Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Toxoplasmosis general_alomedika 2022-12-01T10:39:40+07:00 2022-12-01T10:39:40+07:00
Toxoplasmosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Toxoplasmosis

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Diagnosis toxoplasmosis dapat ditegakkan berdasarkan temuan antibodi IgG dan IgM terhadap Toxoplasma gondii. Selain itu, temuan DNA Toxoplasma gondii pada pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), lesi hipodens multipel dengan ring enhanced lesion pada CT scan/MRI otak juga dapat menentukan diagnosis toxoplasmosis.

Secara definitif, diagnosis toxoplasmosis ditentukan dengan temuan takizoit dan kista Toxoplasma gondii pada biopsi. Namun pemeriksaan ini jarang dilakukan. Pada bayi dengan risiko terkena toxoplasmosis kongenital, pemeriksaan fisik termasuk oftalmologi yang lengkap perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara dini.

Anamnesis

Gejala toxoplasmosis yang dikeluhkan dapat bervariasi. Hanya 10-20% toxoplasmosis pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki gejala. Pada pasien imunokompeten dengan toxoplasmosis sering tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan dan nonspesifik (flu-like symptoms) seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, leher kaku, nyeri menelan atau sakit perut. Sebagian besar wanita hamil dengan infeksi akut tidak mengalami gejala spesifik dan beberapa di antaranya memiliki gejala malaise, subfebris, atau limfadenopati.[6,7,20]

Toxoplasmosis Kongenital

Toxoplasmosis kongenital pada umumnya tidak menimbulkan gejala atau subklinis pada sekitar 75% bayi baru lahir yang terinfeksi. Semakin awal awitan infeksi dari Ibu (trimester pertama), semakin berat gejala toxoplasmosis kongenital yang akan timbul. Kematian janin dapat terjadi saat kehamilan sehingga menimbulkan aborsi spontan, kelahiran prematur atau lahir mati.[6,7]

Toxoplasmosis Ensefalitis

Toxoplasmosis ensefalitis bermanifestasi klinis subakut dalam bentuk gangguan neurologis baik difus, fokal maupun multifokal, antara lain penurunan kesadaran, gangguan psikiatrik, kelemahan anggota gerak, gangguan bicara dan cara berjalan, gangguan persepsi, demam, dan sakit kepala sedangkan manifestasi klinis yang lebih berat seperti kejang ditemukan pada 15-25% kasus.

Toxoplasmosis ensefalitis sering ditemui pada kondisi imunokompromais, sehingga perlu dilakukan anamnesis yang mengarahkan pada gejala-gejala imunokompromais.[5,21]

Toxoplasmosis Okular

Toxoplasmosis okular merupakan komplikasi dari infeksi toksoplasma akut atau reaktivasi infeksi pada pasien toxoplasmosis kongenital, imunokompeten dan imunokompromais[6].

Toxoplasmosis okular biasanya asimtomatik pada anak kecil, bila bergejala mungkin mengeluhkan adanya penurunan penglihatan atau nyeri pada mata. Orang dewasa sering mengeluhkan adanya floaters, yang mungkin disertai dengan gangguan penglihatan, fotofobia, nyeri dan skotoma.[5]

Pemeriksaan Fisik

Kelainan pada pemeriksaan fisik sering kali tidak dijumpai, terutama pada pasien toxoplasmosis asimtomatis atau subakut. Demam dan pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri yang tidak spesifik mungkin ditemukan.[7]

Bayi baru lahir yang berisiko terinfeksi toxoplasmosis kongenital perlu dilakukan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan neurologi dan okular dilakukan berkala.[18] Toxoplasmosis kongenital memiliki trias klasik yaitu korioretinitis, hidrosefalus, dan kalsifikasi intrakranial.[6,7,18]

Penemuan lain untuk toxoplasmosis kongenital yang menandakan juga derajat keparahannya antara lain mikrosefali, hepatosplenomegali, ikterik, dan retardasi. Keterlibatan sistem neurologis dan okular sering muncul kemudian jika tidak ditemukan pada saat kelahiran.[6,7]

