Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Kaki Gajah general_alomedika 2023-02-27T09:35:33+07:00 2023-02-27T09:35:33+07:00
Kaki Gajah
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan Pasien

Etiologi Kaki Gajah

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Etiologi kaki gajah, disebut juga sebagai filariasis limfatik atau elephantiasis, adalah nematoda dari famili Filarioidea, yaitu spesies Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Vektor filariasis limfatik adalah nyamuk.[1,4]

Cacing Filaria

Cacing filaria dewasa dapat ditemukan di limfonodi leher atau inguinal dan pembuluh limfe di sebelah distalnya. Cacing dewasa dapat bertahan hidup selama 5-7 tahun. Cacing betina bertelur dalam 5 tahun dan menghasilkan jutaan mikrofilaria yang dapat ditemukan di darah perifer.[1-4]

Tiga spesies cacing filaria penyebab filariasis limfatik yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Wuchereria dan Brugia dapat dibedakan secara morfologi dari pemeriksaan mikroskop.[1,7]

Wuchereria bancrofti

W.bancrofti betina berukuran panjang 80-100 mm dan diameter 0.24-0.30 mm, sedangkan cacing jantan berukuran panjang ± 40 mm dengan diameter 0.1 mm. Mikrofilaria W. bancrofti  berukuran panjang 244-296 µm dan diameter 7,5-10 µm, dengan karakteristik bersarung, melengkung, mulus, dan ujung ekor seperti pita ke arah ujung.[1,7]

Brugia malayi

Brugia malayi betina berukuran panjang 43-55 mm dan diameter 130-170 µm, sedangkan cacing jantan berukuran 13-23 mm dengan diameter 70-80 µm. Mikrofilaria B. malayi berukuran panjang 177-230 µm dan diameter 5-7 µm, dengan karakteristik bersarung, melengkung, kaku, memiliki patahan antara nuklei terminal dan subterminal, serta gambaran ujung ekor yang agak tumpul.[7]

Brugia timori

Brugia timori memiliki karakteristik cacing dewasa dan mikrofilaria yang mirip dengan B. malayi. Perbedaan yang dapat diidentifikasi yaitu mikrofilaria B. timori berukuran panjang ± 310 µm dengan ruang kepala yang lebih besar, memiliki inti di ekor yang lebih banyak, dan sarung yang tidak menyerap pewarna Giemsa, sehingga nampak tidak bersarung di mikroskop. Infeksi oleh B.timori lebih sering mencetuskan abses dibandingkan B. malayi atau W. bancrofti.[7]

Siklus Hidup Cacing Filaria

Pada tubuh manusia terinfeksi, cacing akan bereproduksi dan menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva imatur). Mikrofilaria akan migrasi ke dalam limfe dan masuk ke aliran darah hingga mencapai darah perifer.

Mikrofilaria masuk ke dalam sirkulasi darah dengan pola diurnal. Mikrofilaria memiliki siklus sirkadian harian tertentu di sirkulasi perifer, dimana konsentrasinya tertinggi pada saat siklus sirkadian waktu/jam menggigit vektor juga paling aktif, sehingga mikrofilaria dapat teringesti oleh nyamuk yang menggigit manusia terinfeksi.

Nyamuk yang menggigit manusia terinfeksi akan terinfeksi mikrofilaria. Dalam tubuh nyamuk, mikrofilaria akan berkembang menjadi larva infeksius (larva stadium I-stadium III). Jika nyamuk yang mengandung larva stadium III menggigit manusia, maka larva stadium III akan masuk ke dalam tubuh manusia tersebut dan melanjutkan siklus hidupnya.

Larva yang masuk ke dalam aliran darah akan masuk ke pembuluh limfe regional dan menetap di limfonodi, terutama limfonodi femoralis dan epitrokealis. Dalam waktu 6-9 bulan, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa, kemudian terjadi reproduksi seksual dimana cacing betina akan melahirkan mikrofilaria dan siklus terus berlanjut.

Interval waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya mikrofilaria dalam darah (periode pre-patent) yaitu sekitar 12 bulan.[2-4]

Vektor Nyamuk

Lima genus nyamuk yang berperan sebagai vektor filariasis limfatik yaitu Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, dan Ochlerotatus. Vektor utama Brugia spp. Adalah nyamuk Aedes dan Mansonia. Sementara itu, W. bancrofti dapat ditransmisikan oleh kelima genus nyamuk tersebut tergantung distribusi geografisnya.

Anopheles banyak terdapat di Afrika, Culex banyak terdapat di Amerika, sedangkan Aedes dan Mansonia banyak terdapat di Asia dan Pasifik. Culex terutama tersebar di area perkotaan dan semi-perkotaan sedangkan Anopheles terutama tersebar di daerah pedesaan.[1,2,4,7]

Faktor Risiko

Individu yang tinggal di daerah endemi beriklim tropis atau subtropis dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko tinggi terhadap filariasis. Sementara itu, pendatang atau turis yang mengunjungi daerah endemi dalam waktu singkat memiliki risiko yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena diperlukan ratusan hingga ribuan gigitan nyamuk (berkali-kali) untuk bisa menyebabkan penyakit.[1,4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Newman TE, Juergens AL. Filariasis. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556012/.
2. World Health Organization. Lymphatic Filariasis. 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis
3. Lich BF. Filariasis. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/217776-overview
4. Centers For Disease Control And Prevention. Lymphatic Filariasis. 2018. https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/
7. Centers For Disease Control And Prevention. Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern: Lymphatic Filariasis. 2019. https://www.cdc.gov/dpdx/lymphaticFilariasis/index.html

Patofisiologi Kaki Gajah
Epidemiologi Kaki Gajah
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 9 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 6 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Apakah praktek dokter umum boleh dispensing obat untuk pasien?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya baru buka praktek mandiri dokter umum, saat visitasi dengan puskesmas disarankan harus ada obat emergency, Selain obat emergency apakah di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.