Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Narkolepsi general_alomedika 2024-08-15T11:27:11+07:00 2024-08-15T11:27:11+07:00
Narkolepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Narkolepsi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan narkolepsi adalah untuk mencapai kewaspadaan yang cukup selama jam bangun dan untuk memaksimalkan kewaspadaan selama tugas-tugas penting hari itu, seperti selama bekerja, sekolah atau saat mengemudi. Penatalaksanaan narkolepsi menggunakan kombinasi konseling, terapi psikososial, dan farmakoterapi.[1] Penatalaksanaan narkolepsi hanya bersifat simtomatik karena belum ada terapi kuratif untuk narkolepsi.[9,12]

Terapi Farmakologis

Obat-obat yang bisa digunakan sebagai antinarkolepsi lini pertama umunya belum tersedia di Indonesia. Obat lini pertama antara lain modafinil, armodafinil, pitolisant, natrium oksibat, dan solriamfetol. Sedangkan obat-obat yang bisa digunakan sebagai lini kedua adalah metilfenidat dan amfetamin.[1,4,13,14]

Obat-obat yang meningkatkan tonus adrenergik dan serotonergik, misalnya antidepresan selective norepinephrine reuptake inhibitor seperti duloxetine dan selective serotonin reuptake inhibitor seperti fluoxetine, telah dilaporkan efektif dalam menurunkan tingkat keparahan katapleksi. Obat antidepresan lain, misalnya imipramine dan clomipramine, juga dilaporkan mempunyai efek antikatapleksi. Codeine dan opiat dilaporkan bisa memperbaiki katapleksi akibat defisiensi orexin pada hewan coba.[1,12]

Tabel 1. Obat-Obat Untuk Narkolepsi

Nama obat Dosis harian Indikasi
Modafinil 100-400 mg Lini pertama untuk mengantuk berlebihan di siang hari
Armodafinil 100-250 mg Lini pertama untuk mengantuk berlebihan di siang hari
Pitolisant 4,5 -36 mg Lini pertama untuk mengantuk berlebihan di siang hari dan katapleksi
Sodium oxybate 4,5-9 mg Lini pertama untuk katapleksi, gangguan tidur malam hari dan mengantuk berlebihan di siang hari
Solriamfetol 75-100 mg Lini pertama untuk mengantuk berlebihan di siang hari
Antidepresan

Venlafaxine 37,5-300 mg

Fluoxetine 20-60 mg

Clomipramine 10-50 mg

Citalopram 10-75 mg

Lini pertama untuk katapleksi.

Lini kedua untuk mengantuk berlebihan di siang hari

Metilfenidat 10-60 mg Lini kedua untuk mengantuk berlebihan di siang hari
Amfetamin

Garam amfetamin 10-60 mg

Deksamfetamine 10-60 mg

Lini kedua untuk mengantuk berlebihan di siang hari

Sumber: dr. Irwan, 2022.[1,15]

Terapi Nonfarmakologis

Pasien dengan narkolepsi seringkali membutuhkan konseling untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah dan pekerjaan, termasuk risiko mengalami kecelakaan dan cedera.[1,14,15]

Kebiasaan Tidur

Terapi perilaku dengan mengatur jadwal tidur malam yang teratur dan tidur siang juga bisa membantu pasien dengan narkolepsi. Edukasi pasien untuk menjaga jadwal tidur-bangun yang teratur. Tidur siang yang terjadwal di siang hari dapat mengurangi rasa kantuk. Setelah tidur siang selama 15-30 menit, sebagian besar pasien merasa jauh lebih waspada. Secara khusus, tidur siang sebentar sekitar pukul 1 atau 2 siang sering membantu karena dapat meningkatkan kewaspadaan selama 1-3 jam dan mengurangi kebutuhan stimulan di sore hari.

Diet and Olahraga

Terapi perilaku lainnya adalah dengan olahraga teratur, mengatur konsumsi kafein, diet seimbang dengan menghindari jumlah karbohidrat dan gula yang berlebihan, tidak merokok, dan sleep hygiene. Sarankan pasien untuk menghindari makan makanan berat sebelum tidur.

Pekerjaan dan Berkendara

Pasien dengan narkolepsi tidak boleh bekerja sebagai pengemudi komersial. Mengemudi sesekali selama hingga 1 jam secara umum dianggap aman pada pasien narkolepsi. Proses berkendara monoton harus dihindari. Minum obat sebelum mengemudi atau tidur siang yang dijadwalkan biasanya membantu mengendalikan serangan tidur.

Pasien dengan narkolepsi yang tidak terkontrol juga disarankan untuk tidak bekerja dengan mesin berat atau pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan di ketinggian atau di bawah air.[1,3,4,14]

Referensi

1. Bassetti CLA, Adamantidis A, Burdakov D, Han F, Gay S, Kallweit U, et al. Narcolepsy — clinical spectrum, aetiopathophysiology, diagnosis and treatment. Nat Rev Neurol 2019;15:519–39.
3. Bhattarai J, Sumerall S. Current and Future Treatment Options for Narcolepsy: A Review. Sleep Sci. 2017;10(1):19-27. doi:10.5935/1984-0063.20170004
4. Golden EC, Lipford MC. Narcolepsy: Diagnosis and management. CCJM 2018;85:959–69.
9. Anderson D. Narcolepsy: A clinical review. Journal of the American Academy of Physician Assistants 2021;34:20–5.
12. Pellitteri G, de Biase S, Valente M, Gigli GL. How treatable is narcolepsy with current pharmacotherapy and what does the future hold? Expert Opinion on Pharmacotherapy 2021;22:1517–20.
13. Bassetti CLA, Kallweit U, Vignatelli L, Plazzi G, Lecendreux M, Baldin E, et al. European guideline and expert statements on the management of narcolepsy in adults and children. Eur J Neurol 2021;28:2815–30.
14. Barker EC, Flygare J, Paruthi S, Sharkey KM. Living with Narcolepsy: Current Management Strategies, Future Prospects, and Overlooked Real-Life Concerns. NSS 2020;Volume 12:453–66.
15. Franceschini C, Pizza F, Cavalli F, Plazzi G. A practical guide to the pharmacological and behavioral therapy of Narcolepsy. Neurotherapeutics 2021; v.18(1).

Diagnosis Narkolepsi
Prognosis Narkolepsi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 17 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.