Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Bleaching (Pemutihan Gigi) general_alomedika 2023-01-11T09:49:25+07:00 2023-01-11T09:49:25+07:00
Bleaching (Pemutihan Gigi)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Bleaching (Pemutihan Gigi)

Oleh :
Drg. Rifa Astari Gumay
Share To Social Media:

Risiko komplikasi prosedur bleaching atau pemutihan gigi antara lain gigi sensitif dan iritasi gingiva ringan. Derajat keparahan komplikasi tersebut bergantung pada konsentrasi senyawa peroksida, komposisi agen non-bleaching yang digunakan, serta durasi waktu perawatan. Gigi sensitif dan iritasi gingiva dapat terjadi saat perawatan dan bertahan selama beberapa hari setelahnya.[2]

Risiko komplikasi lainnya yang dilaporkan melalui studi in-vitro antara lain erosi gigi, degradasi mineral gigi, serta gangguan terhadap material restorasi dan kekuatan ikatan. Namun, masih terdapat berbagai perbedaan pendapat terkait risiko komplikasi ini.[2]

Rekurensi Diskolorasi

Warna gigi pasien sebelum proses bleaching harus diukur dengan shade guide dan difoto klinisnya. Hal ini bertujuan untuk evaluasi hasil perawatan dan mendeteksi rekurensi diskolorasi.[2]

Berdasarkan telaah literatur, persentase rekurensi diskolorasi setelah prosedur in-office bleaching sebanyak 41% per tahun, serta pada at-home bleaching sebanyak 26% dalam kurun waktu 18 bulan. Penggunaan pasta gigi yang mengandung agen pemutih dan melakukan at-home bleaching secara berkala dianjurkan untuk mencegah rekurensi diskolorasi.[2]

Semua agen bleaching menyebabkan reduksi microhardness dan modulus elastisitas enamel setelah bleaching sehingga permukaan gigi menjadi kasar. Permukaan kasar gigi mempermudah terjadinya kolorasi ekstrinsik. Oleh karena itu, setelah bleaching, permukaan gigi sebaiknya dipoles.[2]

Iritasi Mukosa atau Gingiva

Iritasi gingiva merupakan komplikasi yang paling umum terjadi terutama pada prosedur bleaching eksternal. Pada prosedur in-office bleaching yang biasanya menggunakan hidrogen peroksida konsentrasi 25% atau lebih, isolasi yang adekuat diperlukan untuk melindungi gingiva dari iritasi. Jika terjadi kebocoran cairan atau gel, atau tereksposnya jaringan lunak dengan gel bleaching atau cairan hidrogen peroksida, maka iritasi gingiva atau mukosa terjadi. Pasien biasanya mengeluhkan rasa nyeri atau sensasi terbakar.[2,4,19]

Pada at-home bleaching, iritasi gingiva biasanya disebabkan tray bleaching tidak teradaptasi dengan baik saat diaplikasikan ke dalam mulut, sehingga menyebabkan paparan jaringan lunak atau kebocoran gel bleaching.[2,4,19]

Tanda klinis dari iritasi gingiva selain dari keluhan sensasi terbakar, yaitu munculnya gelembung udara dari margin gingiva serta warna jaringan lunak menjadi putih. Iritasi mukosa atau gingiva bersifat reversibel. Irigasi jaringan segera dan pemberian dressing yang mengandung vitamin E dapat memberikan efek antioksidan pada jaringan lunak dan mempercepat proses penyembuhan luka.[2,4,19]

Gigi Sensitif

Gigi sensitif merupakan komplikasi yang umum terjadi setelah prosedur bleaching. Etiologi gigi sensitif setelah perawatan bleaching bersifat multifaktorial dan belum diketahui secara pasti.[2,4-6]

Hidrogen peroksida pada gel bleaching yang diaplikasikan ke permukaan enamel mampu berpenetrasi ke dalam enamel dan dentin hingga mencapai kamar pulpa. Jika dikaitkan dengan teori hidrodinamik, cairan peroksida yang kontak dengan permukaan dentin menyebabkan retraksi proses odontoblast sehingga terjadi pergerakan cairan cepat di dalam tubulus dentin. Hal ini menstimulasi mekanoreseptor pada batas luar pulpa, sehingga timbul nyeri jika gigi terekspos stimulasi dingin atau tekanan, atau bahkan saat tidak ada stimulasi (keadaan diam istirahat).[2,4-6]

