Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Bleaching (Pemutihan Gigi) general_alomedika 2023-01-11T09:49:20+07:00 2023-01-11T09:49:20+07:00
Bleaching (Pemutihan Gigi)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Bleaching (Pemutihan Gigi)

Oleh :
Drg. Rifa Astari Gumay
Share To Social Media:

Indikasi dilakukannya tindakan bleaching atau pemutihan gigi adalah untuk mengembalikan warna gigi yang mengalami diskolorasi. Diskolorasi gigi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik, atau kombinasi keduanya.[2,4-6]

Diskolorasi ekstrinsik disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman kromogenik, produk tembakau, obat kumur, dan plak gigi. Umumnya scaling dan polishing dapat menghilangkan diskolorasi ekstrinsik. Namun, jika terdapat bercak resisten, maka tindakan bleaching dapat dilakukan.[2,4-6]

Diskolorasi intrinsik disebabkan penyebab sistemik seperti penggunaan obat-obatan, kondisi metabolik, dan genetik. Diskolorasi intrinsik juga dapat disebabkan penyebab lokal seperti nekrosis pulpa, perdarahan intrapulpa, sisa jaringan pulpa setelah perawatan endodontik, material endodontik, material pengisi, resorpsi akar, dan penuaan. Contoh diskolorasi gigi yang menjadi indikasi perawatan bleaching gigi adalah gigi pasca perawatan endodontik, diskolorasi gigi akibat trauma, diskolorasi gigi akibat penggunaan obat, fluorosis gigi, dan diskolorasi gigi akibat penuaan.[2,4-6]

Gigi Pasca Perawatan Endodontik yang Mengalami Diskolorasi

Iritasi kimia, mekanis dan bakteri pada pulpa dapat menyebabkan nekrosis pulpa. Hal ini memicu terjadinya pelepasan by-product yang berbahaya yang dapat penetrasi ke tubulus dan menyebabkan diskolorasi di sekitar dentin.[2,4-6]

Derajat keparahan diskolorasi bergantung pada durasi waktu gigi nekrosis. Semakin lama senyawa diskolorasi berada pada kamar pulpa, maka semakin berat diskolorasi yang terjadi. Setelah perawatan endondotik selesai dilakukan untuk menghilangkan fokus infeksi, diskolorasi gigi dapat ditangani dengan melakukan bleaching internal atau intrakoronal.[2,4-6]

Diskolorasi Gigi Akibat Trauma

Trauma gigi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah pada pulpa. Komponen darah masuk ke dalam tubulus dentin. Hemolisis eritrosit menyebabkan degradasi hemoglobin menjadi globin dan heme protein yang mengandung zat besi. Zat besi yang penetrasi ke dalam tubulus dentin dapat menyebabkan bercak dan diskolorasi di sekitar dentin. Jika trauma menyebabkan nekrosis pulpa, maka diskolorasi yang terjadi semakin parah seiring berjalannya waktu. Setelah perawatan endodontik selesai, bleaching internal dapat dilakukan untuk mengembalikan warna gigi.[4-6]

Diskolorasi Akibat Obat

Tetrasiklin merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit seperti infeksi saluran kemih, klamidia, dan acne. Pada anak-anak, konsumsi tetrasiklin menimbulkan bercak abu-abu atau coklat serta hitam pada seluruh gigi dengan membentuk pola strip horizontal.[2,4,7]

Tetrasiklin berinteraksi dengan kalsium pada kristal hidroksiapatit dan membentuk tetrasiklin-kalsium fosfat kompleks. Oksidasi molekul tetrasiklin menginduksi diskolorasi yang terjadi pada struktur enamel dan dentin. Tetraksiklin dapat penetrasi ke dalam plasenta dan mempengaruhi gigi susu maupun permanen.[2,4,7]

Bleaching Untuk Diskolorasi Akibat Tetrasiklin

Studi terdahulu menunjukan bahwa teknik walking bleach dan bleaching jangka panjang menggunakan karbamide peroksida dapat memberikan hasil yang baik dalam memutihkan gigi yang mengalami diskolorasi akibat tetrasiklin. Namun teknik ini membutuhkan devitalisasi intensional pada gigi dan perawatan endodontik, lalu agen bleaching diaplikasikan ke dalam kamar pulpa.[2,4,7]

Sekarang, perawatan power bleaching dan veneer direkomendasikan untuk menangani bercak dan diskolorasi akibat tetrasiklin. Namun, tidak semua derajat diskolorasi akibat tetrasiklin memerlukan perawatan bleaching. Diskolorasi berwarna kuning kecoklatan lebih memberikan hasil perawatan bleaching yang baik dibandingkan dengan diskolorasi keabu-abuan. Untuk diskolarasi derajat berat, pendekatan konservatif seperti bleaching tidak diindikasikan. Kondisi ini memerlukan perawatan yang lebih untuk mencapai hasil estetik yang baik yaitu restorasi full-coverage atau crown.[2,4,7]

