Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Chikungunya general_alomedika 2022-07-13T06:52:57+07:00 2022-07-13T06:52:57+07:00
Chikungunya
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Chikungunya

Oleh :
dr. Ricky Dosan
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan 75% populasi dunia berisiko terinfeksi chikungunya.  Penyakit ini sering menimbulkan wabah sejak kira-kira 20 tahun lalu. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang melaporkan terjadinya wabah chikungunya hampir setiap tahun.[1,10]

Global

Secara global, diperkirakan lebih dari 75% populasi dunia tinggal di daerah yang berisiko terinfeksi chikungunya. Persebaran insidensi dilaporkan serupa pada semua kelompok usia, dan juga berdasarkan jenis kelamin. Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi pada wabah yang terjadi di Tanzania pada tahun 1952–1953.[5,10]

Di antara tahun 1999–2019, terjadi 53 wabah pada 15 negara di Asia. India dan Indonesia melaporkan wabah hampir setiap tahun. Karakteristik wabah chikungunya di Asia adalah terjadinya wabah berskala besar, diikuti periode bebas transmisi atau transmisi yang sangat rendah pada area terkena wabah.[10]

Di Asia, proporsi imunoglobuin G (IgG) paling tinggi yang pernah dilaporkan adalah di India, yaitu 68% dan di Thailand, yaitu 62%. Sedangkan seroprevalensi terendah dilaporkan pada negara-negara yang tidak pernah mengalami wabah, seperti Iran, Qatar, dan Singapura.[10–12]

Pada benua Amerika, insidensi chikungunya tertinggi yang pernah dilaporkan adalah di Suriname, yaitu sebanyak 2.670 kasus per 10.000 penduduk. Tingkat IgG seropositivity berkisar antara 0–48%. Karakteristik wabah di benua Amerika adalah wabah besar, diikuti penurunan angka transmisi pada area yang terkena wabah.[13]

Di Eropa, dilaporkan terjadi 5 wabah antara tahun 2010–2017, 2 wabah terjadi di Italia dan 3 wabah terjadi di Perancis. Epidemiologi wabah di Eropa adalah adanya wabah berskala kecil yang disebabkan oleh transmisi lokal, diikuti dengan peningkatan kasus impor. Berdasarkan studi seroprevalensi, tingkat seropositivity berkisar antara 0,4% di Turki, dan 10% di Italia.[10]

Indonesia

Data epidemiologi chikungunya di Indonesia dilaporkan pada tinjauan sistematis oleh Harapan, et al. pada tahun 2019. Insidensi chikungunya dilaporkan antara 0,16–36,2 kasus per 100.000 orang-tahun. Median seroprevalensi antibodi imunoglobulin M (IgM) anti-CHIKV, baik pada keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 13,3%. Sedangkan median antibodi IgG, baik pada keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 18,5%.[14]

Berdasarkan sequencing, didapatkan berbagai genotipe virus yang terdapat di Indonesia. Sebanyak 92,3% disebabkan oleh genotipe Asia dan sisanya disebabkan oleh genotipe East/Central/South African (ECSA).[14]

Mortalitas

Mortalitas chikungunya dilaporkan 10,6% dan ditemukan lebih banyak pada pasien berusia lanjut, neonatus, pasien dengan komorbiditas, misalnya penyakit jantung, diabetes, dan penyakit hati dan penyakit ginjal kronis, serta pada pengidap human immunodeficiency virus (HIV).[5]

Faktor risiko yang paling sering ditemukan yang berhubungan dengan mortalitas tinggi dan infeksi berat adalah kelainan kardiovaskular, gangguan respirasi, dan gangguan neurologis. Di Eropa, case fatality rate adalah sebesar 2,5 per 1000 kasus, hampir sama dengan tingkat kematian di Pulau Reunion, yaitu 1 per 1000 kasus.[1,5]

Infeksi chikungunya berat dapat disertai dengan ensefalitis, miokarditis, hepatitis, dan kegagalan multiorgan. Kerusakan neurologis, meskipun tidak sering dijumpai, dapat menyebabkan kejang, gangguan kesadaranan, flaccid paralysis, dan kematian.[15]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Natesan SK. Chikungunya Virus. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/2225687-overview
5. Vairo F, Haider N, Kock R, Ntoumi F, Ippolito G, Zumla A. Chikungunya: Epidemiology, Pathogenesis, Clinical Features, Management, and Prevention. Infect Dis Clin North Am. 2019 Dec;33(4):1003-1025. doi: 10.1016/j.idc.2019.08.006.
10. Bettis AA, L'Azou Jackson M, Yoon IK, Breugelmans JG, Goios A, Gubler DJ, Powers AM. The global epidemiology of chikungunya from 1999 to 2020: A systematic literature review to inform the development and introduction of vaccines. PLoS Negl Trop Dis. 2022 Jan 12;16(1):e0010069. doi: 10.1371/journal.pntd.0010069.
11. Humphrey JM, Al-Absi ES, Hamdan MM, Okasha SS, Al-Trmanini DM, El-Dous HG, et al. Dengue and chikungunya seroprevalence among Qatari nationals and immigrants residing in Qatar. PLoS One. 2019;14(1):e0211574. Pmid:30703150
12. Barakat AM, Smura T, Kuivanen S, Huhtamo E, Kurkela S, Putkuri N, et al. The Presence and Seroprevalence of Arthropod-Borne Viruses in Nasiriyah Governorate, Southern Iraq: A Cross-Sectional Study. Am J Trop Med Hyg. 2016;94(4):794–9. pmid:26880770
13. van Genderen FT, Krishnadath I, Sno R, Grunberg MG, Zijlmans W, Adhin MR. First Chikungunya Outbreak in Suriname; Clinical and Epidemiological Features. PLoS Negl Trop Dis. 2016;10(4):e0004625. pmid:27082985
14. Harapan H, Michie A, Mudatsir M, Nusa R, Yohan B, Wagner AL, Sasmono RT, Imrie A. Chikungunya virus infection in Indonesia: a systematic review and evolutionary analysis. BMC Infect Dis. 2019 Mar 12;19(1):243. doi: 10.1186/s12879-019-3857-y.
15. Burt FJ, Chen W, Miner JJ, Lenschow DJ, Merits A, Schnettler E, Kohl A, Rudd PA, Taylor A, Herrero LJ, Zaid A, Ng LFP, Mahalingam S. Chikungunya virus: an update on the biology and pathogenesis of this emerging pathogen. Lancet Infect Dis. 2017 Apr;17(4):e107-e117. doi: 10.1016/S1473-3099(16)30385-1.

Etiologi Chikungunya
Diagnosis Chikungunya

Artikel Terkait

  • Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
    Pengeditan Genom: Potensi CRISPR untuk Terapi pada Penyakit
  • Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Vaksin Hidup Chikungunya Dosis Tunggal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 29 April 2020, 10:02
Resiko yang terjadi jika terinfeksi chikungunya saat hamil 8 bulan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dokter, Saya ingin bertanya, apakah ada efek buruk yang akan terjadi jika seseorang terinfeksi Chikungunya saat hamil?Seorang wanita hamil G1P0A0 berusia...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.