Menurut studi, gigi sensitif bertahan hingga lebih kurang 4 hari setelah prosedur bleaching. Rasa sensitif yang terjadi ringan dan hanya sementara. Gigi sensitif dapat terjadi tidak atau bersamaan dengan iritasi gingiva. Pasien seringkali salah menginterpretasikan gigi sensitif sebagai iritasi gingiva, begitu juga sebaliknya.[2,4-6]

Resorpsi Akar Servikal

Resorpsi akar servikal dapat terjadi akibat trauma pada gigi dan bleaching internal. Resorpsi dapat terdeteksi melalui gambaran rontgen. Tanda klinis yang muncul berupa pembengkakan atau tenderness jaringan, serta peka saat perkusi.[1,2,4-6]

Resorpsi akar servikal atau eksternal merupakan salah satu komplikasi serius akibat prosedur bleaching internal. Etiologi terjadinya resorpsi akar eksternal belum diketahui secara pasti dan bersifat kompleks. Menurut studi, hal ini diduga disebabkan oleh kombinasi faktor predisposisi seperti defisiensi sementum sehingga dentin terekspos, cedera ligamen periodontal yang memicu respon inflamasi, atau infeksi yang menyebabkan peradangan. Resorpsi akar servikal sering terjadi pada pasien yang memiliki riwayat trauma pada gigi dan berusia muda di bawah 25 tahun.[1,2,4-6]

Perubahan Pada Permukaan Enamel dan Dentin

Menurut investigasi mikromekanis dan nanomekanis, agen bleaching mengurangi kekerasan, modulus elastisitas dan resistensi fraktur enamel. Hal ini berkaitan dengan konsentrasi peroksida, pH, atau lama pemaparan. Reduksi sifat kaku dan modulus elastisitas disebabkan oleh denaturasi protein. Karbamide peroksida menyebabkan denaturasi protein lebih tinggi dibandingkan hidrogen peroksida.[2,4-6]

Berdasarkan telaah literatur, beberapa studi menemukan bahwa bleaching menyebabkan perubahan pada morfologi dan tekstur permukaan enamel, seperti terjadi peningkatan porositas permukaan superfisial enamel, demineralisasi dan menurunnya konsentrasi protein, degradasi matriks organik, modifikasi rasio kalsium dan fosfat, serta kehilangan kalsium.[2,4-6]

Efek Bleaching Terhadap Material Restorasi

Banyak studi yang melaporkan bahwa aplikasi karbamide peroksida tidak menyebabkan efek negatif pada flexural strength dan sifat ketahanan fraktur pada resin komposit. In-office bleaching dengan konsentrasi lebih tinggi juga dilaporkan tidak mengubah kekuatan tensile bond resin komposit. Meski demikian, ada pula studi yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan kekasaran permukaan porselen, microfilled composite dan modified glass ionomer setelah prosedur bleaching menggunakan karbamide peroksida konsentrasi 10-16%. Restorasi modified glass ionomer juga menunjukkan peningkatan porositas dan crack pada beberapa area.[2,20,21]

Oksidasi pigmen permukaan dan senyawa amina oleh agen bleaching juga dikhawatirkan dapat mengubah warna material restorasi. Efek oksidasi pada polymer-matrix material berbahan dasar resin juga meningkatkan porositas permukaan. Tidak ada bukti pasti yang mengindikasikan bahwa perubahan warna material restorasi hanya superfisial atau dalam. Namun, pemolesan restorasi resin komposit setelah prosedur bleaching dianjurkan untuk mengurangi perlekatan mikroorganisme kariogenik.[2,20,21]

Pelepasan Komponen Meskuri dari Amalgam

Agen bleaching dapat meningkatkan pelepasan merkuri dari restorasi amalgam. Pelapisan restorasi amalgam dengan varnish pelindung sebelum prosedur bleaching, diharapkan mampu mengurangi pelepasan merkuri. Risiko korosi amalgam juga menurun jika restorasi di poles terlebih dahulu sebelum prosedur bleaching.[2,20,21]

