Pedoman Klinis Pemeriksaan Sistem Motorik
Pedoman klinis pemeriksaan sistem motorik mencakup cara inspeksi, cara palpasi, cara memeriksa gerakan, dan cara memeriksa kekuatan otot. Dokter dianjurkan untuk selalu memeriksa sisi sehat terlebih dahulu baru memeriksa sisi sakit untuk perbandingan. Poin-poin penting yang perlu diperhatikan oleh dokter adalah sebagai berikut:
- Inspeksi harus melihat postur, gait, massa otot, serta ada tidaknya gerakan involunter yang tidak terkendali
- Palpasi harus menilai apakah tonus otot normal, hipotoni, atau hipertoni, serta menilai ada tidaknya nyeri saat palpasi
- Pemeriksaan gerakan dibedakan menjadi pemeriksaan gerakan pasif dan aktif. Sebaiknya, lakukan pemeriksaan pasif terlebih dahulu baru pemeriksaan aktif
- Penilaian kekuatan otot dilakukan dengan skala 0–5. Semakin kecil angka maka semakin lemah kekuatan otot. Sebaliknya, semakin besar angka maka semakin besar kekuatan otot[9,10]
Pemeriksaan sistem motorik dilakukan sesuai kondisi pasien, yakni hanya pada otot atau anggota gerak yang mempunyai keluhan. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien berdiri, duduk, atau berbaring bila pasien tidak dapat berdiri atau duduk.[9,10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur