Teknik Funduscopy
Teknik pemeriksaan funduscopy, atau ophthalmoscopy, terdiri dari pemeriksaan funduscopy secara langsung/direct ophthalmoscopy, dan pemeriksaan funduscopy secara tidak langsung/indirect ophthalmoscopy.
Pemeriksaan funduscopy secara langsung umumnya dapat dikerjakan oleh dokter umum, sedangkan pemeriksaan funduscopy secara tidak langsung dikerjakan oleh dokter spesialis mata atau oftalmologis.[4,5]
Persiapan Pasien
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam persiapan pasien adalah memberikan penjelasan mengenai tujuan pemeriksaan funduscopy, cara pemeriksaannya, risiko yang akan terjadi terkait pemeriksaan, serta efek samping bila menggunakan obat tetes mata midriatik ataupun sikloplegik. Hal ini sebagai bentuk informed consent.
Perlu dijelaskan kepada pasien kemungkinan rasa tidak nyaman karena efek cahaya yang diarahkan langsung pada mata pasien, serta posisi yang mungkin tidak nyaman untuk pasien dan pemeriksa saat prosedur dilakukan.
Apabila pasien menggunakan kacamata, misalnya pada gangguan refraksi, kacamata harus dilepas terlebih dahulu. Apabila pasien menggunakan lensa kontak, lensa kontak boleh tetap digunakan karena tidak akan mengganggu pemeriksaan.[2-4]
Tetes mata midriatik pilihan adalah tropicamide 0,5% karena dapat memberikan efek yang cepat. Efek dilatasi pupil mulai tampak setelah 15 menit pemberian, dan bertahan sampai 4 jam. Maksimum efek setelah 30 menit pemberian.[3]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan funduscopy secara langsung adalah direct ophthalmoscope. Pada direct ophthalmoscope, bagian depan terdapat indikator lensa dan juga lubang mata tempat pemeriksa melihat, sedangkan bagian belakang terdiri dari pengaturan lubang lensa dan bagian permukaan kaca.
Pastikan alat ophthalmoscope dapat menyala dengan sempurna, dan perhatikan apakah lubang lensa sudah terbuka karena beberapa ophthalmoscope memiliki penutup pada bagian lubang lensanya.[2,5,8,9]
Gambar 1. Direct Ophthalmoscope (kiri); Lensa 20 D untuk Indirect Ophthalmoscopy (kanan). Sumber: Shutterstock, 2022
Pemeriksaan funduscopy tidak langsung menggunakan alat indirect ophthalmoscope dilengkapi lensa 20 dioptri. Bila dokter mata menggunakan slit lamp maka diperlukan lensa 90 dioptri.[2,5,8,9]
Selain itu, bila diperlukan obat tetes midriatik atau sikloplegik, dapat digunakan tetes mata tropicamide 0,5%, cyclopentolate 1%, fenilefrin 10%, atau atropin 1%. Fenilefrin biasa digunakan pada pasien anak, lansia, dan pasien dengan riwayat penyakit jantung. Atropin tersedia juga bentuk salep yang biasa digunakan untuk pasien anak karena absorbsi sistemik nya rendah.[4,9]
Posisi Pasien
Posisi pasien duduk tegak seperti biasa dengan kaki tidak lipat, sejajarkan mata pasien dengan mata pemeriksa. Pandangan pasien lurus ke depan. Pastikan saat melakukan funduscopy secara langsung, posisi pemeriksa dan pasien harus berdekatan. Pipi pemeriksa hampir bertemu dengan pipi pasien agar lapang pandang pemeriksaan semakin luas.[2,5,8]
Prosedural
Saat melakukan pemeriksaan funduscopy, baik direct maupun indirect, redupkan lampu tempat pemeriksaan atau periksa dalam pencahayaan netral agar dilatasi pupil pasien bisa maksimal.[2,4]
Sebelum melakukan pemeriksaan, pemeriksa menentukan suatu titik/objek tertentu yang berada di belakang pemeriksa, jarak sekitar 1 meter, lalu pasien diminta untuk fokus melihat ke objek tersebut selama pemeriksaan berlangsung.[2,4]
Gambar 2. Funduscopy mata kanan: diskus optikus (1); vena retina (2); arteri retina yang menyebar dari sentral (3); dan makula (4). Makula merupakan daerah gelap lateral dari diskus atau sisi temporal mata, sedangkan fovea adalah area asterisk sekitar makula. Sumber: Openi, 2016
Prosedur Direct Fundoscopy
Pada prosedur pemeriksaan funduscopy secara langsung, menggunakan direct ophthalmoscope, perlu diingat untuk selalu memeriksa mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, dan gunakan tangan kanan untuk memegang alat. Sebaliknya, memeriksa mata kiri pasien dengan mata kiri pemeriksa, dan gunakan tangan kiri untuk memegang alat.
