Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Taeniasis general_alomedika 2022-07-20T13:53:42+07:00 2022-07-20T13:53:42+07:00
Taeniasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Taeniasis

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Data mengenai epidemiologi taeniasis mungkin tidak menggambarkan infeksi oleh Taenia sp. yang sebenarnya, karena banyak infeksi yang bersifat asimptomatis. Secara umum, prevalensi taeniasis lebih banyak ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Global

Pada tahun 2010, ditemukan sekitar 300.000 orang di seluruh dunia terinfeksi Taenia solium. [11] Infeksi Taenia solium lebih banyak ditemukan pada negara-negara berkembang seperti negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika latin. Sementara itu, infeksi Taenia saginata lebih sporadik dan dapat ditemukan di negara-negara maju di Eropa, Selandia Baru, dan Australia. [12]

Meta analisis yang dilakukan oleh Coral, et al. menilai seroprevalensi antigen Taenia solium melalui pemeriksaan antibodi monoklonal dengan metode ELISA dan atau EITB (enzyme-linked immunoelectrotransfer blot) di negara-negara yang dianggap endemis taeniasis. Dari 37 studi yang berhasil dikumpulkan, didapatkan bahwa prevalensi antigen Taenia solium di negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia secara berurutan adalah 7,30%, 4,08%, dan 3,98%. Angka seroprevalensi untuk Taenia solium di negara-negara tersebut secara berurutan adalah 17,37%, 13,03%, dan 15,68%. [13]

Prevalensi infeksi Taenia saginata di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara berdasarkan pemeriksaan mikroskopik adalah 0,02–8,6%. Angka tersebut didapatkan dari meta analisis 58 studi dari 11 negara. [14]

Indonesia

Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia merupakan salah satu negara endemis Taenia solium. Daerah yang paling banyak mengalami infeksi Taenia sp. adalah Papua, Bali, dan pulau Samosir di Sumatra Utara. Daerah ini dinilai sering mengkonsumsi daging babi dan daging sapi yang tidak matang. [8,15] Tanea solium merupakan parasit yang dapat menyebabkan meningitis.

Papua adalah salah satu daerah di Indonesia yang banyak mengonsumsi daging babi. Hasil laporan survei kesehatan daerah di Papua melaporkan bahwa distribusi taeniasis di empat kabupaten di Papua (Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Paniai, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Puncak Jaya) berkisar antara 1,6-10,2%. [16]

Infeksi Taenia saginata lebih banyak ditemukan di provinsi Bali, terutama di Kabupaten Gianyar. Selama tahun 2002-2009, ditemukan 80 kasus taeniasis akibat Taenia saginata dan 84% kasus didapatkan di kabupaten Gianyar. [17]

Referensi

8. Wandra T, Ito A, Swastika K, Dharmawan NS, Sako Y, Okamoto M. Taeniases and cysticercosis in Indonesia: past and present situations. Parasitology. 2013;140:1608–1616
11. Torgerson PR, Devleesschauwer B, Praet N, Speybroeck N, Willingham AL, Kasuga F, et al. World Health Organization Estimates of the Global and Regional Disease Burden of 11 Foodborne Parasitic Diseases, 2010: A Data Synthesis. PLoS Med. 2015;12:1–22
12. Okello AL, Thomas LF. Human taeniasis: current insights into prevention and management strategies in endemic countries. Risk Manag Healthc Policy. 2017;10:107–116
13. Coral-Almeida M, Gabriël S, Abatih EN, Praet N, Benitez W, Dorny P. Taenia solium human cysticercosis: a systematic review of sero-epidemiological data from endemic zones around the world. PLoS Negl Trop Dis. 2015;9:e0003919
14. Saratsis A, Sotiraki S, Braae UC, et al. Epidemiology of Taenia saginata taeniosis/cysticercosis: a systematic review of the distribution in the Middle East and North Africa. Parasit Vectors. 2019;12(1):113. Published 2019 Mar 15. doi:10.1186/s13071-019-3339-5
15. World Health Organization. Endemicity of taenia solium, 2015. 2015. Available from: https://www.who.int/taeniasis/Endemicity_Taenia_Solium_2015.jpg
16. Sandy S. Kajian Aspek Epidemiologi Taeniasis dan Sistiserkosis di Papua. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 2014;2(1):1-14
17. Wandra T, Sudewi AAR, Swastika IK, Sutisna P, Dharmawan NS, Yulfi H, et al. Taeniasis/cysticercosis in Bali, Indonesia. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2011;42(4):793-802

Etiologi Taeniasis
Diagnosis Taeniasis

Artikel Terkait

  • Kondisi Terkini Infeksi Cacing Di Indonesia
    Kondisi Terkini Infeksi Cacing Di Indonesia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 41 menit yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.