Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Epididimitis general_alomedika 2022-07-01T14:05:03+07:00 2022-07-01T14:05:03+07:00
Epididimitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Epididimitis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan epididimitis adalah untuk menurunkan gejala, eradikasi infeksi, prevensi transmisi, dan prevensi komplikasi. Hal ini dilakukan dengan pemberian antibiotik, terapi suportif, serta pada epididimis kronik dapat dipertimbangkan tindakan epididimektomi.

Antibiotik

Pemberian antibiotik pada pasien epididimitis bergantung pada patogen penyebab. Hasil kultur umumnya membutuhkan waktu, sehingga pasien epididimitis dapat diterapi dengan antibiotik empiris terlebih dahulu berdasarkan faktor risiko.

Risiko pasien dibagi menjadi tiga, yaitu risiko infeksi menular seksual, infeksi organisme enterik, dan gabungan (Tabel 1). Partner pasien dengan risiko infeksi menular seksual juga harus dievaluasi dan diterapi.[1,4,7]

Tabel 1. Regimen Antibiotik Empiris untuk Epididimitis

Faktor Risiko Rekomendasi Regimen Antibiotik
Risiko infeksi menular seksual, terutama gonorrhea dan klamidia

Ceftriaxone 250 mg, dosis tunggal, injeksi intramuskular

plus

Doxycycline 100 mg peroral, 2 kali/hari selama 10 hari

Riwayat biopsi prostat, vasektomi, instrumentasi traktus urinarius, atau prosedur yang berhubungan dengan organisme enterik

Levofloxacin 500 mg peroral, 1 kali/hari selama 10 hari

Atau

Ofloxacin 300 mg peroral, 1 kali/hari selama 10 hari

Risiko transmisi seksual dan organisme enterik, seperti hubungan seksual lewat anal Ceftriaxone plus levofloxacin/ofloxacin sesuai dosis di atas

Sumber: Audric, 2019.[1,4,7]

Terapi Suportif

Terapi suportif bertujuan untuk menurunkan gejala pada pasien epididimitis. Analgesik, elevasi skrotum menggunakan scrotal support, istirahat, dan penggunaan kompres dingin pada skrotum dapat berguna dalam menurunkan gejala pasien epididimitis. Terapi suportif dapat diberikan sampai tanda inflamasi atau demam membaik. Berikut ini merupakan terapi analgesik yang dapat diberikan:

  • Paracetamol: 1000 mg, peroral, setiap 4–6 jam, maksimum 4.000 mg/hari

  • Naproxen: 250–500 mg, peroral, setiap 12 jam, maksimum 1.250 mg/hari

  • Ibuprofen: 400–800 mg, peroral, setiap 6–8 jam, maksimum 3.200 mg/hari[1,5]

Epididimektomi

Tindakan epididimektomi dilakukan pada pasien epididimitis kronik yang tidak membaik dengan terapi umum. Epididimektomi merupakan tindakan pengangkatan saluran epididimis. Tindakan ini telah ditemukan dapat menurunkan nyeri pada pasien epididimitis kronik.

Terdapat studi telah melaporkan bahwa epididimektomi lebih efektif dilakukan pada laki-laki post vasektomi. Namun, tindakan ini tidak disarankan rutin dilakukan dan hanya digunakan pada kasus refrakter.[12,14]

Terapi Lainnya

Pada pasien epididimitis yang disebabkan oleh amiodarone disarankan untuk menghentikan konsumsi amiodarone. Pasien epididimitis yang disebabkan tuberkulosis dapat diterapi dengan obat antituberkulosis (OAT). Sedangkan terapi epididimitis pada  penyakit Behcet, atau purpura Henoch-Schonlein disesuaikan dengan kondisi pasien. [3,8-10]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Taylor SN. Epididymitis. Clin Infect Dis. 2015;61:S770–3.
3. Acute epididymitis - Epocrates Online. Online.epocrates.com. 2018
4. Street EJ, Justice ED, Kopa Z, Portman MD, Ross JD, Skerlev M, et al. The 2016 European guideline on the management of epididymo-orchitis. Int J STD AIDS. 2017;28(8):744–9.
5. Rupp TJ, Leslie SW. Epididymitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430814/
6. Cicek T, Cicek Demir C, Coban G, Coner A. Amiodarone Induced Epididymitis: A Case Report. Iran Red Crescent Med J. 2014;16(1):e13929.
7. Workowski KA, Bolan GA. Sexually transmitted diseases treatment guidelines, 2015. CDC - MMWR Recommendations and Reports. 2015.
8. Man J, Cao L, Dong Z, Tian J, Wang Z, Yang L. Diagnosis and treatment of epididymal tuberculosis: a review of 47 cases. PeerJ. 2020 Jan 6;8:e8291. doi: 10.7717/peerj.8291. PMID: 31934504; PMCID: PMC6951293
9. Kanakis MA, Vaiopoulos AG, Vaiopoulos GA, Kaklamanis PG. Epididymo-Orchitis in Bechet's Disease: A Review of the Wide Spectrum of the Disease. Acta Med Iran. 2017 Aug;55(8):482-485. PMID: 29034643.
10. Riazat MI, Rai B, Sharif FP92 Epididymitis in henoch-schonlein purpura, an unusual presentation of a common vasculitic condition in childrenArchives of Disease in Childhood 2019;104:A193.
11. Michel V, Pilatz A, Hedger MP, Meinhardt A. Epididymitis: revelations at the convergence of clinical and basic sciences. Asian J Androl. 2015;17(5):756–63.
12. Ching CB. Epididymitis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/436154-overview
13. Roth B, Giannakis I, Ricklin ME, Thalmann GN, Exadaktylos AK. An Accurate Diagnostic Pathway Helps to Correctly Distinguish Between the Possible Causes of Acute Scrotum. Oman Med J. 2018 Jan;33(1):55-60. doi: 10.5001/omj.2018.10. PMID: 29468000; PMCID: PMC5798796.
14. Tan WP, Levine LA. What Can We Do for Chronic Scrotal Content Pain? World J Mens Health. 2017 Dec;35(3):146-155. doi: 10.5534/wjmh.17047. PMID: 29282906; PMCID: PMC5746485.

Diagnosis Epididimitis
Prognosis Epididimitis
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 2 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
1 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Mei 2025! 🕺🏻
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Di bulan Mei yang penuh semangat ini, jangan lewatkan 5 artikel paling populer dan menjadi sorotan para sejawat di ALOMEDIKA!Efek Vaksinasi Herpes...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 09:02
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.