Fluorosis Gigi

Fluorosis gigi merupakan kelainan pada struktur enamel gigi dimana enamel memiliki bercak atau bintik putih pada permukaan gigi. Fluorosis gigi terjadi akibat terpaparnya enamel dengan fluoride konsentrasi tinggi saat fase pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, terutama saat sebelum usia 8 tahun. Derajat keparahan fluorosis gigi dimulai dari ringan, sedang, dan berat. Derajat keparahan fluorosis bergantung pada periode waktu paparan dan intensitas fluoride.[2,8,9]

Pada kasus ringan, biasanya fluorosis diobservasi terlebih dahulu namun jika pasien memiliki keluhan estetik maka bleaching dapat menjadi opsi perawatan. Untuk kasus derajat sedang, pilihan perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan mikroabrasi enamel. Pada beberapa laporan kasus, kombinasi mikroabrasi enamel dan bleaching dinilai efektif dalam mencapai hasil estetik yang maksimal. Kasus kondisi berat, dimana struktur morfologi normal gigi sudah mengalami perubahan yang signifikan akan memerlukan intervensi lain, seperti penambalan gigi, mikroabrasi, atau pembuatan crown.[2,8,9]

Diskolorasi Akibat Penuaan

Diskolorasi yang diakibatkan karena proses penuaan merupakan hasil proses fisiologis yang dikarenakan penyerapan agen diskolorasi ke dalam struktur jaringan keras dari waktu ke waktu. Perubahan struktur gigi yang berkaitan dengan penuaan seperti keausan gigi, garis fraktur, dan fraktur mempermudah penetrasi agen diskolorasi.[2,4,10]

Seiring berjalannya waktu, struktur enamel menjadi lebih tipis dan terjadi perubahan rasio enamel-dentin. Deposisi fisiologis dentin sekunder mempengaruhi sifat penyerapan cahaya gigi, yang menyebabkan warna gigi menjadi gelap. Bleaching eksternal dapat menjadi opsi perawatan untuk memutihkan gigi.[2,4,10]

Referensi

2. S Soner. An Overview of Vital Tooth Bleaching. A J Health Sci. 2020 2(2). 115-139
4. Hargereaves KM, Berman LH. Cohen’s Pathways of the Pulp.11th edition. St. Louis Missouri: Elsevier. 2016. https://www.semums.ac.ir/uploads/0-cohens%20pathways%20of%20the%20pulp%2011e.pdf
5. Epple M, Meyer F, Enax J. A Critical Review of Modern Concepts for Teeth Whitening. Dent J (Basel). 2019 Aug 1;7(3):79. doi: 10.3390/dj7030079.
6. Rodríguez-Martínez J, Valiente M, Sánchez-Martín MJ. Tooth whitening: From the established treatments to novel approaches to prevent side effects. J Esthet Restor Dent. 2019 Sep;31(5):431-440. doi: 10.1111/jerd.12519.
7. Faus-Matoses V, Faus-Matoses I, Ruiz-Bell E, Faus-Llácer VJ. Severe tetracycline dental discoloration: Restoration with conventional feldspathic ceramic veneers. A clinical report. J Clin Exp Dent. 2017;9(11):e1379-e1382. Published 2017 Nov 1. doi:10.4317/jced.54359
8. Shahroom NSB, Mani G, Ramakrishnan M. Interventions in management of dental fluorosis, an endemic disease: A systematic review. J Family Med Prim Care. 2019;8(10):3108-3113. Published 2019 Oct 31. doi:10.4103/jfmpc.jfmpc_648_19
9. Baltacioglu IH, Muduroglu R. Treatment of Moderate Fluorosis with Combined Bleaching Protocols. J Dent Oral Care Med. 2018. 4(2). 1-4
10. Hassel AJ, Johanning M, Grill S, Schröder J, Wahl HW, Corcodel N, Klotz AL, Rammelsberg P, Zenthöfer A. Changes of tooth color in middle and old age: A longitudinal study over a decade. J Esthet Restor Dent. 2017 Nov 12;29(6):459-463. doi: 10.1111/jerd.12334.

Pendahuluan Bleaching (Pemutihan...
Kontraindikasi Bleaching (Pemuti...

Artikel Terkait

  • Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
    Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 10:18
Whitening Teeth Komersial - Periodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah produk whitening teeth komersial seperti arang aman untuk kesehatan gusi, ya Dok? Sama juga dengan UV whitening teeth komersial... Karena sering...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.