Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Adenoma Pituitari general_alomedika 2024-02-01T13:12:28+07:00 2024-02-01T13:12:28+07:00
Adenoma Pituitari
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Adenoma Pituitari

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan adenoma pituitari atau adenoma hipofisis ditentukan oleh jenis dan ukuran tumor. Secara garis besar, terdiri dari terapi medikamentosa, pembedahan, radioterapi, atau kombinasi ketiganya. Tujuan terapi adalah menormalkan sekresi hormon dan resolusi progresivitas defisit neurologis akibat penekanan massa.[1,3]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa adenoma pituitari sesuai dengan gangguan hormon yang ditimbulkan. Segala jenis terapi berbasis hormon harus dikonsultasikan dengan dokter spesialis endokrinologi.[1,3]

Adenoma Pituitari yang Mensekresi Prolaktin

Agonis dopamin adalah pengobatan lini pertama untuk adenoma pituitari yang mensekresi prolaktin. Contoh agonis dopamin yang tersedia saat ini adalah cabergoline dan bromocriptine.[1,3]

Adenoma Pituitari yang Mensekresi Growth Hormone (GH)

Terapi medikamentosa dipertimbangkan pada pasien dengan kadar IGF-1 (insulin-like growth factor) dan GH yang terus meningkat setelah tiga bulan pembedahan, atau pada kandidat nonbedah dengan adenoma pituitari yang invasif. Terapi lini pertama adalah somatostatin analog (SSA), contohnya octreotide, lanreotida, dan pasireotide.[1,3]

Agonis dopamin, seperti cabergoline, juga digunakan untuk sedikit menurunkan kadar IGF-1 pasca operasi atau sebagai terapi tambahan dengan SSA. Jika GH tetap tinggi, maka dapat diberikan penghambat reseptor GH seperti pegvisomant sebagai kombinasi dengan SSA atau tunggal untuk pengobatan akromegali.[1,3]

Adenoma Pituitari yang Mensekresi Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)

Agonis dopamin seperti cabergoline serta somatostatin analogue (SSA) seperti pasireotide dan pasireotide-long acting release (pasireotide-LAR) merupakan obat yang dapat digunakan untuk menurunkan sekresi ACTH. Ketoconazole, metyrapone, mitotane, dan etomidate juga dapat menurunkan produksi kortisol adrenal.

Etomidat diberikan secara intravena pada pasien sakit kritis dengan hiperkortisolemia parah, sebagai tambahan pada intervensi pengobatan lain. Penghambat reseptor glukokortikoid seperti mifepristone, dapat digunakan pada pasien tertentu dengan hiperkortisolemia dan diabetes insipidus.[1,3]

Adenoma Pituitari yang Mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Penanganan hipertiroid sebelum operasi dapat membantu mencegah terjadinya thyroid storm. Pasien adenoma pituitari yang tidak merespon dengan pembedahan dapat diobati dengan SSA saja untuk menurunkan kadar TSH dan ukuran tumor, atau dikombinasikan dengan pengobatan radiasi.[1,3]

Pembedahan

Terdapat beberapa pilihan pendekatan teknik bedah endoskopi pituitari, antara lain transsphenoidal, translabial, dan transnasal. Teknik pembedahan dengan pendekatan transsphenoidal atau transnasal menunjukkan hasil yang sama baiknya untuk tumor intra sella. Sedangkan untuk pembedahan tumor ekstra sella yang berukuran besar, pendekatan transnasal lebih disukai.[24,25]

Pembedahan Adenoma Pituitari Non Fungsional

Pembedahan adenoma pituitari non fungsional umumnya dilakukan dengan pendekatan transsphenoidal. Pembedahan direkomendasi jika terdapat kondisi:

  • Pemeriksaan MRI otak terbukti ada kompresi pada nervus optik atau chiasma opticum, serta ada pertambahan ukuran tumor yang signifikan
  • Gangguan penglihatan, yaitu defisit lapangan pandang atau oftalmoplegia/strabismus

  • Apopleksi pituitari dengan gangguan penglihatan
  • Hilangnya fungsi endokrin[1]

Pembedahan pada Adenoma Pituitari Fungsional

Reseksi adenoma pituitari transsphenoidal (TSS) merupakan pilihan pengobatan untuk pasien dengan kondisi:

  • Penyakit Cushing: terapi lini pertama adalah pembedahan. Pada mikroadenoma (≤ 10 mm), tingkat remisi mencapai 80%. Sedangkan pada makroadenoma dan perluasan tumor ekstra sella, tingkat remisi tergolong rendah dan memiliki risiko rekurensi yang tinggi

