Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Gastroskopi general_alomedika 2023-07-03T10:39:37+07:00 2023-07-03T10:39:37+07:00
Gastroskopi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Gastroskopi

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Teknik gastroskopi atau gastroscopy dilakukan setelah pasien puasa air putih minimal 2 jam dan puasa makanan minimal 6 jam. Pasien biasanya diberikan sedasi sadar dan diposisikan secara left lateral decubitus. Endoskop fleksibel dimasukkan mulai dari mulut ke esofagus, gaster, hingga duodenum pars desenden.[1,3]

Persiapan Pasien

Persiapan pasien dimulai dari pemberian informasi mengenai langkah prosedur yang dilakukan, indikasi kenapa prosedur tersebut harus dilakukan, risiko yang menyertainya, serta kemungkinan komplikasi dan manajemen komplikasi tersebut. Selanjutnya, bila pasien telah mengerti, dokter meminta informed consent.[1,7]

Pasien perlu diminta berpuasa air putih minimal 2 jam sebelum prosedur dan berpuasa makanan ringan minimal 6 jam sebelum prosedur. Pada kondisi khusus seperti kondisi gawat darurat, pengosongan lambung sulit dilakukan. Dalam situasi ini, dokter perlu mempertimbangkan risiko aspirasi pulmonal, perlu tidaknya intubasi endotrakeal untuk melindungi jalan napas, dan perlu tidaknya penundaan prosedur.

Obat-obatan yang rutin dikonsumsi oleh pasien umumnya tidak perlu dihentikan dan dapat dikonsumsi dengan sedikit air sebelum prosedur gastroskopi dilakukan. Namun, waktu pemberian obat-obat diabetes mellitus harus disesuaikan karena puasa pasien dapat meningkatkan risiko hipoglikemia.[1,3,7-9]

Sedasi sadar dengan obat intravena seperti propofol, benzodiazepine (midazolam atau diazepam), atau opioid (meperidine atau fentanyl) umumnya diperlukan. Beberapa klinisi hanya menggunakan anestesi topikal, tetapi pasien mungkin akan merasa kurang nyaman dan prosedur mungkin akan lebih sulit dilakukan. Anestesi umum bisa diberikan bila sedasi sadar dinilai akan tidak efektif untuk pasien atau bila pasien sangat tidak kooperatif.

Sebelum memberikan anestesi, dokter harus menghitung skor ASA (American Society of Anesthesiologists). Alat-alat pengukur tekanan darah, denyut jantung, dan pulse oximetry harus disiapkan untuk pasien yang akan disedasi atau dianestesi.[1,3,7-9]

Pasien bisa diberikan obat-obat pramedikasi seperti simethicone atau N-acetylcysteine yang bertujuan untuk meningkatkan visualisasi esofagus dan gaster. Keputusan tentang manajemen agen antitrombotik dan perlu tidaknya pemberian antibiotik profilaksis pada pasien berisiko bisa mengacu pada pedoman American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE).[1,3,7]

Peralatan

Peralatan yang diperlukan untuk gastroskopi adalah gastroskop. Gastroskop standar yang dipakai pada pasien dewasa adalah yang berdiameter 10 mm dengan kanal instrumen 2–3 mm atau biasanya 2,8 mm. Sementara itu, pada pasien anak dengan berat badan <10 kg, diameter endoskop yang digunakan <6 mm. Gastroskop dengan kanal instrumen berukuran besar (diameter 3,8–4,2 mm) dipilih pada kasus perdarahan gastrointestinal bagian atas berat yang bersifat akut.[1,3]

Aksesori tambahan seperti probe electrocauter, forcep untuk biopsi sampel jaringan, forcep gigi tikus, forcep alligator, jaring pengambil, dan jerat polipektomi juga harus tersedia sesuai dengan kebutuhan prosedur yang akan dilakukan.[1,3]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan left lateral decubitus saat menjalani gastroskopi. Namun, bila pasien sulit berbaring dalam posisi tersebut (contohnya pada kasus hemiplegia, kuadriplegia, atau trakeotomi) posisi supine dapat menjadi pilihan.[2,3]

Pasien harus memakai pakaian yang nyaman dan mudah untuk diregangkan, karena abdomen perlu didilatasikan dengan injeksi udara ke dalam lumen agar pemeriksaan lebih akurat. Setelah pasien berada dalam posisi left lateral decubitus, pasien lalu memfleksikan lutut dan sendi pinggang. Alternatif lainnya adalah pasien meluruskan kaki kiri dan memfleksikan kaki kanan selama prosedur berlangsung untuk menurunkan tekanan intraabdomen.[2]

Prosedural

Prosedur gastroskopi dimulai segera setelah pasien disedasi. Operator memegang alat endoskopi (umumnya dipegang dengan tangan kiri). Endoskop dioperasikan dengan manuver jari-jari tangan kiri. Tangan kanan berfungsi untuk memasukkan atau menarik endoskop dan merotasikan aksila endoskop. Tangan kanan juga berfungsi untuk memasukkan instrumen tambahan ke kanal instrumen.[1,3]

