Teknik Skrining Kanker Payudara
Teknik skrining kanker payudara terdiri dari breast self examination atau pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), clinical breast examination atau pemeriksaan payudara klinis (SADANIS), serta mamografi. Pemeriksaan penunjang dapat dengan USG atau MRI payudara, serta teknik lainnya masih kontroversi dan belum memiliki bukti ilmiah yang adekuat.[1-3,5]
Persiapan Pasien
Sebelum tindakan skrining kanker payudara, pasien harus mengisi informed consent setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan teknik prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan. Pilihan teknik pemeriksaan harus berdasarkan shared decision making, di mana pilihan ditentukan sendiri oleh pasien setelah mendapatkan informasi manfaat dan risiko, serta preferensi pribadinya.[1,2,15-18]
Pasien sebaiknya menggunakan baju/gaun khusus agar lebih nyaman dan mudah selama pemeriksaan. Menyertakan perawat wanita sebagai pendamping pemeriksaan, dan/atau pasien mengajak satu anggota keluarga terdekat untuk mendampingi, adalah persiapan dan pelaksanaan yang baik untuk pemeriksaan payudara.[1,2]
Anamnesis Sebelum Tindakan
Riwayat klinis harus ditanyakan untuk mengidentifikasi faktor risiko, red flags dan mengetahui hasil pemeriksaan sebelumnya. Anamnesis secara detail juga untuk mengetahui perubahan payudara yang dikeluhkan pasien, di antaranya riwayat:
- Perubahan kulit payudara, seperti hiperemis dan tekstur seperti buah jeruk
- Perubahan bentuk puting susu, misalnya retraksi ke dalam atau hiperemis
Benjolan yang teraba atau terlihat, baik di payudara maupun di ketiak, subklavikula, dan infraklavikula
- Nyeri payudara, baik fokal atau general, dan konstan atau siklik
- Gatal area payudara
- Noda pada baju atau sprei yang menunjukkan nipple discharge spontan[1-5]
Peralatan
Skrining kanker payudara dengan pemeriksaan fisik, baik SADARI atau SADANIS tidak membutuhkan peralatan khusus. Namun, pada saat mengajarkan teknik SADARI pada pasien, mungkin diperlukan boneka dummy sebagai alat untuk latihan.[2,3]
Sedangkan pemeriksaan mamografi, USG, dan MRI payudara menggunakan alat pencitraan. Lengkap dengan tempat berbaring pasien pada pemeriksaan USG dan MRI payudara.[21-23]
Posisi Pasien
Posisi pasien saat SADARI sebaiknya berdiri atau duduk di depan cermin, tetapi dapat juga berbaring. Sedangkan posisi pasien untuk SADANIS dapat duduk atau berbaring.[2,3]
Posisi pasien saat mammografi adalah berdiri menghadap alat. Pada USG dan MRI payudara, posisi pasien adalah berbaring dengan kedua tangan diangkat ke atas kepala.[21-23]
Prosedural SADARI
Pada metode breast self examination atau pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pasien dilatih agar bisa melakukan pemeriksaan sendiri di rumah secara berkala tiap bulan, yaitu seminggu setelah akhir menstruasi atau hari ke-10 dari hari pertama haid. Sedangkan pada wanita pasca menopause, pemeriksaan dilakukan tiap bulan di waktu yang sama.[2-5]
Teknik pemeriksaan adalah:
- Berdiri atau duduk di hadapan cermin
- Lihat kesimetrisan payudara dan perubahan kulit (warna, bentuk, dan tekstur)
- Naikkan tangan ipsilateral ke atas kepala atau letakkan pada dahi
- Lakukan perabaan payudara menggunakan bantalan jari telunjuk, tengah, dan jari manis
- Lakukan gerakan memutar kecil, secara perlahan ke sekeliling areola, dan menjauhi areola
- Lakukan perabaan pada ketiak, supra klavikula, dan infra klavikula untuk mencari pembesaran kelenjar getah bening[2,5]
Prosedural SADANIS
Clinical breast examination atau pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dilakukan oleh dokter, bidan, atau petugas kesehatan lain yang terlatih. Pemeriksaan umumnya memerlukan waktu 5─10 menit per payudara.[2,8,9]
Teknik pemeriksaan adalah:
- Pasien duduk dengan meletakkan kedua tangan di pinggul dan membusungkan dada
- Inspeksi kedua payudara untuk menilai kesimetrisan serta perubahan kulit dan puting payudara, seperti dimple, retraksi nipple, nipple discharge, atau edema
- Jika pasien duduk maka posisi tenaga kesehatan saat palpasi payudara adalah di belakang pasien. Jika pasien berbaring maka tenaga kesehatan melakukan palpasi dari samping tempat tidur
- Letakkan tangan pasien ipsilateral pada dahi atau di atas kepala, agar jaringan payudara lebih rata
- Palpasi payudara dengan 3 jari telunjuk, yaitu bantalan jari telunjuk, tengah, dan manis. Lakukan palpasi memutar sekeliling areola, kemudian perlahan bergerak berputar ke lateral. Selain gerakan memutar, palpasi dapat dilakukan secara vertikal berurutan dari bagian ketiak ke arah medial payudara
- Palpasi daerah ketiak, supraklavikula, dan infraklavikula untuk pemeriksaan kelenjar limfe. Jika ditemukan limfadenopati, periksa ukuran, jumlah, konsistensi, dan apakah terasa nyeri saat diraba[2,8,9]
Prosedural Mamografi
Saat ini, mamografi masih banyak digunakan sebagai alat deteksi dini kanker payudara. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa skrining mamografi setiap tahun tidak secara signifikan menurunkan mortalitas akibat kanker payudara, bahkan berisiko overdiagnosis, hasil positif atau negatif palsu, ansietas pasien akibat hasil yang tidak akurat, serta paparan radiasi.[6,15,18]
Payudara diperiksa satu per satu, diposisikan diantara dua lempengan pada mesin mamografi. Kemudian payudara akan dikompres secara lembut selama sekitar 10 detik. Gambar jaringan payudara akan diambil dari sisi samping dan sisi atas. Waktu pemeriksaan biasanya kurang dari 30 menit.[20,21]
Payudara yang sebelumnya sudah dirasakan nyeri, dapat terasa lebih sakit pada saat penekanan, hal ini dapat diberitahukan kepada petugas operator mamogram untuk dapat dikurangi tekanannya.[20,21]
Prosedural USG Payudara
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara dilakukan langsung oleh dokter spesialis radiologi. Pasien diminta berbaring dengan kedua tangan ke atas kepala. Dokter akan menekan probe USG melingkupi semua area payudara, ketiak, supraklavikula, dan infraklavikula.[22]
Prosedural MRI Payudara
Pemeriksaan magnetic resonance image (MRI) menggunakan magnet dan gelombang radio untuk mengambil gambar jaringan. Pasien berbaring untuk masuk ke dalam alat MRI. Sebelum pemeriksaan, pasien harus melepaskan perhiasan, jam tangan, dan benda apapun yang bersifat metal. Alat elektronik termasuk telepon genggam tidak boleh dibawa serta dalam pelaksanaan MRI.[23]
Metode Skrining Kanker Payudara Lainnya
Metode lainnya yang masih kontroversi dan masih terus dilakukan penelitian ilmiah agar dapat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara adalah:
- Molecular Breast Imaging
- Digital Breast Tomosynthesis
- Breast Computed Tomography
- Computer-Aided Detection systems
- Biomarker Imaging
- Thermography[1,14,15]