Pemeriksaan Oftalmologis

Pemeriksaan oftalmologis perlu dilakukan. Pada pemeriksaan oftalmologis dapat ditemukan tanda infeksi klasik toxoplasmosis okular yaitu retinitis atau retinokoroiditis nekrotik fokal berupa lesi berwarna putih kekuningan, bulat dan batas tidak tegas dan dikelilingi oleh edema retina, dapat pula ditemukan jaringan parut.[22]

Pada toxoplasmosis kongenital, korioretinitis sering didapatkan bilateral (30%–80%), sedangkan pada infeksi akut (akuisata) didapatkan lesi unilateral.[6,10]

Pemeriksaan Fisik pada Pasien Imunokompromais

Pada pasien imunokompromais, toxoplasmosis dapat menyebabkan ensefalitis, korioretinitis, miokarditis, dan pneumonitis. Pada pemeriksaan, dapat dijumpai kelainan neurologis fokal (misalnya hemiparesis dan gangguan bicara), gangguan saraf kranial dan sensorik.[5,23]

Manifestasi klinis lainnya seperti penurunan kesadaran, meningismus, dan gangguan neuropsikiatrik seperti gangguan kepribadian, agitasi, dementia, dan psikosis. Pada pasien terinfeksi HIV, toxoplasmosis diseminata dapat timbul demam dan gejala-gejala sepsis.[5,21]

Diagnosis Banding

Toxoplasmosis sering kali asimtomatik atau tidak memiliki gejala yang spesifik. Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding toxoplasmosis kongenital adalah rubella, ensefalopati, infeksi virus zika kongenital, dan eritroblastosis fetalis.

Limfoma pada susunan saraf pusat menjadi diagnosis banding dari toxoplasmosis ensefalitis. Diagnosis banding dari toxoplasmosis okular adalah nekrosis retinal akut, endoftalmitis, glaukoma, uveitis, dan limfoma intraokular.

Selain itu beberapa penyakit lain yang menjadi diagnosis banding adalah abses otak, histoplasmosis, infeksi sitomegalovirus, mikosis fungoides, pneumonia Pneumocystis (carinii) jirovecii, aspergilosis, dan tuberkulosis diseminata.[24]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis toxoplasmosis dengan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan melalui serangkaian tes seperti serologi, pemeriksaan radiologi dan molekular.[5]

Tes Serologi

Kombinasi tes serologi sering diperlukan untuk menentukan infeksi akut atau kronis. IgG muncul dalam 1-2 minggu pertama infeksi dan dapat bertahan bertahun-tahun atau seumur hidup. Tes aviditas IgG dapat digunakan untuk membantu melihat infeksi akut atau kronis.

Antibodi IgM muncul segera setelah infeksi dan umumnya menghilang dalam beberapa bulan. IgA dan IgE terdeteksi pada infeksi akut orang dewasa dan infeksi kongenital. Pemeriksaan IgG dan IgM dapat diulang saat jumlah CD4 mendekati 200/mm3. Pemeriksaan IgG direkomendasikan pada semua kasus HIV karena hasil yang positif mengindikasikan pasien memiliki risiko reaktivasi toxoplasmosis.[25]

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada toxoplasmosis okular antara lain adalah immunoblotting atau Western Blot (WB), Goldmann-Witmer Coefficient (GWC) dan PCR.[26]

Kriteria diagnostik untuk toksoplasma kongenital berdasarkan American Academy of Pediatric antara lain IgG antitoksoplasma yang persisten selama 12 bulan dari kelahiran (baku emas), IgG dan IgM yang positif dengan atau tanpa IgA antitoksoplasma positif, dan IgG positif tanpa IgM dan/atau IgA antitoksoplasma dengan pemeriksaan serologi yang mengarahkan pada infeksi akut Ibu saat kehamilan dan gejala dari toxoplasmosis kongenital.[6]

Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Isolasi Parasit

PCR dapat mendeteksi T. gondii pada jaringan yang terinfeksi, antara lain biopsi jaringan otak, cairan serebrospinal, cairan vitreous dan aqueous, cairan ketuban (amniocentesis), dan bronchoalveolar lavage (BAL). Isolasi parasit dari cairan tubuh dan biopsi jaringan dapat dilakukan namun cara ini membutuhkan kultur yang memakan waktu lama, yaitu kurang lebih 6 bulan.[25]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan neuroradiologi dilakukan untuk melihat adanya toxoplasmosis ensefalitis. Pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) otak atau jika tidak tersedia computed tomography (CT) scan kepala, dapat ditemukan abnormalitas fokal atau multifokal. Hasil CT scan dengan kontras menunjukkan adanya lesi multipel dengan cincin atau penyengatan dengan keterlibatan ganglia basalis dan kortikomedularis pada 70-80% pasien toxoplasmosis ensefalitis.[5,22,27]

