Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Chikungunya general_alomedika 2023-09-27T10:50:02+07:00 2023-09-27T10:50:02+07:00
Chikungunya
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Chikungunya

Oleh :
dr. Ricky Dosan
Share To Social Media:

Edukasi pasien chikungunya terutama diberikan tentang perawatan di rumah. Pasien harus banyak beristirahat, menghindari kelelahan, dan memastikan kecukupan cairan. Pasien juga perlu mewaspadai tanda-tanda bahaya, sehingga bisa bergegas memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Promosi kesehatan terutama difokuskan terhadap upaya pencegahan transmisi chikungunya, yaitu dengan pemberantasan vektor dan mencegah gigitan nyamuk.[5,6]

Edukasi Pasien

Edukasi pada pasien chikungunya terutama ditujukan pada pasien yang dirawat di rumah. Pasien sebaiknya beristirahat cukup pada ruangan dengan suhu yang tidak terlalu panas dan tidak lembap. Suhu yang panas dapat memperberat nyeri persendian. Pasien juga dilarang untuk melakukan aktivitas fisik yang menyebabkan kelelahan. Berolahraga diduga dapat memperberat proses peradangan pada persendian.

Kompres dingin dapat membantu untuk mengatasi gangguan pada sendi-sendi. Pasien juga perlu diedukasi mengenai kecukupan konsumsi cairan. Dalam 1 hari minimal, pasien mengonsumsi air sebanyak 2 liter. Ajarkan pasien untuk memantau urine output. Dalam 1 hari, seharusnya urine output melebihi 1 liter.

Jika demam, pasien dapat mengonsumsi parasetamol, maksimal 2 tablet 500 mg sebanyak 4 kali/hari, dengan catatan pasien tidak memiliki riwayat gangguan fungsi hati atau ginjal. Pasien juga perlu diberi tahu untuk tidak melakukan self-medication menggunakan obat-obatan lain, misalnya aspirin atau analgesik lainnya.

Edukasi juga perlu mencakup tanda-tanda bahaya yang perlu diketahui pasien, sehingga dapat pergi memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Tanda-tanda bahaya, antara lain demam lebih dari 5 hari, nyeri yang sangat berat, pusing yang disertai ekstremitas dingin, penurunan urine output, perdarahan, atau muntah-muntah hebat.

Keluarga pasien juga perlu diedukasi bahwa chikungunya merupakan penyakit menular, sehingga mungkin terjadi penularan kepada anggota keluarga lainnya.[1,6,21]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan chikungunya difokuskan terhadap pemberantasan vektor dan cara-cara mencegah terjadinya kontak dengan vektor. Pencegahan penting untuk diterapkan, guna memutus rantai penularan chikungunya.

Pemberantasan Vektor

Vektor pada chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Upaya pemberantasan vektor dilakukan dengan mengurangi genangan air atau tampungan air yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Air pada vas bunga atau wadah mengandung air lainnya, sebaiknya diganti setiap minggu. Tempat penampungan air juga harus ditutup rapat.

Pada wabah, insektisida dapat disemprotkan pada permukaan benda-benda atau tempat yang biasa dihinggapi nyamuk, untuk membunuh nyamuk dewasa yang terbang. Insektisida atau jenis ikan larvivorous juga dapat digunakan untuk memberantas jentik-jentik nyamuk pada akuarium atau kolam di taman. Rerumputan yang tinggi juga sebaiknya dipotong, sehingga tidak menjadi tempat persembunyian nyamuk dewasa.[5,6]

Pakaian dan Losion Antinyamuk

Penggunaan pakaian yang meminimalkan paparan kulit untuk digigit nyamuk dapat dilakukan. Losion antinyamuk (repellent) bisa digunakan pada kulit, sesuai dengan petunjuk pemakaian produk. Repellent sebaiknya mengandung  DEET (N,N-diethyl-3-methylbenzamide), IR3535 (3-[N-acetyl-N-butyl]-aminopropionic acid ethyl ester), atau ikaridin (1-piperidinecarboxylic acid, 2-(2-hydroxyethyl)-1-methylpro- pylester).

Pada anak-anak atau orang dewasa yang tidur siang, pemakaian kelambu yang berlapis insektisida, misalnya permethrin, dapat melindungi terhadap serangan nyamuk. Obat nyamuk bakar atau semprot juga dapat digunakan untuk mengurangi gigitan pada ruang tertutup. Selain itu, pemasangan kawat nyamuk pada pintu dan jendela juga dapat melindungi.[5,6]

Vaksin Chikungunya

Hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk penyakit chikungunya. Berbagai metode vaksin masih terus diteliti, antara lain live attenuated chikungunya viral (LAV) strains, chimeric viral vectors, inactivated virions or virus-like particles (VLP), subunit vaccines, dan DNA plasmid.

Masing-masing metode telah menunjukkan efikasi pada model binatang, dan beberapa menghasilkan efek imunogenik pada manusia. Namun, semua metode vaksin masih dalam uji klinis hingga saat ini.[1,23]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Natesan SK. Chikungunya Virus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/2225687-overview
5. Vairo F, Haider N, Kock R, Ntoumi F, Ippolito G, Zumla A. Chikungunya: Epidemiology, Pathogenesis, Clinical Features, Management, and Prevention. Infect Dis Clin North Am. 2019 Dec;33(4):1003-1025. doi: 10.1016/j.idc.2019.08.006.
6. World Health Organization. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. WHO. 2019. https://www.who.int/publications/i/item/guidelines-on-clinical-management-of-chikungunya-fever
21. Moizéis RNC, Fernandes TAAM, Guedes PMDM, Pereira HWB, Lanza DCF, Azevedo JWV, Galvão JMA, Fernandes JV. Chikungunya fever: a threat to global public health. Pathog Glob Health. 2018 Jun;112(4):182-194. doi: 10.1080/20477724.2018.1478777.
23. DeFilippis VR. Chikungunya Virus Vaccines: Platforms, Progress, and Challenges. Curr Top Microbiol Immunol. 2022;435:81-106. doi: 10.1007/82_2019_175.

Prognosis Chikungunya

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
  • Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 29 April 2020, 10:02
Resiko yang terjadi jika terinfeksi chikungunya saat hamil 8 bulan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dokter, Saya ingin bertanya, apakah ada efek buruk yang akan terjadi jika seseorang terinfeksi Chikungunya saat hamil?Seorang wanita hamil G1P0A0 berusia...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.