Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Lumbar Spinal Stenosis annisa-meidina 2023-08-14T09:53:09+07:00 2023-08-14T09:53:09+07:00
Lumbar Spinal Stenosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Lumbar Spinal Stenosis

Oleh :
dr.Christian Permana
Share To Social Media:

Diagnosis lumbar spinal stenosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologi, terutama magnetic resonance imaging (MRI). Hasil anamnesis perlu mencari faktor-faktor yang memperberat atau memperingan keluhan.[1,2,4]

Anamnesis

Gejala lumbar spinal stenosis dapat berupa nyeri pinggang bawah, kaki, atau bokong, saat berjalan. Nyeri dapat pada salah satu sisi atau kedua sisi tubuh. Keluhan dapat disertai kesemutan atau baal hingga ke kaki. Keluhan lain adalah gangguan urinasi dan defekasi.

Neurogenic claudication intermiten adalah gejala utama dari lumbar spinal stenosis, yaitu nyeri atau kelemahan kaki yang bertambah berat saat pasien berdiri atau berjalan, dan akan berkurang jika pasien duduk istirahat atau membungkukkan badan ke depan.[1,2,4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan gait, di mana pasien biasanya cenderung berjalan dengan kaki lebar dan tubuh membungkuk ke depan. Pasien lebih merasakan nyeri saat posisi pinggang ekstensi daripada fleksi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan sistem sensorik dan sistem motorik, yaitu ekstensi fleksi lutut, dorsofleksi ankle, dan plantar fleksor, untuk menilai kelemahan otot.[2]

Pada pemeriksaan fisik, jarang ditemukan hasil positif pada straight leg raising test. Defisit motorik juga jarang ditemukan, kecuali stenosis sudah berat atau terdapat spondylolisthesis. Jika pasien mengeluhkan nyeri sciatica yang mendadak, dapat dipikirkan kemungkinan adanya herniasi diskus intervertebralis yang menyertai dan memperberat lumbar spinal stenosis.[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding lumbar spinal stenosis adalah HNP pada diskus intervertebralis. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)  lebih sering terjadi pada usia muda (<50 tahun) sedangkan lumbar spinal stenosis lebih sering pada usia >50 tahun. Keluhan pada lumbar spinal stenosis juga biasanya gradual progresif, sedangkan HNP bisa bersifat akut.[8]

Pemeriksaan Penunjang

Pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah dan menjalar, terutama disertai gejala neurogenic claudication intermiten, dianjurkan untuk pemeriksaan radiologis, baik rontgen polos, CT scan, maupun MRI lumbal.

Rontgen Polos Lumbal

Walaupun penegakan diagnosis spinal lumbar stenosis tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan rontgen polos lumbal, pemeriksaan ini dapat membantu memperkirakan kemungkinan adanya spinal stenosis. Rontgen polos lumbal dapat menilai pemendekan ukuran pedicle vertebra, penyempitan jarak interpedicle, kalsifikasi ligamen atau diskus intervertebralis, penyempitan foramen vertebralis, dan hipertrofi sendi facet.

Selain itu, pemeriksaan x-ray dinamik dengan posisi fleksi-ekstensi dapat menilai adanya ketidakstabilan spinal, yaitu menilai perubahan translasi >4 mm dan perubahan angulasi sudut >10‒15°.[1,6]

Gambar 2. Rontgen Polos Lumbar Spinal Stenosis disertai Spondylolisthesis pada L5‒S1.

Gambar 2. Rontgen Polos Lumbar Spinal Stenosis disertai Spondylolisthesis pada L5‒S1.