Endoskop dimasukkan ke rongga mulut. Lalu, ujung scope terus dimasukkan dengan perlahan untuk menelusuri pita suara, epiglotis, kedua sinus piriformis, dan kartilago cricoarytenoid. Selanjutnya, dokter melakukan intubasi lalu memasukkan endoskop ke dalam lumen esofagus sambil mengobservasi apakah ada tanda inflamasi, ulserasi, kerutan, varises, dan striktur.[1,3]

Saat endoskop telah masuk ke gaster, lakukan penghisapan residu sekresi gaster dan dilatasi gaster dengan injeksi udara agar lapang pandang lebih baik. Lalu, prosedur dilanjutkan dengan mengobservasi seluruh bagian gaster. Setelah scope mencapai duodenum, periksa bagian lumen duodenum dan nilai perubahan mukosa usus.[1,7]

Situs fotografi esensial pada prosedur gastroskopi yang umum dipakai adalah 8 situs foto, yaitu bagian atas esofagus (sekitar 20 cm dari incisor), bagian bawah esofagus (2 cm di atas gastroesophageal junction), kardia dan fundus gaster dalam posisi U-turn, kurvatura minor, sudut gaster pada posisi J-turn, seluruh bagian antrum, seluruh bulbus duodenal, dan bagian sekunder duodenum.[8,12]

Setelah pemeriksaan area duodenum selesai, scope endoskop ditarik kembali ke arah gaster. Endoskop diretrofleksikan agar dapat memvisualisasikan kardia dan fundus gaster. Sebelum meninggalkan gaster, udara dalam gaster disedot keluar kembali. Lalu, scope dikeluarkan.[1,3]

Hingga saat ini studi yang meneliti manfaat biopsi rutin pada prosedur endoskopi masih terbatas. Namun, ada studi yang menunjukkan bahwa operator endoskopi yang lebih sering melakukan biopsi saat endoskopi mungkin menurunkan risiko terlewat (miss) lesi kanker hingga 3 tahun selanjutnya.[9]

Follow Up

Pedoman American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) merekomendasikan pemantauan tanda vital secara rutin beserta kondisi klinis untuk menilai perubahan status kardiopulmonal selama prosedur gastroskopi dilakukan dalam sedasi.[1,3]

Follow-up pasien di ruang pemulihan umumnya membutuhkan waktu sekitar 1 jam hingga pasien sadar penuh. Setelah itu, pasien boleh meninggalkan ruang pemulihan dengan disertai penjaga. Follow-up dilanjutkan hingga 24 jam pertama pasca prosedur. Follow-up ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya komplikasi akibat gastroskopi.[1,3]

Referensi

1. Ahlawat R, Hoilat GJ, Ross AB. Esophagogastroduodenoscopy. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532268/
2. Lee SH, Park YK, Cho SM, et al. Technical skills and training of upper gastrointestinal endoscopy for new beginners. World J Gastroenterol. 2015;21(3):759-785. doi:10.3748/wjg.v21.i3.759
3. Yusuf, TE. Esophagogastroduodenoscopy. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1851864-periprocedure#b3
7. Januszewicz W, Kaminski MF. Quality indicators in diagnostic upper gastrointestinal endoscopy. Therap Adv Gastroenterol. 2020;13:1756284820916693. doi:10.1177/1756284820916693
8. Bisschops R, Areia M, Coron E, et al. Performance measures for upper gastrointestinal endoscopy: a European Society of Gastrointestinal Endoscopy (ESGE) Quality Improvement Initiative. Endoscopy. 2016 Sep;48(9):843-64. doi: 10.1055/s-0042-113128
9. Teh JL, Shabbir A, Yuen S, So JB. Recent advances in diagnostic upper endoscopy. World J Gastroenterol. 2020;26(4):433-447. doi:10.3748/wjg.v26.i4.433
12. Park KS. Introduction to Starting Upper Gastrointestinal Endoscopy: Proper Insertion, Complete Observation, and Appropriate Photographing. Clin Endosc. 2015;48(4):279-284. doi:10.5946/ce.2015.48.4.279

Kontraindikasi Gastroskopi
Komplikasi Gastroskopi

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
    Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
  • Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong
    Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Februari 2025, 10:31
interaksi spasminal dgn metoklopramid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alodok, apakah rasional jika memberikan terapi spasminal (antispasmodik) bersamaan dgn metoklopramid (prokinetik) untuk mengatasi dispepsia dgn keluhan...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 09:11
Obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya mau bertanya obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung?
dr. Meva Nareza T
Dibalas 18 Februari 2025, 14:46
Makanan Alternatif untuk Pasien GERD - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Meva Nareza T
4 Balasan
ALO Dokter!Modifikasi pola makan merupakan langkah krusial dalam tata laksana GERD. Sebagai dokter, penting bagi kita untuk mengedukasi pasien tentang jadwal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.