Pendahuluan Analisis Semen
Analisis semen atau tes sperma adalah pemeriksaan sampel semen yang dilakukan untuk evaluasi infertilitas pria. Meskipun bukan merupakan tes fertilitas, analisis semen memberikan informasi mengenai potensi fertilitas seorang pria yang bisa bermanfaat bagi klinisi.[1-3]
Studi terhadap kualitas semen dan hubungannya dengan infertilitas pria sudah dilakukan sejak tahun 1930-an. Semen terdiri dari dua komponen, yakni spermatozoa dan cairan seminalis. Spermatozoa dihasilkan oleh tubulus seminiferus di testis, sedangkan cairan seminalis dihasilkan oleh kelenjar asesoris dan dapat memengaruhi kesuburan. Analisis semen dapat menilai kedua komponen tersebut.[3]
Sebelum pengambilan sampel, pasien harus menjalani abstinence selama 2–7 hari. Sampel diperoleh dengan cara masturbasi kemudian disimpan dalam wadah steril dan kering. Sampel juga dapat diperoleh melalui koitus dengan menggunakan kondom khusus, yang tanpa lubrikan yang bersifat spermisidal. Sampel harus diproses dalam waktu 1 jam setelah pengambilan. Umumnya, analisis membutuhkan 2–3 sampel.[1,3]
Komponen yang dinilai pada analisis semen adalah ejakulat dan spermatozoa. Parameter ejakulat yang dinilai mencakup volume, warna, pH, serta viskositas. Sementara itu, parameter penilaian spermatozoa adalah densitas, kualitas, motilitas, dan morfologi.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini