Komplikasi Veneer Gigi
Komplikasi veneer yang paling sering terjadi adalah terlepasnya veneer dari gigi. Hal ini biasanya dikarenakan kebiasaan pasien dalam mengunyah makanan yang keras atau trauma benda keras ekstraoral.
Selain terlepasnya veneer, komplikasi veneer gigi yaitu reaksi alergi bahan veneer atau bahan sementasi, gigi nyeri akibat aplikasi etsa asam atau preparasi yang terlalu dalam, impaksi makanan akibat ada bagian veneer yang overhanging, dan over atau under kontur.[4,7,11]
Reaksi Alergi
Bahan veneer yang memungkinkan untuk terjadinya reaksi alergi adalah bahan dasar veneer itu sendiri, bahan etsa, maupun bahan sementasi. Ketika mukosa terkena bahan alergen, maka akan menimbulkan ruam yang panas dan gatal. Namun demikian, kasus alergi terhadap bahan veneer sangat jarang ditemukan.[4,7,11]
Gigi Nyeri
Gigi nyeri dapat terjadi karena terbukanya tubuli dentinalis saat proses preparasi, yang kemudian terpapar cairan asam (etsa). Cairan asam tersebut dapat menyebabkan adanya perbedaan tekanan osmotik antara cairan asam (hipertonik) dengan cairan tubuli dentinalis. Umumnya nyeri akan hilang sendiri dalam 2-3 hari karena proses adaptasi jaringan tubuh. Paracetamol dapat digunakan untuk meredakan nyeri.[4,7,11]
Over dan Under Kontur
Over kontur (cembung) akan menyebabkan jaringan gingiva understimulation. Hal ini dapat terjadi karena veneer over kontur membelokkan makanan jauh dari gingiva. Kondisi ini akan meningkatkan akumulasi plak supra dan subgingiva. Jika dibiarkan, akan menginisiasi terjadinya gingivitis.[16]
Selain itu, jika kondisi veneer over kontur, akan menyebabkan traumatik oklusi. Tekanan mekanis ini kemudian akan menstimulasi nosiseptor mekanis. Kemudian, impuls nyeri disalurkan melalui serat saraf A-delta, sehingga pasien akan merasakan nyeri tajam dan spontan.
Sementara itu, under kontur (cekung) akan menyebabkan impaksi makanan dan trauma pada gingiva. Hal ini juga akan menginisiasi terjadinya gingivitis.[4,7,11]