Selain itu, Pemeriksa boleh menggunakan ibu jari tangan kontralateral untuk mengangkat kelopak mata pasien, sehingga mata pasien tidak akan menutup saat pemeriksaan. Selama pemeriksaan, jangan melakukan percakapan selama pemeriksaan, agar visualisasi ke retina tidak hilang.[2,4]
Gambar 3. Teknik Funduscopy dengan Direct Ophthalmoscope. Sumber: Shutterstock, 2022
Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan sebagai berikut:
- Pegang alat direct ophthalmoscope dekatkan pada mata pemeriksa dan menempel pada tulang pipi
- Nyalakan lampu opthalmoscope dan putar diopter pada angka 0 untuk memulai pemeriksaan, walaupun ada beberapa literatur yang mengatakan bisa diputar ke angka 10 pada awal pemeriksaan
- Mulailah pemeriksaan dengan mengarahkan cahaya ke arah temporal +15 derajat, dengan jarak 30 cm antara mata pasien dengan mata pemeriksa. Hal pertama yang perlu dilihat adalah pantulan refleksi cahaya berwarna merah/red reflex
- Setelah menemukan red reflex, mata pemeriksa dan alat bergerak mendekat ke arah mata pasien sambil memutar diopter bertahap dari angka 10 ke angka 0, hingga gambaran retina terlihat fokus. Pertahankan posisi alat sedekat mungkin pada mata pasien supaya dapat memaksimalkan lapang pandang bagi pemeriksa
- Karena direct ophthalmoscope hanya menampilkan sebagian kecil bagian dari retina, arahkan alat secara perlahan ke keempat kuadran dari retina. Temukan dan telusuri pembuluh darah retina, hingga menemukan diskus optikus
- Diskus optikus terletak pada posisi +15 derajat ke arah nasal dan tampak berwarna jingga.
- Struktur yang juga dinilai pada retina adalah fovea yang bertanggung jawab untuk ketajaman visual. Letak fovea berada ke arah temporal dan sedikit inferior dari diskus optikus, dikelilingi oleh daerah berpigmentasi yang lebih gelap yang kita kenal sebagai makula
- Setelah itu, periksalah semua kuadran dari retina, mengikuti alur pembuluh darah, menjauhi dan mendekati optic disc. Pemeriksa dapat meminta pasien untuk melihat ke arah tertentu agar mudah mengevaluasi semua kuadran retina. Contohnya apabila pemeriksa ingin memeriksa bagian kuadran kanan atas dari retina, mintalah pasien untuk melihat ke arah kanan atas[2,4]
Ada metode yang cukup mudah untuk mengalokasi makula, yaitu dengan cara meminta pasien melihat langsung ke cahaya dari alat ophthalmoscope. Dengan cara tersebut refleks fovea dapat dinilai. Akan tetapi, penyinaran langsung pada fovea akan menyebabkan rasa tidak nyaman kepada pasien, sehingga dianjurkan untuk melakukannya di akhir pemeriksaan funduskopi.[2,4]
Prosedur Indirect Fundoscopy
Prosedur pemeriksaan funduscopy secara tidak langsung, menggunakan alat indirect ophthalmoscope, sebagai berikut:
- Setelah pasien diposisikan dengan jarak satu lengan dengan pemeriksa, letakan alat direct ophthalmoscope pada mata pemeriksa. Jangan lupa sesuaikan diopter lensa opthalmoscope dengan koreksi mata pemeriksa
- Letakkan lensa 20 dioptri di depan mata pasien yang akan diperiksa
- Sesuaikan jarak lensa 20 dioptri dengan mata pasien untuk fokus memvisualisasi retina
- Untuk memperbesar visualisasi, pemeriksa bisa mendekatkan posisinya ke arah pasien atau mendekati lensa 20 dioptri ke arah pemeriksaan, kemudian menjauhi pasien untuk memperluas pandangan
- Mintalah pasien untuk melihat ke berbagai arah sehingga seluruh area di retina dapat diperiksa. Misalnya, apabila hendak memeriksa daerah atas retina, mintalah pasien untuk melihat ke atas[5,9]
Gambar 4. Teknik Funduscopy dengan Indirect Ophthalmoscope. Sumber: Shutterstock, 2022
Follow up
Pemeriksaan funduscopy akan memberikan gambaran red reflex, kelainan retina maupun retina normal, serta diskus optikus.
