Patofisiologi Fraktur Ankle
Patofisiologi fraktur ankle atau patah tulang pergelangan kaki dapat dibedakan menjadi fraktur traumatik dan fraktur penyebab lain. Fraktur pergelangan kaki traumatik misalnya disebabkan karena jatuh dari ketinggian maupun kecelakaan lalu lintas. Fraktur traumatik merupakan penyebab fraktur ankle yang paling sering pada pasien usia reproduktif.[5,7,8]
Fraktur pergelangan kaki penyebab lain misalnya disebabkan karena rendahnya densitas mineral tulang atau adanya tekanan abnormal yang berulang dan berlangsung secara terus menerus pada pergelangan kaki. Pola spesifik fraktur pergelangan kaki bergantung pada mekanisme cedera serta posisi kaki dan arah gaya pada saat cedera berlangsung.[6,7]
Anatomi Ankle
Pergelangan kaki membentuk sendi mortise, dengan talus yang sesuai dengan alur yang dibentuk oleh tibia dan fibula. Stabilitas pergelangan kaki dihasilkan dari interaksi antara artikulasi yang melibatkan talus, tibia, dan fibula serta ligamen medial dan lateral pergelangan kaki.[5,6,9]
Gambar 1. Anatomi Tulang dan Sendi Ankle
Bagian tulang dari sendi pergelangan kaki terdiri dari distal tibia dan fibula. Sendi pergelangan kaki dibatasi secara medial oleh ligamen deltoid dan secara lateral dibatasi oleh fibula distal dan ligamen pergelangan kaki lateral. Lapisan jaringan lunak dan integumen yang menutupi bagian medial dari pergelangan kaki berisiko tinggi mengalami kerusakan setelah terjadi fraktur pergelangan kaki yang bergeser.
Struktur neurovaskular di sekitar pergelangan kaki, meliputi arteri tibialis posterior dan nervus tibialis yang berjalan posterior ke malleolus medial. Struktur ini berisiko mengalami kerusakan saat terjadi pergeseran pergelangan kaki yang substansial.[5,6,9]
Fraktur Ankle Traumatik
Mekanisme cedera yang paling umum pada fraktur ankle traumatik adalah melalui rotasi dengan gaya eksternal yang terjadi pada kaki, yang memengaruhi tulang talus hingga maleolus. Umumnya, fraktur traumatik terjadi apabila talus terpelintir dan mengalami rotasi yang miring dalam mortise. Proses cedera terjadi melalui mekanisme berenergi tinggi atau rendah, serta bergantung juga pada kualitas tulang dan integritas ligamen yang mendukung pergelangan kaki.[5,7,8,10,11]
Pada fraktur traumatik, momentum tubuh dapat mengakibatkan berbagai jenis gaya yang krusial pada pergelangan kaki saat cedera berlangsung seperti rotasi luar, abduksi, dan aduksi. Mekanisme cedera yang berlangsung saat kaki sedang tersangga di lantai ataupun di permukaan keras seperti aspal saat terjadi tabrakan mobil, maupun mekanisme jatuh bebas dari ketinggian, dapat menyebabkan fraktur ankle akibat adanya beban aksial yang mendorong talus ke permukaan artikular distal tibia.[5,7,10,11]
Selain itu, kombinasi dari gerakan dorsofleksi dan inversi pada pergelangan kaki juga dapat menyebabkan terjadinya fraktur pada pergelangan kaki akibat patahnya tulang talus bagian lateral.[11,12]
Fraktur Ankle Penyebab Lain
Fraktur pergelangan kaki karena penyebab lain umumnya karena adanya proses patologis yang terjadi pada tulang yang membentuk pergelangan kaki, seperti rendahnya densitas mineral tulang, adanya penyakit kronis seperti diabetes melitus yang sering terjadi pada pasien lansia.[7,10,11,13]
Fraktur pada pergelangan kaki juga dapat terjadi pada tulang yang sehat tanpa trauma yang jelas akibat adanya tekanan abnormal dengan intensitas tinggi yang berulang dan berlangsung secara terus menerus, seperti pada atlet yang melakukan olahraga high impact, misalnya berlari, melompat, dan bela diri.[7,11,12]
Klasifikasi Fraktur Ankle
