Pedoman Klinis Veneer Gigi
Pedoman klinis veneer gigi adalah untuk memastikan bahwa tindakan ini menghasilkan luaran fungsi dan estetika terbaik. Dokter perlu menelaah manfaat dan risiko pada masing-masing pasien, serta ada-tidaknya, kontraindikasi tindakan.
Veneer gigi dilakukan pada pasien dengan abrasi, abfraksi, ataupun karies gigi. Tindakan ini juga dapat dilakukan pada pasien dengan fraktur gigi, mikrodontia, diastema anterior, dan diskolorasi gigi permanen. Tindakan ini dapat dilakukan selama gigi masih memiliki struktur yang cukup untuk merekatkan veneer.[3,8]
Veneer gigi tidak disarankan dilakukan pada pasien dengan gigi labioversi, jarak interdental yang lebar, dan gigi desidui. Veneer gigi juga tidak disarankan jika pasien memiliki profesi yang berisiko tinggi veneer terlepas, misalnya petinju dan musisi yang memainkan alat musik tiup.[2,14]
Jika pasien memiliki kebiasaan bruxism, maka harus ditelaah etiologinya. Upaya penatalaksanaan bruxism dapat meningkatkan ketahanan dan kualitas veneer.
Teknik veneer dibedakan menjadi dua, yaitu direk dan indirek. Veneer direk dilakukan di dalam rongga mulut pasien langsung dengan menggunakan komposit, sedangkan pembuatan veneer indirek dilakukan di laboratorium kedokteran gigi.[2,6,14,15]