Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Demam Rematik annisa-meidina 2023-10-13T14:13:50+07:00 2023-10-13T14:13:50+07:00
Demam Rematik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Demam Rematik

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Panduan berikut diharapkan dapat membantu dokter untuk mengidentifikasi demam rematik, memberikan penanganan pertama, dan menentukan rujukan yang tepat. Karena pasien dengan demam rematik memerlukan pemeriksaan penunjang seperti ekokardiogram, maka peresepan online dapat dibatasi pada terapi awal yang menyertai rujukan offline, pengobatan simtomatik yang sedang berlangsung, atau untuk pengguna yang ingin mengisi resep.

Tanda dan Gejala

Demam rematik memiliki manifestasi yang bervariasi dan tidak selalu semua gejala muncul pada satu pasien.

Demam

Gejala demam pada demam rematik umumnya tidak tinggi dan hanya berlangsung sementara.[1,5]

Karditis

Pada pasien dengan manifestasi karditis, dapat muncul gejala sesak napas, dysneu d'effort, paroxysmal nocturnal dyspnea, batuk, nyeri dada, atau ortopnea. Tanda yang dapat ditemukan antara lain kardiomegali, murmur awitan baru, pericardial friction rub, efusi perikardial, dan gagal jantung kongestif.[1,3]

Artritis

Artritis pada demam rematik dapat berupa monoartritis atau poliartritis, yang bersifat simetris ataupun asimetris, di sendi-sendi besar seperti sendi panggul, siku, lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.[1,5]

Korea

Korea Sydenham dapat muncul sebagai gerakan kasar non-ritmik involunter di wajah, lidah, tubuh, dan ekstremitas disertai kelemahan muskular dan gejala psikis berupa perubahan kepribadian dan labilitas emosional.[1,6]

Manifestasi Kulit

Pada kulit dapat ditemukan eritema marginatum dan nodul subkutan. Eritema marginatum berupa ruam makulopapular berkelok warna merah muda dengan bagian tengah pucat dan tepi melingkar, yang sering ditemukan di badan atau ekstremitas proksimal. Ruam umumnya tidak gatal ataupun nyeri.

Nodul subkutan berupa nodul padat, mobile, tidak nyeri, dengan diameter 0,5-2 cm, yang dapat ditemukan di permukaan ekstensor sendi ekstremitas atas dan bawah, prosesus spinosus, dan oksiput.[1,3]

Peringatan

Perlu diperhatikan pada pemberian steroid dapat terjadi risiko rebound setelah selesai terapi, sehingga perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap sebelum terapi dihentikan. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diberikan sebagai lanjutan selama 1 bulan setelah terapi steroid dihentikan.[1,3]

Pemberian aspirin pada anak dapat menyebabkan sindrom Reye meski jarang. Jika muncul, maka terapi aspirin dihentikan dan vaksin influenza diberikan.[1,4]

Terapi simtomatik untuk artritis atau atralgia tidak boleh diberikan sebelum diagnosis demam rematik ditegakkan karena dapat menutupi (masking) gejala demam rematik yang penting untuk diagnosis.[1,3]

Pasien sebaiknya tetap disarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dan pengobatan langsung ke fasilitas kesehatan, termasuk rujukan ke spesialis penyakit dalam, rematologi, anak, atau jantung.[1,3,4]

Medikamentosa

Secara daring, pasien yang dicurigai mengalami demam rematik dapat diberikan terapi simtomatik dan mungkin antibiotik oral, kemudian tetap ditekankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan langsung ke layanan kesehatan.

Terapi Simtomatik

Untuk demam dan nyeri ringan, dapat diberikan:

  • Dewasa: paracetamol 1000 mg/4 jam per oral. Dosis maksimum 4000 mg/hari.
  • Anak: paracetamol 15 mg/kg/4 jam per oral. Dosis maksimum maksimal 60 mg/kg/hari[1]

Terapi Eliminasi

Terapi eliminasi diberikan menggunakan antibiotik. Secara daring, dapat diberikan terapi oral yakni:

  • Dewasa: phenoxymethylpenicillin 500 mg setiap 12 jam per oral selama 10 hari.
  • Anak: phenoxymethylpenicillin 15 mg/kg setiap 12 jam, maksimal 500 mg, per oral selama 10 hari[1,2]

