics of North America. 2001;14(3):493-499. doi:10.1016/s0896-1549(05)70247-9
15. Ojaghihaghighi S. Lombardi KM. et al. Diagnosis of Traumatic Eye Injuries With Point-of-Care Ocular Ultrasonography in the Emergency Department. Annals of Emergency Medicine. 2019. doi:10.1016/j.annemergmed.2019.02.001

Epidemiologi Dislokasi Lensa
Penatalaksanaan Dislokasi Lensa

Artikel Terkait

  • Red Flag Penglihatan Kabur
    Red Flag Penglihatan Kabur
Diskusi Terbaru
dr. Andi Marsali
Dibalas 12 jam yang lalu
Jakarta - Lowongan untuk Dokter Operasional Vaksin
Oleh: dr. Andi Marsali
2 Balasan
Alo Dokter, Selamat pagi sejawat,Terlampir info lowongan untuk dokter Umum sebagi operasional vaksin di Jakarta Timur
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Apa diagnosis gatal kulit pada anak yang tepat?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat...
Anonymous
Dibalas kemarin, 07:46
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.