Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Spondilitis Tuberkulosis general_alomedika 2024-10-31T13:50:43+07:00 2024-10-31T13:50:43+07:00
Spondilitis Tuberkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Spondilitis Tuberkulosis

Oleh :
dr.Alvi Muldani
Share To Social Media:

Diagnosis spondilitis tuberkulosis (TB) perlu dicurigai pada pasien tuberkulosis yang mengalami nyeri punggung dan terdapat gibbus. Pemeriksaan mikrobiologi dan pencitraan perlu dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis.[1,2]

Anamnesis

Presentasi klinis tuberkulosis tulang belakang bervariasi. Manifestasi tergantung pada durasi penyakit, tingkat keparahan penyakit, lokasi lesi, dan adanya komplikasi terkait termasuk deformitas dan defisit neurologis.

Pada penyakit tanpa komplikasi, pasien biasanya mengalami nyeri punggung. Sementara itu, pada kasus dengan komplikasi, pasien bisa datang dengan deformitas, instabilitas, dan defisit neurologis.[1,2]

Nyeri Punggung

Nyeri punggung pada spondilitis TB dapat berhubungan dengan penyakit aktif itu sendiri (sekunder akibat peradangan), kerusakan tulang, maupun instabilitas yang terjadi. Nyeri saat istirahat merupakan tanda kuat terjadinya spondilitis. Pada kasus yang jarang, nyeri radikular dapat menjadi gejala utama yang muncul.[1,2]

Gejala Konstitusional

Gejala konstitusional pada spondilitis TB termasuk penurunan berat badan atau nafsu makan, demam, dan malaise.[2]

Kifosis

Gejala yang paling awal dan paling umum adalah nyeri punggung yang disebabkan oleh pembengkakan lokal, nyeri tekan, dan spasme otot paraspinal, sehingga menyebabkan restriksi dan nyeri di semua bidang gerak tulang belakang. Pada tahap selanjutnya dari infeksi, nyeri punggung muncul dengan kifosis dan gibbus.

Kifosis akibat spondilitis TB dapat berlanjut meskipun infeksi telah sembuh. Pada anak, kifosis dapat memburuk seiring pertumbuhan, dan dapat lebih lanjut dengan diikuti komplikasi lain, seperti defisit neurologis dan paraplegia.[3]

Defisit Neurologis

Gejala defisit neurologis yang muncul bisa bervariasi, tergantung dari segmen vertebra mana yang mengalami infeksi. Defisit ini merupakan konsekuensi dari kompresi langsung saraf, invasi parenkim saraf, meningitis tuberkulosis, dislokasi patologis dan subluksasi vertebra, atau gangguan vaskular ke segmen sumsum tulang belakang.

Jika proses penyakit berlanjut, maka bisa terjadi kelemahan anggota badan dan kesulitan ambulasi karena spasme otot. Pasien juga bisa mengalami disfungsi kandung kemih dan usus, kehilangan sensorik, dan paraplegia.[3]

Abses Dingin

Abses dingin juga dapat terjadi pada spondilitis TB dan berlokasi dekat dengan lesi inisial. Abses dingin adalah abses tanpa tanda peradangan.

Abses ini dapat tumbuh menjadi besar dan menimbulkan gejala pada pasien. Misalnya, jika lesi awal di daerah serviks, abses dingin dapat terbentuk di kantong retrofaringeal dan menghasilkan efek tekanan yang menyebabkan disfagia, gangguan pernapasan, atau suara serak.[3]

Faktor Risiko

Dokter juga perlu mengevaluasi faktor-faktor risiko pasien, seperti riwayat penyakit tuberkulosis paru atau ekstraparu sebelumnya, riwayat penggunaan imunosupresan, dan kecurigaan infeksi HIV.[1,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara teliti terutama pada daerah tulang belakang. Pada pemeriksaan fisik generalis, perlu diperiksa secara khusus apakah ada tanda infeksi tuberkulosis paru, seperti ronki basah kasar.[9,10]

Pada pemeriksaan tulang belakang, perhatikan alignment tulang belakang apakah ada deformitas, gibbus, atau abses. Pasien dengan spondilitis TB dapat mengalami kifosis. Lakukan palpasi pada daerah tulang belakang apakah terdapat nyeri tekan. Nyeri tulang belakang biasanya akan memberat ketika pasien bergerak, batuk, atau membawa barang berat.[2,9]

Apabila sudah ada kecurigaan keterlibatan saraf, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sensorik dan motorik. Defisit neurologis biasanya terjadi pada regio servikal dan torakal.[1,6]

Diagnosis Banding

Spondilitis TB dapat didiagnosis banding dengan beberapa keadaan patologis yang menyerupai. Kondisi ini dapat dibagi menjadi spondilitis piogenik, adanya neoplasma, dan kondisi inflamasi tulang belakang.[11]

Spondilitis Piogenik

Infeksi tulang belakang secara etiologi dapat dikategorikan sebagai piogenik, granulomatosa, dan parasit. Sebagian besar bakteri memicu respons piogenik. Spondilitis piogenik kebanyakan disebabkan oleh S. aureus.

Spondilitis TB biasanya memiliki onset yang perlahan dan perkembangan kronis dibandingkan dengan spondilitis piogenik. Pada spondilitis piogenik, segmen vertebra lumbar dan servikal lebih sering terkena.[11]

Inflamasi Tulang Belakang

Kondisi inflamasi yang menyerupai spondilitis TB adalah ankylosing spondylitis dan rheumatoid arthritis. Ankylosing spondylitis (AS) adalah penyakit inflamasi kronis yang terutama mempengaruhi tulang belakang dan sendi sakroiliaka, menyebabkan nyeri, kekakuan, dan kelainan bentuk kifosis torakolumbar progresif. Komplikasi yang signifikan pada pasien adalah pembentukan lesi vertebra atau disko-vertebra lokal pada tulang belakang.