Klasifikasi Lauge-Hansen dan Danis-Weber sering digunakan pada fraktur pergelangan kaki. Pada klasifikasi Lauge-Hansen, fraktur ankle diklasifikasikan menurut mekanisme cedera dan posisi kaki pada saat cedera berlangsung (supinasi-pronasi) dan gaya yang mempengaruhi kaki pada saat itu (abduksi, adduksi, eversi).[5,12,13]
Klasifikai Lauge-Hansen
Klasifikasi ini bergantung pada posisi kaki dan arah gaya yang menyebabkan cedera. Klasifikasi ini mengkategorikan fraktur ankle menjadi empat jenis. Kata pertama dari setiap jenis menggambarkan posisi kaki saat cedera dan kata kedua menggambarkan pergerakan talus pada mortise pergelangan kaki yang relatif terhadap tibia. Ketika kaki pronasi, ligamen medial meregang dan rentan terhadap cedera. Ketika kaki supinasi, ligamen lateral meregang dan rentan terhadap cedera.[12,13]
Tabel 1. Klasifikasi Lauge-Hansen
Posisi Cederassss | Nama Fraktur |
Supinasi-Aduksi (SA) | Fraktur melintang fibula distal |
Fraktur vertikal maleolus medial | |
Supinasi-Rotasi Eksternal (SER) | Cedera ligamen tibiofibular anterior inferior |
Fraktur spiral (atau oblique) pada fibula distal | |
Cedera ligamen tibiofibular posterior inferior ATAU avulsi malleolus posterior | |
Fraktur malleolus medial ATAU cedera ligamen deltoid | |
Pronasi-Rotasi Eksternal (PER) | Fraktur maleolus medial ATAU cedera ligamen deltoid |
Cedera ligamen tibiofibular anterior inferior | |
Fraktur spiral (atau oblique) fibula (aspek proksimal ke plafond tibialis) | |
Cedera ligamen tibiofibular posterior inferior ATAU avulsi maleolus posterior | |
Pronasi-Abduksi (PA) | Fraktur maleolus medial ATAU cedera ligamen deltoid |
Cedera ligamen tibiofibular anterior inferior | |
Fraktur fibula transversal atau kominutif (proksimal ke plafond tibialis) | |
Keterangan: Cedera selalu terjadi dalam pola kumulatif. Misalnya, cedera SER4 berarti telah mencakup cedera SER1, SER2, dan SER3. |
Sumber: dr. Eva Naomi Oretla, Alomedika, 2025.[12,13]
Klasifikasi Danis-Weber
Klasifikasi ini mengkategorikan fraktur pergelangan kaki berdasarkan lokasi garis fraktur fibula distal yang relatif terhadap sindesmosis menjadi tiga jenis:
- Weber Tipe A: Fraktur fibula distal berada di bawah level sindesmosis. Jenis fraktur ini biasanya stabil dan dapat diobati secara konservatif.
- Weber Tipe B: Fraktur fibula distal terletak pada level yang sama dengan sindesmosis. Cedera jenis ini dapat diobati secara konservatif jika stabil (tidak ada cedera ligamen deltoid maupun cedera sindesmosis). Fraktur ankle Weber Tipe B yang tidak stabil memerlukan fiksasi bedah.
- Weber Tipe C: Fraktur fibula terletak di atas level sindesmosis. Jenis fraktur ini biasanya tidak stabil dan memerlukan fiksasi bedah.[12,13]
Klasifikasi Lainnya
Fraktur ankle juga bisa diklasifikasikan menurut lokasi anatominya, yakni:
- Fraktur maleolus medial terisolasi
- Fraktur maleolus lateral terisolasi
- Fraktur ankle bimalleolar: dua maleolus mengalami retak, baik maleolus medial dan lateral
- Fraktur ankle trimalleolar: melibatkan tiga maleolus pada pergelangan kaki (medial, lateral, dan posterior) yang retak.[12,13]
Selain itu, ada pula fraktur jenis khusus, yakni:
- Fraktur Pilon: fraktur kominutif pada plafon tibialis (ujung distal tibia, termasuk permukaan artikular), biasanya disebabkan oleh trauma beban aksial berenergi tinggi, misalnya, jatuh dari jarak jauh yang menyebabkan impaksi talus terhadap plafond tibialis.
Bosworth Fracture-Dislocation: ini adalah jenis fraktur dislokasi pergelangan kaki yang langka, di mana fibula terkilir ke posterior. Batas tibialis posterolateral menghalangi reduksi fibula, sehingga diperlukan perawatan operatif untuk mereduksi dan memperbaiki fibula di incisura fibularis.[12,13]