  • Adenoma pituitari yang mensekresi GH: terapi lini pertama adalah pembedahan. Normalisasi IGF-1 dicapai sekitar 80‒90% pasien dengan mikroadenoma, dan 40‒60% pasien dengan makroadenoma
  • Adenoma pituitari yang mensekresi prolaktin: pembedahan terutama pada kondisi resisten medikamentosa, timbul efek samping akibat agonis dopamin, serta pada pasien program hamil dengan ukuran tumor >1 cm
  • Adenoma pituitari yang mensekresi TSH: pembedahan memberikan tingkat penyembuhan 50‒90% pasien. Penting untuk mengontrol hipertiroid sebelum operasi, untuk mencegah terjadinya thyroid storm[1,3,26]

Radioterapi

Indikasi radioterapi adenoma pituitari adalah pada tumor yang sulit diakses dan terletak di tengah-tengah jaringan otak. Radioterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan. Radioterapi pra bedah bertujuan untuk menurunkan risiko metastasis iatrogenik (dosis rendah), atau untuk meningkatkan resektabilitas (dosis tinggi). Sedangkan radioterapi pasca bedah dilakukan untuk menurunkan angka kekambuhan lokal, atau diberikan pada keadaan radikalitas operasi tidak dapat dicapai/diragukan.[1,27]

Static Radiation Field Technique

Teknik ini merupakan teknik yang masih banyak digunakan, di mana radiasi diberikan dengan menggunakan lapangan radiasi yang statis. Jumlah lapangan yang diberikan dapat bervariasi, dari 2 lapangan hingga multipel. Semakin banyak jumlah lapangan yang diberikan, maka semakin banyak jaringan sehat otak yang berisiko teradiasi dengan dosis tinggi.[1,27]

Multileaf Collimator (Conformal) Technique

Teknik ini merupakan perbaikan dari teknik static radiation field technique (SRFT) yang konvensional, di mana digunakan kolimator yang selalu berubah pada setiap posisi lapangan radiasi. Perubahan sesuai dengan bentuk tumor secara 3 dimensi.  Namun sama seperti teknik SRFT, dimana teknik ini memungkinkan banyaknya jaringan sehat otak yang ikut teradiasi dengan dosis tinggi.[1,27]

Rotation Technique

Teknik ini menggunakan lapangan statis dengan jumlah tidak terbatas, secara rotasi memberikan radiasi pada jarak arkus tertentu. Teknik ini akan membentuk daerah isodosis berbentuk lingkaran dengan daerah tumor di dalamnya, sehingga mengurangi jaringan sehat yang teradiasi dosis tinggi.[1,27]

Stereotactic Radiosurgery

Teknik ini menggunakan lapangan kecil (<20‒30 mm), multipel, dari berbagai arah dan berbagai bidang (3 dimensi), dosis radiasi tunggal dan tinggi, dan stereotactic device. Teknik ini dapat menggunakan sumber radiasi cobalt (gamma knife) atau berkas foton dari linear accelerator (X knife). Keuntungannya adalah mengurangi jaringan sehat yang teradiasi dengan dosis tinggi, serta secara radiobiologis akan didapat efek biologik yang tinggi dengan penggunaan dosis radiasi per kali yang tinggi. Sehingga syarat jarak teknik ini hanya membutuhkan <5 mm dari organ kritis di sekitar target radiasi, misalnya chiasma opticum.[1,27]

Fractionated Stereotactic Radiotherapy

Teknik ini merupakan upaya mengurangi kerusakan berat jaringan sehat, dengan memberikan radiasi dalam bentuk terfraksi.[1,27]

Referensi

1. Russ S, Anastasopoulou C, Shafiq I. Pituitary Adenoma. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554451/
3. Molitch ME. Diagnosis and Treatment of Pituitary Adenomas: A Review. JAMA. 2017 Feb 7;317(5):516-524.
24. Jane JA Jr, Catalino MP, et al. Surgical Treatment of Pituitary Adenomas. In: Feingold KR, et al., editors. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK278983/
25. Xing ZY, Zhang HY, et al. Study on the causes, prevention and treatment of complications after transsphenoidal pituitary tumor resection under neuroendoscopy. Zhonghua Yi Xue Za Zhi. 2019 Dec 24;99(48):3803-3807.
26. Johnston PC, Kennedy L, Hamrahian AH, et al. Surgical outcomes in patients with Cushing's disease: the Cleveland clinic experience. Pituitary. 2017 Mar 6.
27. Gondhowiardjo S, Aman RA. Peran radiasi dalam penanganan adenoma pituitari. 2014. Makara Kesehatan;8(1):14-20.

Diagnosis Adenoma Pituitari
Prognosis Adenoma Pituitari

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 15 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.