Sementara itu, rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi sistemik dengan manifestasi poliartritis perifer. Keterlibatan tulang belakang leher terjadi di akhir stadium penyakit. Erosi tulang dan subluksasi atlantoaksial pada pencitraan merupakan tanda penting dari keterlibatan tulang belakang servikal pada rheumatoid arthritis.[11]

Tumor Spinal atau Metastasis Tulang

Tumor spinal dan metastasis kanker ke tulang belakang dapat menyerupai gibbus pada spondilitis TB. Keluhan yang dialami pada pasien dengan tumor spinal juga berupa penurunan berat badan, hilang nafsu makan, malaise, dan benjolan di tulang belakang. Untuk dapat membedakannya diperlukan pemeriksaan penunjang seperti MRI dan biopsi.[11]

Myeloma Multipel

Myeloma multipel merupakan keganasan sel plasma. Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri tulang, gejala kompresi korda spinalis, malaise, perdarahan, dan sering mengalami infeksi. Diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah dan evaluasi fraktur patologis.[11]

Brucellosis

Brucellosis merupakan infeksi zoonotik yang disebabkan oleh bakteri Brucella. Tanda dan gejala brucellosis dapat berupa anoreksia, malaise, dan penurunan berat badan. Terdapat pula keluhan tulang dan sendi, seperti nyeri punggung bawah, nyeri tulang belakang, dan atralgia. Sekitar 20-60% pasien dengan brucellosis mengalami keluhan osteoartikular. Perlu dilakukan tes serologi dan kultur untuk mendiagnosis penyakit ini.[11]

Pemeriksaan Penunjang

Spondilitis TB dapat didiagnosis dengan modalitas pencitraan, biopsi, Polymerase Chain Reaction (PCR), dan pemeriksaan laboratorium.

Rontgen

Rontgen tulang belakang pada kasus spondilitis TB dapat menunjukkan adanya pengurangan ruang diskus, penipisan endplate, kerusakan korpus vertebra, dan kelainan bentuk vertebra. Pada beberapa kasus dapat terjadi fusi atau penyatuan beberapa vertebrae. Adanya abses dingin dapat terlihat seperti bayangan jaringan lunak yang menempel pada vertebra.

Rontgen dada juga merupakan investigasi penting, karena sepertiga dari pasien dengan spondilitis TB memiliki penyakit paru yang menyertai.[1,2,12]

Computed Tomography (CT-Scan)

Pada pemeriksaan CT Scan dapat ditemukan adanya destruksi tulang, osteolisis, dan sklerotik subperiosteal. Temuan lainnya adalah keterlibatan jaringan lunak dan abses jaringan paraspinal. CT Scan juga dapat memperlihatkan kalsifikasi pada abses dingin.[1,2,12]

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI lebih sensitif dibandingkan dengan rontgen dan lebih spesifik dibandingkan dengan CT Scan dalam mendiagnosis spondilitis TB. MRI dapat memperlihatkan adanya keterlibatan badan vertebra, destruksi diskus, abses dingin, deformitas spinal, dan pada tahap awal dapat memperlihatkan degenerasi diskusi melalui perubahan intensitas sumsum tulang.[1,2,12]

Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)

Pemeriksaan basil tahan asam menggunakan teknik Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis.[1,2,12]

Polymerase Chain Reaction

Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat dilakukan sembari menunggu kultur darah yang membutuhkan waktu 6-8 minggu. Teknik ini dapat mendeteksi apabila terdapat 10-50 tuberkel basilus pada sampel. Sensitivitas PCR berkisar 61-90% dan spesifisitasnya 80-90%.[1,2,6,12]

Biopsi

Pemeriksaan kultur bakteri merupakan baku emas pada spondilitis TB. Sampel kultur dapat diambil melalui biopsi perkutan dengan bantuan CT Scan pada jaringan tulang ataupun abses. Temuan biopsi mencakup nekrosis kaseosa, granuloma sel epiteloid, dan sel raksasa Langhans.[1,2,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. Rajasekaran S, Soundararajan DCR, Shetty AP, Kanna RM. Spinal Tuberculosis: Current Concepts. Glob Spine J. 2018;8 4 Suppl:96S-108S.
2. Viswanathan VK, Subramanian S. Pott Disease. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.
3. Glassman I, Nguyen KH, Giess J, Alcantara C, Booth M, Venketaraman V. Pathogenesis, Diagnostic Challenges, and Risk Factors of Pott’s Disease. Clin Pract. 2023;13:155–65.
6. Hidalgo JA. Pott Disease (Tuberculous [TB] Spondylitis). Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/226141-medication.
9. Dean A, Zyck S, Toshkezi G, Galgano M, Marawar S. Challenges in the Diagnosis and Management of Spinal Tuberculosis: Case Series. Cureus. 2019 Jan 8;11(1):e3855. doi: 10.7759/cureus.3855. PMID: 30891395; PMCID: PMC6411342.
10. Adigun R, Singh R. Tuberculosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023.
11. Kumaran SP, Thippeswamy PB, Reddy BN, Neelakantan S, Viswamitra S. An Institutional Review of Tuberculosis Spine Mimics on MR Imaging: Cases of Mistaken Identity. Neurol India. 2019;67:1408.
12. Shetty AP, Viswanathan VK, Rajasekaran S. Cervical spine TB – Current concepts in management. J Orthop Surg. 2021;29 1_suppl:23094990211006936.

Epidemiologi Spondilitis Tuberku...
Penatalaksanaan Spondilitis Tube...

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.