Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Cacar Monyet general_alomedika 2024-10-07T10:03:26+07:00 2024-10-07T10:03:26+07:00
Cacar Monyet
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Cacar Monyet

Oleh :
dr. Katharina Listyaningrum Prastiwi
Share To Social Media:

Diagnosis cacar monyet atau mpox (monkeypox) dapat ditegakkan melalui kultur virus dari swab nasofaring atau swab orofaring, pemeriksaan polymerase chain reaction dengan sampel dari lesi kulit, pemeriksaan imunohistokimia, dan pemeriksaan serologi. Berdasarkan kriteria CDC, kasus cacar monyet dapat digolongkan menjadi kasus terkonfirmasi, kasus probable, dan kasus suspek.

Anamnesis

Masa inkubasi virus monkeypox adalah sekitar 5–21 hari setelah kontak dengan hewan atau manusia lain yang terinfeksi. Pasien cacar monyet umumnya mengalami masa prodromal yang ditandai dengan demam sekitar 38,5–40,5°C. Demam dapat disertai oleh gejala-gejala lain dan akan diikuti dengan erupsi kulit.[1,9,10]

Fase Inkubasi

Rata-rata fase inkubasi virus cacar monyet berlangsung selama 6-13 hari, namun dapat memanjang hingga 5-21 hari. Pada fase ini, pasien biasanya belum mengalami gejala apapun.[1,9,10]

Fase Prodromal

Pada fase prodromal, gejala awal cacar monyet sudah mulai muncul yaitu demam dengan suhu sekitar 38.5-40.5 derajat Celsius, nyeri otot, nyeri kepala, nafsu makan menurun, kelelahan, batuk, nyeri tenggorokan, dan limfadenopati di area leher atau selangkangan.[1,9,10]

Fase Erupsi Kulit

Erupsi kulit biasanya terjadi sekitar 1-3 hari setelah demam atau sekitar 1-2 hari setelah limfadenopati. Lesi awal biasanya berupa makula yang kemudian berubah menjadi papula, vesikel, pustula, dan akhirnya membentuk krusta. Lesi kulit terutama muncul pada area wajah dan ekstremitas. Lesi lebih jarang ditemukan pada tubuh (trunk).[1,9]

Fase Penyembuhan

Pada fase penyembuhan, terjadi hipopigmentasi atau hiperpigmentasi kulit yang disertai dengan bekas luka pada kulit.[9,10]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien cacar monyet, dokter dapat menemukan limfadenopati di regio submental, submandibular, inguinal, atau servikal. Selain itu, dokter juga dapat menemukan erupsi kulit berupa makula, papula, vesikel, pustula, atau krusta.[9,11]

Makula merupakan erupsi awal yang kemudian berubah menjadi papula, vesikel, pustula, dan akhirnya membentuk krusta. Bagian tubuh yang sering terkena adalah wajah dan ekstremitas, namun lesi juga dapat ditemukan di bagian tubuh lain. Lesi kulit dapat mencapai angka lebih dari 500 dan penyebarannya bersifat sentrifugal.[9,11]

Lesi kulit bisa membentuk nekrosis, petekie, dan ulkus pada tahap yang lebih jauh. Lesi kulit ini biasanya terasa gatal, namun jarang terasa nyeri kecuali bila lesi disertai dengan infeksi sekunder oleh bakteri. Pada pasien yang sudah menjalani vaksinasi, lesi kulit yang muncul biasanya tidak spesifik dan bersifat lebih ringan.[9,11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding cacar monyet adalah penyakit-penyakit infeksi dengan gejala mirip seperti smallpox, varicella, dan tanapox. Gejala prodromal dan lesi kulit yang dihasilkan mungkin tampak mirip dan membingungkan, sehingga pemeriksaan penunjang lebih lanjut diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

Smallpox

Cacar (smallpox) disebabkan oleh infeksi virus variola yang juga merupakan anggota genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae. Gejala prodromal yang dialami tampak mirip dengan cacar monyet dan lesi kulit yang dihasilkan juga dapat berupa makula, papula, vesikel, dan pustul. Smallpox telah dinyatakan tereradikasi secara global sejak tahun 1980. Perbedaan dengan cacar monyet dapat terlihat melalui pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).[2,5]

Varicella

Pada pasien dengan varicella atau cacar air, erupsi kulit dimulai dengan munculnya makula di area wajah atau kepala yang kemudian berubah menjadi vesikel dan papula. Vesikel akan membesar dan pecah sehingga membentuk krusta. Untuk membedakan dengan cacar monyet, dokter perlu menanyakan riwayat kontak pasien dengan orang yang terinfeksi varicella atau melakukan pemeriksaan PCR dan imunohistokimia.[5]

Tanapox

Tanapox juga disebabkan oleh virus yang berasal dari famili Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan gejala prodromal dan lesi kulit yang mirip dengan cacar monyet. Diagnosis kedua penyakit ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan PCR dari biopsi kulit pasien.[5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang bermanfaat untuk menegakkan diagnosis cacar monyet adalah kultur virus dari swab nasofaring atau swab orofaring, pemeriksaan PCR, pemeriksaan imunohistokimia, dan pemeriksaan serologi. Kultur virus monkeypox hanya dapat dilakukan oleh CDC, sehingga pemeriksaan PCR lebih sering dipilih untuk menegakkan diagnosis.[2,9]

Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pemeriksaan PCR merupakan pemeriksaan pilihan untuk mendiagnosis cacar monyet karena akurasi dan sensitivitasnya yang baik. Sampel yang optimal untuk PCR adalah sampel yang diambil dari biopsi lesi kulit seperti atap (roof) atau cairan dari vesikel dan pustula, serta krusta yang sudah kering. Sampel dari darah umumnya tidak disarankan untuk PCR karena durasi viremia virus monkeypox relatif singkat dan akan memberikan hasil inkonklusif.[1,2,9]

WHO pada bulan Oktober 2024 telah menyetujui pemeriksaan in vitro diagnostic (IVD) mpox pertama di bawah prosedur Emergency Use Listing (EUL). Persetujuan penggunaan darurat Alinity m MPXV (Abbott Molecular Inc.) ini sangat penting untuk pengujian yang cepat dan akurat, sehingga penanganan pasien dapat dilakukan secara dini.[19]

Sebuah studi multisenter di Cina melaporkan kinerja pemeriksaan ini terbukti kompeten pada 87,69% (171/195) peserta dan 87,94% (175/199) kumpulan data/datasets. Positive percentage agreements (PPAs) dilaporkan >99% untuk sampel pada 2.700 dan 900 eksemplar/mL, dan 95,60% (761/796) untuk sampel pada 300 eksemplar/mL.[20]

Pemeriksaan Imunohistokimia

Tes Tzanck dapat digunakan untuk membedakan cacar monyet dari penyakit nonviral yang mungkin memiliki gejala mirip. Namun, tes ini tidak dapat membedakan cacar monyet dengan smallpox dan infeksi herpetik.[2,9]

Pemeriksaan Serologi

Untuk pemeriksaan serologi, pemeriksaan serum IgM lebih dari 5 hari setelah onset dan pemeriksaan serum IgG lebih dari 8 hari setelah onset lesi kulit adalah waktu yang paling optimal untuk diagnosis cacar monyet. Namun, pemeriksaan serologi ini tidak bersifat spesifik untuk cacar monyet karena bersifat cross-reactive terhadap virus lain dalam genus Orthopoxvirus. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat memberikan hasil false positive bila pasien pernah menerima vaksin smallpox.[1,2,9]

Kriteria Diagnosis

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membedakan kasus cacar monyet menjadi tiga kategori yaitu kasus terkonfirmasi, kasus probable, dan kasus suspek. Masing-masing kategori ini memiliki kriteria tersendiri.

Kasus Terkonfirmasi

Seseorang dinyatakan mengalami kasus cacar monyet yang terkonfirmasi bila orang tersebut memenuhi satu atau lebih kriteria berikut:

  • Memiliki hasil kultur virus yang positif virus monkeypox

  • Memiliki hasil PCR yang positif virus monkeypox

  • Pemeriksaan dengan mikroskop elektron menunjukkan adanya Orthopoxvirus setelah kemungkinan infeksi dari Orthopoxvirus lain disingkirkan
  • Pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan adanya virus monkeypox setelah kemungkinan infeksi dari Orthopoxvirus lain disingkirkan[2]

Kasus Probable

Seseorang dinyatakan sebagai kasus probable bila mengalami gejala demam dan ruam dengan vesikel atau pustula (demam dan lesi kulit harus sama-sama ada), maksimal dalam 21 hari setelah riwayat paparan yang sesuai epidemiologi cacar monyet.[2]

Kasus Suspek

Seseorang dinyatakan sebagai kasus suspek bila mengalami demam atau lesi kulit (salah satu) dan mengalami 2 atau lebih gejala lain seperti berkeringat, sakit tenggorokan, batuk, limfadenopati, sesak napas, sakit punggung, atau sakit kepala. Gejala muncul maksimal dalam 21 hari setelah riwayat paparan yang sesuai dengan epidemiologi cacar monyet.[2]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

 

Referensi

1. WHO. Monkeypox. 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox
2. Graham MB. Monkeypox. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1134714-overview#a6
5. Isaacs SN. Monkeypox. UpToDate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/monkeypox
9. CDC. Monkeypox. 2022. https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/index.html
10. Damon IK, McCollum AM. Human monkeypox. Clinical Infectious Diseases. 2014;58(2):260-267.
11. Reynolds MG, McCollum AM, Nguete B, et al. Improving the care and treatment of monkeypox patients in low-resource settings: applying evidence from contemporary biomedical and smallpox biodefense research. Viruses. 2017;9(12):380.
19. WHO. WHO approves first mpox diagnostic test for emergency use, boosting global access. October 2024. https://www.who.int/wallisandfutuna/news/detail-global/03-10-2024-who-approves-first-mpox-diagnostic-test-for-emergency-use--boosting-global-access
20. Li Z, Chen Y, et al. Diagnostic performance of mpox virus (MPXV) real-time PCR assays: multicenter assessment and extended sensitivity analysis. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 2024 Aug;43(8):1597-1607.

Epidemiologi Cacar Monyet
Penatalaksanaan Cacar Monyet
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 21 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.