Efek Bleaching Terhadap Kekuatan Bonding

Terdapat penurunan kekuatan bonding restorasi adhesif setelah aplikasi hidrogen peroksida. Berkurangnya kekuatan bonding material restorasi resin disebabkan karena terhambatnya polimerisasi sistem resin adhesif akibat adanya pelepasan oksigen saat proses bleaching ke permukaan enamel dan di dalam tubulus dentin. Hilangnya kalsium enamel dan fosfor serta perubahan morfologi kristal pada lapisan permukaan disebabkan oleh efek samping dari penggunaan agen bleaching dengan bahan dasar peroksida.[2,22,23]

Berkurangnya kekuatan bonding bersifat sementara, biasanya akan kembali normal setelah beberapa hari saat residu oksigen hilang. Penggunaan kondisioner sebelum aplikasi bonding dengan sistem adhesif self-etch pada permukaan enamel yang sudah di putihkan meningkatkan kekuatan ikatan secara signifikan. Prosedur aplikasi bonding sebaiknya ditunda hingga 2 minggu pasca tindakan bleaching.[2,22,23]

Referensi

1. Coelho A, Garrido L, Marto C, et al. Non-Vital Tooth Bleaching Techniques: A Systematic Review. Coatings. 2020. 10. 61. DOI :10.3390/coatings10010061.
2. S Soner. An Overview of Vital Tooth Bleaching. A J Health Sci. 2020 2(2). 115-139
4. Hargereaves KM, Berman LH. Cohen’s Pathways of the Pulp.11th edition. St. Louis Missouri: Elsevier. 2016. https://www.semums.ac.ir/uploads/0-cohens%20pathways%20of%20the%20pulp%2011e.pdf
5. Epple M, Meyer F, Enax J. A Critical Review of Modern Concepts for Teeth Whitening. Dent J (Basel). 2019 Aug 1;7(3):79. doi: 10.3390/dj7030079.
6. Rodríguez-Martínez J, Valiente M, Sánchez-Martín MJ. Tooth whitening: From the established treatments to novel approaches to prevent side effects. J Esthet Restor Dent. 2019 Sep;31(5):431-440. doi: 10.1111/jerd.12519.
19. Bizhang M, Domin J, Danesh G, Zimmer S. Effectiveness of a new non-hydrogen peroxide bleaching agent after single use - a double-blind placebo-controlled short-term study. J Appl Oral Sci. 2017;25(5):575-584. doi:10.1590/1678-7757-2016-0463
20. Fernandes RA, Strazzi-Sahyon HB, Suzuki TYU, Briso ALF, Dos Santos PH. Effect of dental bleaching on the microhardness and surface roughness of sealed composite resins. Restor Dent Endod. 2020;45(1):e12. Published 2020 Jan 10. doi:10.5395/rde.2020.45.e12
21. Cakir FY, Ergin E, Gurgan S, Sabuncuoglu S, Arpa CS, Tokgoz İ, Ozgunes H, Kiremitci A. Effect of bleaching on mercury release from amalgam fillings and antioxidant enzyme activities: a pilot study. J Esthet Restor Dent. 2015 Jan-Feb;27(1):29-36. doi: 10.1111/jerd.12092.
22. Feitoza NMM, Guiraldo RD, Gonini-Júnior A, Lopes MB, Berger SB. Evaluation of bond strength durability on bleached human dentin. Gen Dent. 2019 Jan-Feb;67(1):28-31.
23. Oz FD, Kutuk ZB. Effect of various bleaching treatments on shear bond strength of different universal adhesives and application modes. Restor Dent Endod. 2018;43(2):e20. Published 2018 Apr 16. doi:10.5395/rde.2018.43.e20

Teknik Bleaching (Pemutihan Gigi)
Edukasi Pasien Bleaching (Pemuti...

Artikel Terkait

  • Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
    Keamanan Produk Pemutih Gigi Pasaran bagi Kesehatan Rongga Mulut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 26 April 2022, 10:18
Whitening Teeth Komersial - Periodonsia Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah produk whitening teeth komersial seperti arang aman untuk kesehatan gusi, ya Dok? Sama juga dengan UV whitening teeth komersial... Karena sering...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.