Pemeriksaan radiologi dapat digunakan untuk menilai respon terapi dimana setelah pengobatan 3-6 bulan dapat dilihat adanya resolusi pada lesi.[27]

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) antenatal direkomendasikan untuk wanita hamil yang dicurigai atau didiagnosis terinfeksi akut. Hingga dua pertiga kasus toxoplasmosis kongenital tidak menunjukkan kelainan apapun pada pemeriksaan USG. Temuan yang mengindikasikan adanya infeksi T. gondii antara lain kalsifikasi intrakranial, mikrosefali, pelebaran ventrikel, hepatosplenomegali, asites, dan retardasi pertumbuhan intrauterin yang berat.[7,20]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

5. Basavaraju A. Toxoplasmosis in HIV infection: an overview. Trop Parasitol, 2016;6(2):129-135
6. McAuley J. B. (2014). Congenital toxoplasmosis. J. Pediatric Infect. Dis. Soc. 3(Suppl. 1) S30–S35.
7. Montoya JG, Remington JS. Management of Toxoplasma gondii infection during pregnancy. Clin Infect Dis. 2008 Aug 15;47(4):554-66
10. Park YH, Nam HW. Clinical features and treatment of ocular toxoplasmosis. Korean J Parasitol, 2013;51(4):393-399
20. Chaudhry S.A., Gad N., Koren G. Toxoplasmosis and pregnancy. Can FamPhysician. 2014;60:334–336
21. Walker M, Zunt JR. Parasitic Central Nervous System Infections in Immunocompromised Hosts. Clinical infectious diseases : an official publication of the Infectious Diseases Society of America. 2005;40(7):1005-1015. doi:10.1086/428621
24. Hökelek M. Toxoplasmosis Differential Diagnoses. https://emedicine.medscape.com/article/229969-differential. Updated: 19 September 2017
25. Yuliawati I, Nasronudin. Pathogenesis, diagnostic and management of toxoplasmosis. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 2015;5(4):100-106
26. Fekar A, Bodaghi B, Touafek F, et al. Comparison of Immunoblotting, Calculation of the Goldmann-Witmer Coefficient, and Real-Time PCR Using Aqueous Humor Samples for Diagnosis of Ocular Toxoplasmosis. J Clin Microbiol, 2008;46(6):1965-1967
27. Luft BJ, Chua A. Central nervous system toxoplasmosis in HIV pathogenesis, diagnosis, and therapy. Curr Infect Dis Rep. 2000;2:358–362

Epidemiologi Toxoplasmosis
Penatalaksanaan Toxoplasmosis

Artikel Terkait

  • Pencegahan Penularan Toksoplasmosis pada Kehamilan secara Vertikal
    Pencegahan Penularan Toksoplasmosis pada Kehamilan secara Vertikal
  • Skrining Toxoplasmosis untuk Wanita Hamil
    Skrining Toxoplasmosis untuk Wanita Hamil
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 17:06
IgM toxoplasma masih positif dalam 1 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya berapa lama IgM toxoplasma dapat hilang? Ini ada kasus dimana IgM toxoplasma masih positif dalam jangka waktu 1.5 tahun ( diperiksa...
Anonymous
Dibalas 11 Oktober 2023, 08:47
Seberapa penting cek aviditas bagi keamanan janin (pre-marital)?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, ijin berdiskusi. Apabila calon pasutri melakukan skrining pra-nikah dan mendapatkan hasil:Pria:IgM Toxoplasmosis (-)IgG Toxoplasmosis (+) 137...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Juni 2023, 09:32
Pencegahan Penularan Toxoplasmosis secara Vertikal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter,Toxoplasma gondii yang menginfeksi janin dalam kandungan dapat menyebabkan kebutaan (korioretinitis) dan gangguan sistem saraf pusat (kalsifikasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.