CT Scan Lumbal

CT scan (computerised tomography) lumbal dapat menilai anatomi tulang, seperti bone spur dan kalsifikasi pada diskus intervertebralis atau ligamen, yang tidak dapat terlihat jelas pada pemeriksaan MRI. Selain itu, CT scan lumbal adalah pemeriksaan alternatif jika tidak tersedia fasilitas MRI, dan pada pasien dengan alat pacu jantung atau implan metal yang menjadi kontraindikasi pemeriksaan MRI.[1,6]

MRI Lumbal

MRI (magnetic resonance imaging) lumbal merupakan pemeriksaan yang paling direkomendasi untuk diagnosis lumbar spinal stenosis. Pemeriksaan ini paling baik dalam menilai jaringan lunak dan memiliki nilai sensitivitas paling tinggi dalam mendiagnosa lumbar stenosis.

g3MRILumbaldenganLumbarSpinalStenosis

Gambar 3. MRI Lumbal dengan Lumbar Spinal Stenosis L2-3, L3-4, dan L4-5. Sumber: koleksi dr. Christian Permana, Sp.BS, 2022.

MRI juga merupakan pemeriksaan yang bebas sinar radiasi dan tidak invasif. Diagnosis lumbar spinal stenosis berdasarkan pemeriksaan MRI ditegakkan jika ukuran anteroposterior (AP) pada potongan midsagital <10 mm. Sementara itu,  foraminal stenosis pada foramen intervertebralis didiagnosis jika terdapat diameter AP pada potongan sagital di foramen <3 mm.[1,6]

Referensi

1. Lee BH, et.al. Lumbal Spinal Stenosis: Pathophysiology and Treatment Principle: A Narrative Review. Asian Spine Journal. 2020;14(5):682-693.
2. Wu AM, et.al. Lumbal Spinal Stenosis: An Update on the Epidemiology , Diagnosis, and Treatment. AME Medical Journal. 2017;2:63-77.
3. Deer T, et al. A Review of Lumbal Spinal Stenosis with Intermittent Neurogenic Claudication: Disease and Diagnosis. Pain Medicine. 2019;20(S2):S32-S44.
4. Jensen RK, et.al. Prevalence of Lumbar Stenosis in General and Clinical populations: A Systematic Review and Meta-Analysis. Euro Spine Journal. 2020;29(9):2143-2163.
6. Kwon J, et.al. Lumbal Spinal Stenosis: Review Update 2022. Asian Spine Journal. 2022;16(5):789-798.
8. Deer T, et.al. A Review of Lumbar Spinal Stenosis with Intermittent Neurogenic Claudication : Disease and Diagnosis. Pain Medicine. 2019;20(S2):S32-S44.

Epidemiologi Lumbar Spinal Stenosis
Penatalaksanaan Lumbar Spinal St...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Efektif Tidaknya Pregabalin untuk Terapi Skiatika
    Efektif Tidaknya Pregabalin untuk Terapi Skiatika
  • Efektivitas Latihan Core Muscle untuk Nyeri Punggung Bawah
    Efektivitas Latihan Core Muscle untuk Nyeri Punggung Bawah
  • Red Flag Nyeri Punggung Bawah
    Red Flag Nyeri Punggung Bawah
  • Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut
    Kontroversi Kombinasi Muscle Relaxant dan Antiinflamasi Non Steroid untuk Nyeri Punggung Bawah Akut

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Januari 2025, 08:34
Low Back Pain disertai kesemutan seperti kesetrum yang menjalar kadang ke punggung, kaki, dan bokong
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat sore dok. Mohon maaf mengganggu waktunya. Izin konsul dok. Nn. S /26 tahun S : Px datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 2 bulan yg lalu. Nyeri...
Anonymous
Dibalas 28 November 2024, 14:02
Nyeri pinggang kanan sampai belakang lutut pada perempuan 45 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin konsul pasien perempuan, usia 45 th dgn keluhan nyeri pinggang kanan menjalar sampai blkg lutut sejak 3 bln terakhir. Awalnya muncul stlh...
Anonymous
Dibalas 02 Desember 2024, 08:42
Nyeri perut bawah suspek ISK dengan hasil darah rutin dan pemeriksaan urin normal
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, mau diskusi pasien laki2 usia 60 th. Pasien dtg utk kontrol hasil lab setelah sblmnya berobat dgn dokter lain di klinik sy,, awalnya datang dgn...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.