Red Reflex
Red reflex atau pantulan refleksi cahaya berwarna jingga kemerahan, yaitu refleksi cahaya dari retina. Bila pada pemeriksaan fundus red reflex tidak ditemukan atau berkurang, berarti terdapat kelainan pada aksis visual, seperti gangguan pada lensa yang disebabkan katarak, atau gangguan pada vitreus humor karena perdarahan vitreus atau infeksi.[2,7,10,11]
Diskus Optikus
Pemeriksaan diskus optikus yang berwarna lebih pucat dari sekitarnya, terdapat struktur yang lebih terang berwarna optic cup. Area ini adalah tempat keluarnya serabut saraf retina dan membentuk nervus optikus.
Pada penyakit hipoplasia diskus akan tampak nervus berwarna keabuan atau pucat, dikelilingi bercak peripapiler kekuningan dan dibatasi dengan lingkaran hiperpigmentasi atau hipopigmentasi, disebut gambaran double ring.[2,7,10,11]
Kelainan Fovea dan Retina
Pada kelainan fovea, dapat ditemukan central retinal artery occlusion akan ditemukan gambaran cherry red spots. Sedangkan, contoh kelainan retina adalah ablatio retina, di mana pada lesi di perifer dapat tetap memberikan gambaran red reflex. Sedangkan pada ablatio daerah makula, pasien tidak dapat melihat cahaya langsung dari alat ophthalmoscope.
Papilledema juga dapat ditemukan, terutama pada peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Papilledema terjadi akibat pembengkakan lapisan serabut saraf, perdarahan peripapiler, kongesti vena, maupun kebocoran diskus. Pseudopapilledema dapat dicurigai bila ditemukan pulsasi vena spontan, drusen pada diskus, atau myelinasi serabut saraf.[2,7,10,11]
Pembuluh Darah Retina
Pembuluh darah pada retina, terdiri dari arteri dan vena, di mana struktur pembuluh darah vena lebih tebal dan lebih gelap daripada arteri. Gambaran retina pada penderita retinopati hipertensi dan retinopati diabetik, adalah ditemukan dot-blot hemorrhage, cotton-wool spots, neovascularization, dan copper wiring appearance.[2,7,10,11]
Rasio Optic Cup dan Optic Disc
Rasio optic cup terhadap optic disc normal adalah 0,3. Rasio diukur berdasarkan perbandingan diameter optic disc terhadap diameter optic. Perubahan ratio optic cup terhadap optic disc dapat disebabkan karena kelainan glaukoma, edema papil, neuritis optik, atau anterior ischemic optic neuropathy.[2,7,10,11]
Gambar 5. Gambaran Papilledema. Sumber: Jonathan Trobe, M.D, Wikimedia Commons, 2011
Gambar 6. Gambaran Retina pada Penderita Retinopati Hipertensi dan Retinopati Diabetik.
Gambar 7. Gambaran Kelainan Fovea pada Central Retinal Artery Occlusion. Ditemukannya gambaran cherry red spots. Sumber: Wikimedia Commons, 2019
Gambar 8. Gambaran Ablasio Retina.
Pemeriksaan pada Kondisi Khusus
Pemeriksaan funduscopy pada anak kecil dapat menggunakan beberapa alat seperti alfonso speculum, flynn scleral depressor, portable slit lamp, serta lensa 28 dioptri atau 30 dioptri. Pemeriksaan pada anak kecil dapat menggunakan obat tetes midriatik atau sikloplegik seperti kombinasi antikolinergik cyclopentolate HCl 0,2% dan adrenergik fenilefrin HCl 0,1%.
Bila belum memberikan dilatasi yang adekuat, dapat ditambahkan fenilefrin 2,5% atau cyclopentolate 1%. Usahakan anak dalam keadaan tenang. Gunakan mainan atau objek berwarna warni, video kartun untuk mengalihkan dan menenangkan pasien.[7,13]
Apabila pemeriksaan tidak dapat berlangsung dengan baik, tetapi ada kecurigaan kelainan yang sangat membutuhkan pemeriksaan funduscopy, maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan dengan menggunakan anastesi.[7,13]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli