Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumonia Nosokomial general_alomedika 2024-05-22T11:42:07+07:00 2024-05-22T11:42:07+07:00
Pneumonia Nosokomial
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumonia Nosokomial

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan terkait pneumonia nosokomial atau hospital-acquired pneumonia (HAP) terutama penjelasan cara pencegahan penyakit. Pencegahan dari pasien termasuk penggunaan antibiotik yang adekuat dan modifikasi kebiasaan merokok. Sedangkan pencegahan dari petugas kesehatan di antaranya mencuci tangan, mengendalikan infeksi, dan mencegah inhalasi dari saluran napas atas maupun aspirasi dari saluran cerna bagian atas.[1,5]

Edukasi Pasien

Edukasi pasien pneumonia nosokomial tanpa ventilator adalah penjelasan penyebab patogen, pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan, pilihan terapi antibiotik yang tepat, serta prognosis yang diharapkan dari penatalaksanaan yang adekuat. Pasien juga perlu dijelaskan beberapa risiko efek samping obat-obatan yang diberikan.[1,5]

Pneumonia nosokomial early-onset yang muncul kurang 5 hari setelah masuk rumah sakit memiliki prognosis lebih baik, karena umumnya patogen penyebab tidak berbeda dengan pneumonia komunitas. Riwayat penggunaan obat antibiotik sebelumnya juga dapat meningkatkan kemungkinan resistensi antibiotik yang dapat memperburuk prognosis.[5]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan pneumonia nosokomial dapat dibagi menjadi dua, yaitu modifikasi faktor risiko pasien dan kontrol infeksi di rumah sakit.

Modifikasi Faktor Risiko Pasien

Faktor risiko pasien yang dapat dimodifikasi misalnya aktivitas fisik dan penurunan berat badan. Pemberian vaksin influenza dan vaksin pneumokokus dapat menjadi tindakan prevensi jangka panjang dari pneumonia nosokomial.[5]

Berhenti merokok merupakan salah satu cara pencegahan pneumonia nosokomial, terutama pada pasien yang akan menjalani operasi. Pasien direkomendasikan untuk berhenti merokok minimal 8 minggu sebelum operasi. Kontrol nyeri pasca operasi juga merupakan hal penting dalam mencegah komplikasi pada paru.[3,5]

Kontrol Infeksi di Rumah Sakit

Kontrol infeksi merupakan hal yang penting dalam pencegahan infeksi nosokomial. Tangan merupakan reservoir yang potensial menjadi sumber penularan infeksi dari tenaga kesehatan. Pembersihan stetoskop dan alat kesehatan lainnya secara rutin mungkin bermanfaat dalam memutus rantai infeksi.[5]

Mencuci tangan yang adekuat, terutama dengan desinfektan berbasis alkohol, merupakan salah satu program yang terbukti dapat menurunkan insidensi infeksi patogen multiresisten. Etika batuk seperti penggunaan masker atau tisu ketika seorang individu batuk atau bersin merupakan perilaku penting dalam mengurangi penyebaran patogen respiratorik.[3-5]

Pencegahan Inhalasi/Mikroaspirasi dari Saluran Napas Atas

Mikroaspirasi atau inhalasi sekret dari saluran napas atas merupakan mekanisme utama terjadi pneumonia nosokomial, terutama ventilator-associated pneumonia (VAP). Beberapa upaya untuk menurunkan risiko infeksi nosokomial pada pasien dengan ventilator di antaranya:

  • Mempertahankan tekanan cuff endotracheal ≥20 cmH₂O untuk mencegah kebocoran
  • Membatasi penggunaan obat-obatan sedatif dan agen paralitik yang dapat menekan refleks batuk
  • Mengurangi frekuensi suction trakeal yang tidak diperlukan
  • Menghindari over distensi gaster[3-5]

Durasi penggunaan ventilator juga berpengaruh pada faktor risiko kejadian VAP. Usaha untuk weaning dari ventilator setiap harinya dapat menurunkan insidensi dari VAP.[3-5]

Pencegahan Aspirasi dari Saluran Cerna Bagian Atas

Pencegahan pneumonia aspirasi pada pasien yang dirawat di rumah sakit termasuk mempertimbangkan pemasangan akses enteral dibandingkan selang nasogastrik jika pasien yang memerlukan akses enteral jangka panjang. Selang nasogastrik maupun nasoenterik meningkatkan risiko terjadinya aspirasi faringeal.[3,5]

Posisi semi recumbent (45°) dapat mencegah refluks gastroesofageal, sehingga risiko aspirasi lebih rendah daripada posisi berbaring. Setiap pasien direkomendasikan untuk dalam posisi semirekumben selama tidak terdapat kontraindikasi.[3,5]

Penggunaan kinetic beds, yakni tempat tidur yang memfasilitasi pergerakan rotasi lateral secara kontinu dapat memperbaiki drainase sekret dan mengurangi risiko aspirasi. Identifikasi dan penatalaksanaan awal terhadap disfagia, terutama pada pasien lanjut usia dan pasien dengan riwayat stroke atau operasi, merupakan salah satu hal penting untuk mencegah kejadian aspirasi.[5]

Dekontaminasi Orofaring dan Saluran Pencernaan

Upaya lain yang dapat mengurangi kejadian pneumonia nosokomial pada pasien kritis adalah dekontaminasi orofaring dan/atau saluran pencernaan. Namun, upaya ini masih menimbulkan banyak kontroversi apakah efektif dan harus dilakukan. Metode potensial yang digunakan termasuk antiseptik orofaring, dekontaminasi selektif dengan antibiotik nonabsorbable diterapkan di orofaring dan peroral, dengan atau tanpa antibiotik intravena.[5]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Shebl E & Gulick PG. Nosocomial Pneumonia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535441/
3. Kieninger AN, Lipsett PA. Hospital-acquired pneumonia: pathophysiology, diagnosis, and treatment. Surg Clin North Am. 2009 Apr;89(2):439-61, ix. doi: 10.1016/j.suc.2008.11.001. PMID: 19281893.
4. Rello J & Borgatta B. 2016. Pathophysiology of pneumonia. In: Oxford Textbook of Critical Care 2nd ed. United Kingdom: Oxford University Press. https://oxfordmedicine.com/view/10.1093/med/9780199600830.001.0001/med-9780199600830-chapter-115
5. Kalil AC, Metersky ML, Klompas M, et al. Management of Adults with Hospital-acquired and Ventilator-associated Pneumonia: 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society. Clinical Infectious Diseases. 2016. 63(5):e61-111.

Prognosis Pneumonia Nosokomial

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
    Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
  • Perlukah Pemberian Antibiotik untuk Pneumonia Ringan pada Anak
    Perlukah Pemberian Antibiotik untuk Pneumonia Ringan pada Anak
  • Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
    Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 8 jam yang lalu
Bisakah menegakkan pneumonia pada bayi <1 tahun tanpa demam dan batuk?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya dokter klinik, memiliki pasien bayi 21 hari dengan RR 61x/menit dan tarikan dinding dada. Riwayat sedang pilek. Demam, batuk disangkal oleh...
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Januari 2025, 09:40
Wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian internasional!
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Beberapa waktu terakhir, wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) yang telah menjadi perhatian internasional dalam . Virus ini menyebar dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.