Terapi Artritis pada Demam Rematik

Pada pasien yang mengalami artritis pada demam rematik dapat diberikan:

  • Dewasa: naproxen 250-500 mg 2 kali sehari per oral, atau ibuprofen 200-400 mg 3 kali sehari per oral
  • Anak: naproxen 10–20 mg/kg/hari terbagi menjadi 2 dosis, atau ibuprofen 5-10 mg/kg 3 kali sehari per oral[1,2]

Terapi Karditis dan Korea

Untuk karditis dan korea, pasien perlu menjalani pemeriksaan secara langsung oleh dokter jantung dan saraf. Terapi sebaiknya merujuk pada dokter spesialis terkait.

Pemberian pada Ibu Hamil

Paracetamol oral dan penicillin termasuk kategori B berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) sehingga relatif aman digunakan pada ibu hamil. Penicillin dapat menembus plasenta dalam konsentrasi yang rendah, dan dapat terdeteksi dalam cairan amnion, namun tidak ada bukti teratogenik terhadap fetus.

Pentingnya profilaksis sekunder selama kehamilan perlu didiskusikan dengan ibu dan keluarganya jika ingin merencanakan kehamilan atau sudah terjadi kehamilan yang tidak terencana, karena kehamilan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung rematik sebagai komplikasi demam rematik.[1,8,9]

Penggunaan ibuprofen dan naproxen pada kehamilan belum dikategorikan oleh FDA namun termasuk kategori C oleh Therapeutic Goods Administration (TGA). OAINS dapat menyebabkan penutupan prematur duktus arteriosus, disfungsi renal, dan hipertensi pulmonal sehingga penggunaannya perlu dihindari terutama mendekati waktu kelahiran.[1,7,10,11]

Referensi

1. RHD Australia. The 2020 Australian guideline for prevention, diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease (3.2 edition, March 2022). 2022. https://www.rhdaustralia.org.au/system/files/fileuploads/arf_rhd_guidelines_3.2_edition_march_2022.pdf
2. Alqanatish J, Alfadhel A, Albelali A, Alqahtani D. Acute rheumatic fever diagnosis and management: Review of the global implications of the new revised diagnostic criteria with a focus on Saudi Arabia. J Saudi Heart Assoc. 2019 Oct;31(4):273-281. doi: 10.1016/j.jsha.2019.07.002. Epub 2019 Aug 13. PMID: 31516307; PMCID: PMC6734099.
3. Wallace MR. Rheumatic Fever. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/236582-overview
4. Chowdhury S, Koziatek CA, Rajnik M. Acute Rheumatic Fever. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594238/
5. Schoenfuss ES. Diagnosis, management, and prevention of acute rheumatic fever in the United States. JAAPA. 2022 May 1;35(5):21-27. doi: 10.1097/01.JAA.0000824960.82938.15. PMID: 35421873.
6. Centers For Disease Control And Prevention. Acute Rheumatic Fever. 2022. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/acute-rheumatic-fever.html.
7. Therapeutic Goods Administration. Prescribing Medicines in Pregnancy Database. 2023. https://www.tga.gov.au/products/medicines/find-information-about-medicine/prescribing-medicines-pregnancy-database
8. MIMS. Paracetamol. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?mtype=generic
9. MIMS. Phenoxymethylpenicillin. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/phenoxymethylpenicillin?mtype=generic
10. MIMS. Ibuprofen. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
11. MIMS. Naproxen. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/naproxen?mtype=generic

Edukasi dan Promosi Kesehatan De...

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
dr. Andi Marsali
Dibalas 8 jam yang lalu
Jakarta - Lowongan untuk Dokter Operasional Vaksin
Oleh: dr. Andi Marsali
2 Balasan
Alo Dokter, Selamat pagi sejawat,Terlampir info lowongan untuk dokter Umum sebagi operasional vaksin di Jakarta Timur
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Apa diagnosis gatal kulit pada anak yang tepat?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Selamat siang dok, terdapat pasien usia 5 tahun keluhan gatal dan pada kulit sejak 2 minggu. Pasien sering makan sosis. Gatal bertambah saat...
Anonymous
Dibalas kemarin, 07:46
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.