Pendahuluan Arteritis Temporal
Arteritis temporal, atau juga dikenal dengan giant cell arteritis, merupakan kondisi adanya inflamasi dari pembuluh darah arteri berukuran sedang sampai besar dengan kecenderungan mempengaruhi arteri kranial. Keluhan yang paling sering terjadi adalah nyeri kepala, klaudikasio rahang, nyeri kulit kepala, gangguan penglihatan, dan peningkatan penanda inflamasi.
Arteri kranial yang paling sering terkena adalah arteri temporalis, oftalmika, siliari posterior, dan vertebralis. Kondisi ini sering mengenai pasien berusia diatas 50 tahun dan merupakan suatu vaskulitis sistemik. Manifestasi klinisnya tergantung lokasi dari arteri yang terkena. Keterlambatan mendiagnosa kondisi arteritis temporal dapat berakibat komplikasi serius seperti kebutaan dan gangguan saraf.[1-3]
Perubahan histologis klasik pada arteritis temporal melibatkan peradangan dinding arteri, fragmentasi lamina elastis internal, dan penebalan intima. Penebalan dinding arteri ini yang menyebabkan oklusi lumen sebagian atau seluruhnya dan komplikasi iskemik.[2]
Tata laksana arteritis temporal adalah terapi kortikosteroid dosis tinggi. Pemberian kortikosteroid dalam 24 jam pertama timbulnya gangguan penglihatan dilaporkan dapat memperbaiki kualitas tajam penglihatan hingga 22 kali lipat, dan oleh karenanya mencegah kebutaan. Contoh kortikosteroid yang bisa digunakan adalah prednison.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira