Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Narkolepsi general_alomedika 2022-03-31T15:34:19+07:00 2022-03-31T15:34:19+07:00
Narkolepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Narkolepsi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi narkolepsi melibatkan adanya defisiensi orexin atau hipokretin di hipotalamus lateral yang dibuktikan oleh adanya penurunan kadar orexin dalam cairan serebrospinal pasien dengan narkolepsi.[1]

Neurokimia

Neuron penghasil orexin berfungsi untuk meregulasi perilaku tidur-bangun dan mempengaruhi fungsi otak lainnya, termasuk sirkuit reward dan metabolik. Orexin berefek pada banyak target, termasuk neuron yang menghasilkan histamin dan neurotransmitter monoamine lainnya. Neuron penghasil orexin paling aktif pada kondisi terjaga, khususnya pada waktu tonus otot sedang tinggi dan pada perilaku termotivasi dan eksploratif. Orexin membantu mempertahankan periode terjaga dan regulasi tidur REM.[1,5]

Patofisiologi bagaimana defisiensi orexin bisa menyebabkan mengantuk berlebihan di siang hari dan katapleksi masih belum dipahami sepenuhnya. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa restorasi orexin pada jaras noradrenergik bisa memperbaiki gejala mengantuk berlebihan dan restorasi orexin pada jaras serotonergik bisa memperbaiki katapleksi.[1]

Neurofisiologi

Neuron orexin menginervasi dan mengeksitasi semua area otak yang meregulasi arousal, termasuk neuron noradrenergik di locus coeruleus, dopaminergik di ventral tegmental area, histaminergik di nucleus tuberomammilary, dan kolinergik di basal forebrain. Orexin bisa mengeksitasi target neuron dalam waktu lama. Hilangnya neuron orexin pada narkolepsi menyebabkan pasien kehilangan eksitasi ini dan menyebabkan mengantuk berlebihan di siang hari dan transisi ke tidur yang lebih cepat.[1,5]

Referensi

1. Bassetti CLA, Adamantidis A, Burdakov D, Han F, Gay S, Kallweit U, et al. Narcolepsy — clinical spectrum, aetiopathophysiology, diagnosis and treatment. Nat Rev Neurol 2019;15:519–39.
5. Cremaschi RC, Hirotsu C, Tufik S, Coelho FM. Health-related quality of life in patients with narcolepsy types 1 and 2 from a Sleep Center in Brazil. Arq. Neuro-Psiquiatr. 2020;78:488–93.

Pendahuluan Narkolepsi
Etiologi Narkolepsi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 18 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 18 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 12 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.