Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Kaki Gajah general_alomedika 2023-02-27T09:35:39+07:00 2023-02-27T09:35:39+07:00
Kaki Gajah
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan Pasien

Epidemiologi Kaki Gajah

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Data epidemiologi kaki gajah, disebut juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis, menunjukkan bahwa penyakit ini telah tersebar di seluruh dunia. Filariasis limfatik terutama ditemukan di daerah dengan iklim tropik dan subtropik di Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Kepulauan Karibia.[1,3,4]

Global

Secara global, filariasis limfatik telah menjangkiti 198 juta orang di 72 negara. Distribusi di Asia mencakup Bangladesh, Brunei Darussalam, Myanmar, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Maldives, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam.[1,4,8]

Dari 72 negara tersebut, 10 negara telah berhasil mengeliminasi filariasis limfatik dengan program eliminasi filariasis limfatik global world health organization (WHO), yaitu Togo, Kamboja, Maladewa, Sri Lanka, Thailand, Mesir, Kepulauan Cook, Niue, Tonga, dan Vanuatu.[2,4]

Pada tahun 2018, prevalensi filariasis limfatik secara global tercatat sekitar 51 juta kasus. Ini termasuk 36.783.583 kasus di Asia Tenggara. Melalui program eliminasi filariasis limfatik global, 15 negara telah berhasil menurunkan prevalensi filariasis, namun data tahun 2020 menunjukkan masih terdapat 863 juta orang berisiko yang tersebar di 50 negara, sehingga filariasis limfatik masih menjadi perhatian global.[2,3,8]

Secara global, 90% kasus filariasis limfatik disebabkan oleh W. bancrofti. Parasit W. bancrofti banyak ditemukan sebagai penyebab endemi filariasis limfatik di Afrika Sub-Sahara, Madagaskar, Kepulauan Pasifik Barat, dan Kepulauan Karibia. W. bancrofti juga tersebar secara sporadik di Amerika Selatan, India, dan Asia Tenggara. Sementara itu, persebaran Brugia spp. terbatas di daerah Asia Tenggara. B. timori hanya terdapat di Kepulauan Nusa Tenggara.[2,7]

Indonesia

Di Indonesia, tercatat 10.681 kasus filariasis limfatik yang tersebar di 34 provinsi pada tahun 2018. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Lima provinsi dengan kasus terbanyak yaitu Papua (3.615 kasus), Nusa Tenggara Timur (1.542 kasus), Jawa Barat (781 kasus), Papua Barat (622 kasus), dan Aceh (578 kasus). Provinsi dengan jumlah kasus filariasis limfatik terendah yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kasus filariasis limfatik di Indonesia mengalami penurunan dengan adanya implementasi program global WHO untuk eliminasi filariasis limfatik, yaitu pemberian obat massal (mass drug administration/MDA). 103 kabupaten kota telah berhasil menurunkan angka mikrofilaria menjadi <1%.[9]

Menurut data WHO tahun 2021, terdapat 9 juta populasi berisiko dari 34 provinsi di Indonesia yang masih membutuhkan MDA untuk filariasis limfatik. Program MDA telah terlaksana di 32 provinsi dengan cakupan (coverage) 65,6%. Data menunjukkan jumlah penderita filariasis limfatik di Indonesia yang telah diterapi sekitar 6 juta orang.[9,10]

Mortalitas

Filariasis limfatik merupakan penyakit dengan mortalitas yang rendah namun dapat menimbulkan morbiditas yang signifikan. Filariasis limfatik sangat jarang menyebabkan kematian, namun dapat menyebabkan disabilitas, penurunan fungsi hidup, dan masalah sosioekonomi pada penderita.[2,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Newman TE, Juergens AL. Filariasis. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556012/.
2. World Health Organization. Lymphatic Filariasis. 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis
3. Lich BF. Filariasis. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/217776-overview
4. Centers For Disease Control And Prevention. Lymphatic Filariasis. 2018. https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/
7. Centers For Disease Control And Prevention. Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern: Lymphatic Filariasis. 2019. https://www.cdc.gov/dpdx/lymphaticFilariasis/index.html
8. Local Burden of Disease 2019 Neglected Tropical Diseases Collaborators. The global distribution of lymphatic filariasis, 2000-18: a geospatial analysis. Lancet Glob Health, 2020, 8(9):e1186-e1194. doi: 10.1016/S2214-109X(20)30286-2.
9. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Filariasis Di Indonesia. 2019. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Filariasis-2019.pdf
10. World Health Organization. Lymphatic Filariasis: Status Of Mass Drug Administration. 2021. https://apps.who.int/neglected_diseases/ntddata/lf/lf.html

Etiologi Kaki Gajah
Diagnosis Kaki Gajah
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 5 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Apakah praktek dokter umum boleh dispensing obat untuk pasien?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya baru buka praktek mandiri dokter umum, saat visitasi dengan puskesmas disarankan harus ada obat emergency, Selain obat emergency apakah di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.